Mohon tunggu...
Salsabila
Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Communication Student

Some ways of self development include simple tasks such as reading a book, trying something new, meditating, or even getting up early. For me, writing is my genuine enthusiasm.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

5 Rekomendasi Buku Self Development, Gen Z Wajib Baca!

2 September 2022   23:59 Diperbarui: 3 September 2022   00:01 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self development bisa menjadi hal yang rumit pada awalnya, tetapi jika Anda menerimanya dan bertahan dengan proses untuk jangka panjang, maka itu akan menghasilkan imbalan yang besar. Self development atau perkembangan diri adalah tentang perubahan, entah perubahan habit, sifat, karakter, ataupun penampilan fisik. Mengubah diri sendiri adalah sebuah proses panjang yang tidak akan pernah berakhir. Berikut adalah daftar buku-buku yang akan menjadi titik awal yang bagus untuk perjalanan Anda.

1. Filosofi Teras 

Stoikisme, atau Filosofi Teras, adalah filsafat Yunani atau Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi up and down dalam kehidupan. Buku yang well-written dan ditulis pakai riset ini jauh dari kesan filsafat yang berat dan merambang-ambang, buku ini justru bersifat sederhana dan relevan dengan kehidupan Generasi Milenial dan Gen Z pada masa kini. Highly recommended untuk Anda yang mudah khawatir akan banyak hal.

2. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Buku karya Mark Manson ini menjelaskan tentang esensi agar Anda menjadi lebih kuat dan lebih bahagia. Di dalamnya, Anda akan mendapatkan pemahaman tentang sumber kekuatan yang paling nyata, yaitu mengetahui batasan-batasan yang ada dalam diri dan menerimanya. Sehingga Anda mampu menghadapi realita dan mulai menemukan keberanian yang selama ini Anda cari. Term "bodo amat" yang dimaksud Mark di buku ini bukan anjuran untuk tidak peduli terhadap semua hal yang terjadi, tetapi soal memilih apa yang ingin Anda pedulikan. Buku ini bukan untuk membantu Anda berpikir positif atau bersikap optimis, melainkan membantu Anda melihat diri dan peristiwa di sekitar Anda yang seutuhnya, secara realistis.

3. Rich Dad Poor Dad

Rich Dad Poor Dad adalah buku tahun 1997 yang ditulis oleh Robert T. Kiyosaki dan Sharon Lechter. Buku ini berisi tentang pentingnya Financial independent dan membangun kekayaan melalui investasi dalam aset, investasi real estate, memulai dan memiliki bisnis, serta meningkatkan kecerdasan finansial seseorang. Judul Rich Dad Poor Dad adalah analogi perbandingan dua karakter ayah dengan menyebut "Ayah kaya" dan "Ayah miskin". Penggunaan kata "kaya" dan "miskin" sebetulnya tidak selurus kelihatannya karena ada kalimat didalam buku yang bertuliskan "Masalahnya Ayah Kaya belum sungguh-sungguh kaya dan Ayah Miskin tidak sungguh-sungguh miskin. Keduanya baru merintis karir dan keduanya mengalami pergulatan dalam hal uang dan keluarga. Namun mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang uang." Kunci memahami bagian ini adalah pada kalimat terakhir pada kutipan diatas. Perspektif tentang uang itulah yang menjadi pembeda utama bagi keduanya.

4. Atomic Habits

"Proses membangun kebiasaan dapat dibagi menjadi empat langkah sederhana: mendapatkan petunjuk (cue), menumbuhkan gairah (craving), menanggapi (response), dan menikmati hasil (reward)."

Atomic Habits yang ditulis oleh James Clear ini menjelaskan tentang bagaimana perubahan kecil mampu memberikan dampak yang besar. Buku ini berisi tentang kebiasaan-kebiasaan kecil yang mampu mengubah hidup seseorang. Jika Anda mengalami kesulitan untuk mengubah kebiasaan, masalahnya bukan pada diri Anda, tetapi sistem yang Anda terapkan. Meskipun begitu, selalu ada cara yang bisa dipilih untuk menciptakan hidup yang lebih baik dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif. Buku ini sangat kompatibel bagi Anda yang selama ini selalu kesulitan dalam upaya mengubah kebiasaan.

5. Thinking, Fast and Slow

Thinking, Fast and Slow karya Daniel Kahneman ini menjelaskan tentang pembagian sistem pikiran manusia melalui narasi yang sederhana. Sistem pertama adalah cepat, intuitif, dan emosional. Sistem kedua yaitu lebih lambat, lebih deliberatif, dan lebih logis. Daniel Kahneman mengungkap kesalahan bias dalam berpikir cepat, dan juga mengungkapkan pengaruh kesan intuitif yang meresap pada pikiran dan perilaku manusia. Keduanya dijelaskan secara singkat dan jelas dalam analisis yang intens. Tujuannya yaitu untuk memperoleh pemanfaatan yang proporsional antara dua pemikiran tersebut untuk mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

Itulah beberapa buku self development yang bagus untuk menjadi langkah awal perjalanan Anda sampai menjadi versi diri yang terbaik. Tetapi tentu hal ini tidak akan terlepas dari niat dan langkah dari dalam diri Anda sendiri untuk berubah. Selamat membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun