Mohon tunggu...
Salsabila Aulia
Salsabila Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Singkat saja, PAHAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-isu Sosial Emosional di Sekolah Dasar

21 Januari 2025   18:46 Diperbarui: 21 Januari 2025   23:53 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari Bahas Isu-isu di Lingkungan Sekolah Dasar!!

Perundungan (Bullying)
Bullying atau perundungan adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan dilakukan berulang-ulang dengan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku perundungan dengan korbannya. Bullying bisa dilakukan dengan berbagai kategori, seperti bullying fisik, verbal, sosial, atau melalui media digital. Contoh dari perbuatan bullying yaitu, mengejek penampilan fisik seseorang, mengejek kemampuan akademik seseorang, mengejek status ekonomi keluarga seseorang, mengabaikan dan mengucilkan seseorang baik itu dalam urusan bermain atau belajar, mendorong seseorang dengan sengaja, serta merusak barang seseorang dengan sengaja.

Dampak dari Perbuatan Bullying
1. Rasa takut, rendah diri, cemas, depresi pada anak, dan bahkan napat berujung kepada menurunnya prestasi anak yang menjadi korban bullying tersebut.
2. Bagi pelaku bullying dampaknya bisa berupa munculnya perilaku agresif yang berkelanjutan hingga ke tingkat yang serius, sehingga menghilangkan rasa empati dan akan membuatnya kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang baik di masa yang akan datang.
3. Dampak lainnya bisa dirasakan oleh sekolah, dengan lingkungan belajar yang tidak baik maka akan mengganggu kesejahteraan seluruh siswa.

Cara Mengatasi Bullying
1. Membangun suatu program anti kekeran, seperti bullying di sekolah yang melibatkan para siswa, guru dan orang tua siswa.
2. Mengajarkan kan rasa empati terhadap seseorang melalui pembelajaran sosial emosional.
3. Mendukung dan mendorong anak-anak yang menjadi korban bullying untuk berani melaporkan para pelaku bullying tanpa perlu takut kepada mereka.

Masalah Disiplin
Masalah disiplin adalah masalah yang mencangkup tingkah laku anak yang menganggu proses belajar mengajar di kelas, seperti tidak datang tepat waktu ke kelas, berbicara di kelas tanpa izin, ataupun melanggar tata tertib sekolah lainnya. Contoh masalah disiplin adalah anak sering menganggu teman ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, anak tidak menyelesaikan tugas pada waktu yang telah ditentukan, anak berlari-lari di lorong kelas, dan anak yang berprilaku kasar terhadap guru, seperti berkata kasar atau menentang perkataannya.

Penyebab dari Masalah Disiplin
1. Kurangnya bimbingan dari orang tua tantang pentingnya berprilaku disiplin.
2. Anak-anak yang kesulitan dalam mengontrol emosinya, seperti frustasi atau perasaan bosan cenderung berprilaku tidak disiplin.
3. Adanya ganguan psikologis pada anak, sehingga membuat anak sulit dalam mengelola perilaku dan emosinya.

Dampak dari Masalah Disiplin
1. Dapat menganggu konsentrasi siswa dalam proses belajar di dalam kelas.
2. Menyebabkan guru kehilangan kendali dalam proses mengajarnya.
3. Membentuk perilaku negatif yang berkelanjutan pada anak.

Cara Mengatasi Masalah Disiplin
1. Menerapkan aturan yang jelas dan konsisten di dalam kelas.
2. Memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menanti peraturan yang ada.
3. Melakukan pendekatan yang individual kepada anak, untuk mengetahui penyebab dari perilakunya tersebut.
4. Menggenakan sanksi atau hukuman bagi anak-anak yang tidak bertanggung jawab dan suka melanggar aturan.

Interaksi Sosial di Kelas
Interaksi sosial adalah kemampuan siswa dalam berkomunikasi, menjalin hubungan positif, dan membangun hubungan kerjasama yang baik dengan teman sekelas. Namun, interaksi sosial di lingkungan sekolah dasar sekarang sering mengalami tantangan, seperti siswa yang kesulitan bekerja sama dengan temannya karena kurangnya empati dan kemampuan berbagi, perselisihan kecil antar siswa yang kemudian berkembang menjadi permusuhan, dan siswa pemalu akibat rasa cemas akan hubungan sosial, sehingga menghindari interaksi dengan teman sekelasnya.

Penyebab Masalah Interaksi Sosial
1. Kurangnya pemahaman dan pengalaman sosial di luar sekolah.
2. Anak tidak mampu dalam memahami sudut pandang orang lain atau anak dengan rasa empati yang kurang.
3. Adanya perbedaan latar belakang dan bahasa cenderung menjadi masalah yang menyebabkan kesalahpahaman.

Dampak dari Masalah Interaksi Sosial
1. Anak akan kesulitan membangun hubungan persahabatan yang baik.
2. Siswa yang domina memungkinkan untuk menguasai aktivitas kelompok, sementara yang pemalu akan menjadi pasif.
3. Munculnya ketengan di dalam kelas, sehingga memengaruhi suasana belajar.

Cara Mengatasi Masalah Interaksi Sosial
1. Mengajarkan anak keterampilan dalam hubungan sosial, seperti bagaimana cara memulai percakapan dengan seseorang atau bagaimana cara menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Mendorong anak melakukan kerja sama melalui tugas kelompok atau permainan anak.
3. Membantu anak yang pasif atau pemalu dengan cara memberikan mereka dukungan untuk berpartisipasi aktif dalam suatu kelompok.

Ketimpangan Sosial Ekonomi
Adanya perbedaan status sosial ekonomi di lingkungan masyarakat, sering kali memengaruhi hubungan sosial anak di sekolah. Contohnya, anak dari keluarga kurang mampu cenderung merasa rendah diri karena ketidakmampuannya dalam membeli seragam atau peralatan belajar yang baru dan adanya ketidakseimbangan dalam pembiayaan sekolah, hal ini berakibat pada perundungan anak karena adanya perbedaan status.

Dampak dari Ketimpangan Sosial Ekonomi
1. Munculnya rasa minder pada anak, sehingga menurunkan motivasinya dalam belajar.
2. Adanya pola pertemanan yang bersifat eksklusif berdasarkan status ekonomi.
3. Ketidaksetaraan pada kesempatan anak untuk berprestasi.

Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial Ekonomi
1. Mendorong budaya yang bersifat inklusif, yang dimana semua siswa mendapatkan perlakuan yang setara.
2. Melakukan pengurangan pada kegiatan sekolah yang memerlukan kontribusi finansial yang berlebih.
3. Mendukung anak yang secara ekonominya kurang mampu melalui program bantuan sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun