SAMPANG - Jumat, (21/07/2023). Kelompok 987 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya, dengan dukungan dari ibu-ibu PKK Desa Apaan, Kecamatan Pangarengan, Sampang, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi "Pengolahan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Barang Bernilai Guna". Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi tersebut diselenggarakan di rumah Kepala Desa Apaan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada warga Desa Apaan khususnya ibu-ibu PKK tentang bahaya membuang minyak jelantah sembarangan dan juga cara mengolah minyak jelantah menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna.
         Minyak jelantah seperti yang sudah diketahui, merupakan minyak yang telah digunakan untuk menggoreng selama lebih dari 2 kali dan tergolong menjadi salah satu limbah cair yang sumbernya paling banyak berasal dari rumah tangga. Masyarakat Desa Apaan, berdasarkan survei, diketahui membuang minyak jelantah tersebut secara cuma-cuma tanpa adanya pengelolaan. Pembuangan minyak jelantah ke saluran air dan juga tanah dalam jangka waktu panjang dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan. Padahal, minyak jelantah dapat disulap menjadi barang bernilai guna contohnya sabun cuci.
        Kegiatan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Barang Bernilai Guna ini diawali dengan sosialisasi terlebih dahulu kepada ibu-ibu PKK Desa Apaan mengenai bahaya minyak jelantah dan juga cara mengolah minyak jelantah menjadi barang berguna. Setelah sosialisasi, kegiatan inti yakni para Mahasiswa MMD 987 Universitas Brawijaya mempraktekkan secara langsung proses pembuatan sabun dari minyak jelantah tersebut di depan para ibu-ibu PKK yang hadir.
          Penanggung jawab dari program kerja kelompok 987 ini adalah salah satu mahasiswi Universitas Brawijaya, Salsabila Aurellia Rahman yang juga berperan sebagai pemateri dalam sosialisasi yang diadakan tersebut. Menurut Salsa, warga Desa Apaan terutama ibu-ibu harus mengetahui cara pengolahan minyak jelantah ini sebagai langkah untuk mengurangi limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Bahan dan Alat yang digunakan juga tergolong mudah didapat di pasar online maupun offline.
         "Warga Desa Apaan sudah seharusnya mengetahui cara pengolahan limbah minyak jelantah ini demi kesehatan lingkungan dan juga kesehatan keluarga mereka sendiri." ujar Ibu Titin, salah satu perwakilan dari Puskesmas Pangarengan yang juga hadir dalam kegiatan sosialisasi.
          Adanya kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini diharapkan dapat memberi pengetahuan akan manfaat limbah tersebut menjadi barang berguna seperti sabun dan meningkatkan kesadaran warga Desa Apaan akan dampak buruk minyak bekas atau minytakk jelantah yang dibuang secara langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H