Mohon tunggu...
Salsabila Aden
Salsabila Aden Mohon Tunggu... Mahasiswa - mlg

Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sosial Emosional pada Anak Usia Dini

22 September 2021   05:54 Diperbarui: 22 September 2021   06:04 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warrahimatullahi wabarakatuh, Hai teman teman. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga sehat-sehat dan selalu dalam lindungan-Nya. Di artikel pertama saya, saya akan membahas tentang "Perkembangan Sosial Emosional", silahkan dibaca dan dicermati.

Anak adalah individu kecil yang memiliki potensi dan masih perlu menyadari potensinya dikembangkan. Anak-anak memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda, untuk orang dewasa, mereka selalu positif, energik, antusias dan ingin tahu. 

Dalam hal apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan, mereka tampaknya tidak memilikinya. 

Telah dijelajahi dan dipelajari. Anak-anak egois dan memiliki keinginan. Secara ilmiah dikenal sebagai makhluk sosial, unik, penuh fantasi, Rentang perhatiannya pendek, yang merupakan periode paling menjanjikan.

Pendidikan taman kanak-kanak adalah sejenis pendidikan bantu anak-anak berkembang secara menyeluruh. Terutama aspek sosial dan emosional, karena pada kenyataannya sering ditemukan. 

Masalah sosial-emosional, pentingnya pembangunan sosial. Karena masalah yang semakin kompleks, masalah emosional pada anak usia dini. 

Berputar di sekitar kehidupan anak. Ini termasuk perkembangan emosional dan Kehidupan sosial anak tidak selalu stabil. 

Dahulu kala, seorang anak bisa melakukan penyesuaian yang baik dan benar di lingkungan yang dimasukinya, namun terkadang mereka menemui kesulitan atau bahkan gagal berinteraksi dan bertindak dalam lingkungan sosialnya.

Perkembangan emosional anak adalah salah satu bentuk tahap tumbuh kembang anak untuk berinteraksi dan beradaptasi terhadap orang atau lingkungan sekitarnya.

Menurut Hurlock, perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku yang sesuai dengan  tuntutan sosial, dimana perkembangan emosional adalah suatu proses dimana anak melatih rangsangan-rangsangan sosial terutama yang didapat dari  tuntutan kelompok serta belajar bergaul dan bertingkah laku.

Berdasarkan hasil pengamat antar dahulu peneliti pada saat belajar mengajar dimulai peneliti menemukan beberapa anak yang bersedia berbagi sesuatu dengan temannya seperti, berbagi pensil, penghapus, penggaris untuk menggambar. 

Begitupun pada saat istirahat peneliti menemukan beberapa anak yang belum bersedia berbagi dengan temannya seperti, anak-anak yang tidak ingin berbagi makanan saat jam istirahat, anak-anak yang tidak peduli terhadap temannya yang sedang membutuhkan bantuan, anak-anak yang tidak bersedia meminjami alat tulis. 

Bagaimana cara orang tua mengembangkan sosial emosional anak usia dini?

JadilahContoh buat Si Kecil.

Berdasarkan cara cara diatas cara pertama yaitu menjadi contoh untuk si kecil maksudnya memberikan conroh yang baik. Contohnya seperti mengajarkan mereka cara beribadah, mengajarkan berterimakasih dan meminta maaf, mengajarkan sopan santun, mengajarkan cara menghormati orang yang lebih tua dan banyak hal baik lainnya.

Ajak Bermain dengan Teman Sebaya

Cara kedua, mengajak bermain dengan teman sebaya maksudnya kita mengajak anak untuk bermain dengan teman yang seumuran dengan dia agar anakbisabersosialisasi dan mengenalemosianakseumuran dia.

Ajari untuk Berbagi

Cara ketiga mengajarkan berbagi misalnya kita sebagai orang tua mengajak anak mengumpulkan baju ataumainan yang sudah tidak digunakan lalu diberikan kepada yang membutuhkan,setelah itu berikan pujian kepada anak

Bercerita dan Membaca Dongeng

Cara keempat bercerita dan mendongeng, maksudnya dengan bercerita kita tidak perlu menuntun bagaimana anak harus berperilaku, dengan begitu lama-lama anak akan mengerti dan menjadikan hal positif itu bagian dari dirinya.

Perkenalkan Si Kecil dengan Pengalaman Baru

Cara kelima, mengenalkan anak  dengan hal baru, dengan mengajak anak berpergian jauh atau bertamasya yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahun sosial anak. 

Mendidik emosional  anak sejak dini, karena dengan bertemu orang baru maka anak akan menjumpai beberapa kepribadian yang berbeda-beda agar anak dapat mengontrol emosionalnya dengan baik di lingkungan baru.

Hurlock (1993) perkembangan emosi terjadi sangat kuat pada usia 2,5-3,5 dan 5,5 -- 6,4 tahun.

1. Reaksi emosional anak sangat kuat, dan anak akan bereaksi terhadap kejadian dengan tingkat emosi yang sama. Semakin tua anak, semakin dia bisa mengendalikan emosinya.

2. Reaksi emosional akan terjadi pada saat yang diinginkannya dengan cara yang diinginkannya.

3. Emosional tidak stabil, menunjukkan reaksi spontan atau situasi nyata, dan anak sangat terbuka terhadap pengalamannya sendiri.

4. Reaksi emosional setiap orang berbeda-beda, pemicunya sama, tetapi reaksinya berbeda. Ini disebabkan oleh pemicu emosional

5. Keadaan emosi anak dikendalikan oleh gejala perilaku yang dimanifestasikan, sulit bagi anak untuk mengungkapkan emosi dengan kata-kata, dan mudah untuk mengenali emosi melalui perilaku yang ditampilkan.

Hurlock (1978) perilaku prososial yang umum terjadi pada diri anak :

1. Imitasi: si kecil akan cendeung menirukan peilaku orang dewasa

2. Persaingan: memiliki rasa ingin mengalahkan orang lain atau dia harus lebih dari orang itu

3. Kerjasama: mengerjakan suatu pekerjaan atau kegiatan bersama teman

4. Simpati: memiliki rasa iba dan sedih kepada orang lain

5. Empati: memposisikan dirinya seperti orang yang sedang sedih

6. Dukungan sosial: mendapat dukungan dari keluarga atau orang-orang disekitarnya

7. Berbagi: memberikan suatu barang atau hadiah untuk teman atau orang dewasa sebagai bentuk kepedulian

8. Perilaku akrab: memiliki hubungan yang dekat dengan anak seumurannya

Selain perilaku prososial anak juga memiliki perilaku anti sosial:

1. Negatif: Tindakan yang melanggar otoritas orang dewasa

2. Agresivitas: perilaku agresif ketika diganggu oleh orang lain

3. Perilaku pemberani: pertimbangkan semua barangnya

4. Pikirkan sendiri: peduli dengan keinginan Anda

5. Destruction: merusak atau menghancurkan sesuatu.

Kesimpulannya untuk menjadi orang tua tidak hanya menemani dia tumbuh tetpi juga harus terus memantau tumbuh kembang anak, salah satunya perkembangan dan pertumbuhn sosial emosionalnya dengan memperhatikan lingkungannya, adaptasinya, dan bagaimana anak berkomunikasi dst. Semoga artikel saya bermanfaat, Wassalamuualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun