Mohon tunggu...
Salsabila Adiyanti
Salsabila Adiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) oleh Mahasiswa Kampus Mengajar di SMP Nusantara Kendari

6 Februari 2023   01:10 Diperbarui: 6 Februari 2023   09:43 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca merupakan kemampuan dasar yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup seseorang di masyarakat. Melalui membaca, seseorang dapat memperoleh informasi, pengetahuan, hiburan, dan pengalaman baru. Membaca juga dapat membantu seseorang dalam mengembangkan imajinasi, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan berbahasa. Jika seseorang terbiasa membaca terus-menerus setiap hari, maka secara perlahan akan tumbuh dalam diri mereka perasaan ingin tahu. Jika perasaan ini mendapat dorongan yang kuat di dalam hati, maka akan tumbuh sebuah minat. Secara sederhana, melalui kegiatan membaca, seseorang dapat memperoleh pesan atau memahami makna yang terdapat dalam bacaan.

Berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia berada di urutan kedua dari bawah terkait literasi dunia, yang berarti minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, hanya 0,001 persen, artinya hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang memiliki minat dalam membaca. Menurut survei Program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia berada di peringkat ke 62 dari 70 negara dengan tingkat literasi yang rendah, yang berarti Indonesia adalah salah satu dari 10 negara dengan tingkat literasi terendah.

Berdasarakan data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), penurunan minat baca masyarakat di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara terjadi akibat beberapa pengaruh, seperti fasilitas sarana di perpustakaan yang kurang memadai, koleksi buku yang kurang lengkap, serta jarak antara sumber bacaan dengan masyarakat sangat sulit. Selain itu, kurangnya pembiasaan kegiatan membaca yang dilakukan oleh sekolah kepada siswa juga dapat menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat. Ketika siswa tidak terbiasa membaca, maka pudarnya ketertarikan dalam membaca di kemudian hari.

Di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara terdapat beberapa sekolah yang memiliki siswa dengan minat baca yang rendah, salah satunya adalah SMP Nusantara Kendari. Ada dua penyebab utama kurangnya minat baca siswa di SMP Nusantara Kendari, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari (1) kemampuan baca yang kurang, (2) motivasi yang rendah, (3) tidak menyisihkan waktu untuk membaca, (4) hanya membaca buku karena diperintah oleh guru, dan (5) jarang mencari bahan bacaan. Faktor eksternal terdiri dari (1) perpustakaan yang belum mendukung, dan (2) keterbatasan buku/bahan bacaan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan minat baca siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah-sekolah di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengembangkan budaya literasi di sekolah. Selain itu, Kemendikbud juga meluncurkan program Kampus Mengajar yang melibatkan mahasiswa perguruan tinggi untuk mengajar di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Mahasiswa yang terlibat akan mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah dan juga membuat program-program sendiri yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dan minat baca.

Melalui program ini, enam mahasiswa dengan instansi yang berbeda, salah satunya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang terpilih untuk melaksanakan program Kampus Mengajar di SMP Nusantara Kendari memiliki kesempatan lebih untuk menjadi fasilitator dalam melaksanakan program Gerakan Literasi Sekolah di SMP Nusantara Kendari. Beberapa implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam upaya meningkatkan minat baca siswa di sekolah tersebut antara lain: (1) membuat program kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran, (2) menambah buku bacaan di perpustakaan sekolah, (3) membuat mading di setiap kelas, (4) menyelenggarakan program pembuatan karya kreatif berbahasa inggris, dan (5) memberikan bimbingan belajar membaca bagi siswa yang belum lancar dalam membaca.

Bentuk kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diadakan secara rutin setiap hari dengan tujuan untuk membiasakan siswa membaca. Selama 15 menit, seluruh siswa dilibatkan dalam kegiatan membaca dan diberi kesempatan mengulas bacaan yang telah mereka baca. Mahasiswa juga berupaya untuk menambah buku bacaan di perpustakaan dengan mengajukan proposal kepada donator buku. Selain itu, mahasiswa juga membuat mading di setiap kelas untuk mengapresiasi hasil karya siswa dari berbagai mata pelajaran. Mahasiswa juga menyelenggarakan kegiatan pembuatan karya kreatif yang terkait dengan mata pelajaran dan menampilkan hasil karya tersebut di mading kelas. Serta mahasiswa menyelenggarakan bimbingan belajar membaca bagi siswa yang kurang lancar membaca guna membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan minat baca siswa.

Implementasi mahasiswa Kampus Mengajar pada program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di sekolah dapat memiliki pengaruh positif terhadap minat baca siswa dan sekolah. Dengan program-program yang dibuat oleh mahasiswa Kampus Mengajar pada siswa SMP Nusantara Kendari, siswa dapat memperoleh kegemaran membaca dan menemukan bahan bacaan sesuai dengan minat mereka, peningkatan kemampuan membaca siswa, siswa terlatih untuk memahami dan menganalisis teks yang dibaca, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta bernalar, dan siswa terlatih untuk memperluas kosakata dan penggunaan Bahasa yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.

Pengaruh implementasi mahasiswa Kampus Mengajar bagi guru di SMP Nusantara Kendari berupa pertama, guru dapat meningkatkan kompetensi dalam mengelola kelas dan membimbing siswa, guru akan terbiasa melakukan kegiatan literasi secara terstruktur dan sistematis sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca siswa dan minat baca. Kedua, GLS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP Nusantara Kendari, guru lebih menyenangkan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Ketiga, GLS dapat meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah, dengan adanya program GLS, sekolah lebih sering melakukan kegiatan membaca sehingga dapat meningkatkan jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sekolah.

 Dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilakukan oleh mahasiswa Kampus Mengajar dapat memiliki pengaruh positif terhadap minat baca dan prestasi belajar siswa SMP Nusantara Kendari. Program ini memfokuskan pada peningkatan minat baca siswa dan budaya literasi di sekolah. Melalui program ini, siswa akan memperoleh kegemaran membaca, meningkatkan kemampuan membaca, berpikir kritis, dan kemampuan berbahasa. Guru juga akan meningkatkan kompetensi mereka dalam membimbing siswa dan melakukan kegiatan literasi. Sehingga Implementasi ini akan membantu dalam meningkatkan minat baca siswa dan prestasi belajar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun