Mohon tunggu...
SALSABILA AMIRA NOVIANTI
SALSABILA AMIRA NOVIANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Saya seorang mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Budaya dan Politik dalam Pembentukan Sruktur Sosial

2 Desember 2024   18:42 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:45 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Struktur sosial yang dibentuk oleh interaksi antara budaya dan politik dapat menciptakan ketidakadilan yang signifikan. Ketika masyarakat menyadari dinamika kekuasaan ini, mereka memiliki potensi untuk berperan aktif dalam mempromosikan perubahan sosial. Kesadaran ini mendorong individu untuk menuntut hak-hak mereka melalui advokasi dan aksi kolektif.

    Gerakan sosial sering kali muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan yang dirasakan  oleh masyarakat. Dengan mengorganisir diri dan menyuarakan tuntutan mereka secara kolektif, individu dapat mempengaruhi kebijakan publik dan mendorong perubahan positif dalam struktur sosial. Contoh nyata adalah gerakan feminis yang berjuang untuk kesetaraan gender atau gerakan lingkungan hidup yang menuntut perlindungan terhadap sumber daya alam.

      Opini yang mendalam tentang bagaimana budaya dan politik saling berinteraksi untuk membentuk struktur sosial dalam masyarakat. Penulis dengan jelas menunjukkan bahwa kekuasaan bukan hanya bersifat struktural, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh norma dan nilai budaya yang ada. Hal ini sangat relevan, terutama dalam konteks masyarakat yang beragam, di mana berbagai identitas dan tradisi dapat saling berinteraksi dan terkadang bertentangan.

     Penjelasan tentang bagaimana budaya membentuk pemahaman individu dan kelompok mengenai kekuasaan adalah poin yang sangat menarik. Penulis berhasil menyoroti bahwa meskipun budaya sering kali memperkuat hierarki sosial, ia juga dapat berfungsi sebagai alat perlawanan. Ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara budaya dan kekuasaan, di mana seni dan tradisi dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan.

      Analisis mengenai peran politik dalam distribusi kekuasaan juga sangat penting. Penulis mencatat bahwa meskipun sistem demokrasi seharusnya memberi suara kepada rakyat, praktik politik sering kali tidak mencerminkan ideal tersebut. Ini adalah pengingat yang kuat akan perlunya partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat, terutama kelompok marginal, untuk memastikan bahwa suara mereka didengar.

      Poin mengenai interaksi antara budaya dan politik sangat relevan dalam konteks perubahan sosial. Contoh gerakan sosial yang berakar dari nilai-nilai budaya memberikan gambaran konkret tentang bagaimana perubahan kebijakan dapat terjadi melalui mobilisasi masyarakat. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan nilai-nilai budaya dapat menjadi pendorong bagi perubahan positif dalam kebijakan publik.

      Kesadaran masyarakat tentang dinamika kekuasaan yang dibahas dalam dokumen ini adalah kunci untuk mempromosikan keadilan sosial. Penulis menekankan pentingnya advokasi dan aksi kolektif sebagai cara untuk melawan ketidakadilan. Ini menunjukkan bahwa individu tidak hanya sebagai penerima pasif dari kebijakan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun