Tahap ini terjadi ketika anak berumur 1-2 tahun. Ketika masa ini anak mulai sadar bahwa orang lain adalah individu yang terpisah, akan tetapi ia masih belum sadar bahwa orang lain memiliki kebutuhan atau perasaan yang berbeda. Contohnya, ketika seorang teman sedih, anak akan menawarkan makanan favoritnya karena menganggap makanan yang membahagiakannya akan membahagiakan temannya juga.
3. Empati untuk Perasaan Orang lain
Tahap ini terjadi ketika anak berusia 2-10 tahun. Pada masa ini, anak mulai sadar dan mengerti bahwa emosi orang lain dapat berbeda dari emosi dirinya sendiri. Disini anak mulai merasakan perasaan simpati dan mencoba membantu orang lain berdasarkan kebutuhannya. Contohnya, seorang anak menghibur temannya dengan cara yang sesuai dengan situasi yang terjadi pada temannya, ia tidak akan menyelesaikan permasalah temannya sesuai dengan keinginan nya sendiri.
4. Empati terhadap Kondisi Hidup Orang Lain
Tahap ini terjadi ketika memasuki usia 10 tahun ke atas. Di sinilah anak mulai mampu memahami emosi yang lebih kompleks dan abstrak, termaksud rasa empati terhadap masyarakat ataupun suatu kelompok yang sedang mengalami kesulitan. Anak akan memiliki kesadaran moral dan keadilan sosial untuk membantu masyarakat. Contohnya, anak akan merasa sedih terhadap penderitaan suatu kelompok masyarakat yang sedang terkena bencana dan mencoba untuk membantu walaupun tidak mengenal kelompok masyarakat tersebut.
Mekanisme Empati Menurut Hoffman
1. Imitasi Afektif
Imitasi afektif adalah respon emosional yang secara otomatis ditunjukkan ketika melihat ekspresi emosional orang lain. Contohnya, menangis ketika melihat teman menangis.
2. Kondisi Klasik Asosiasi Emosi
Kondisi Klasik asosiasi emosi adalah sikap empati yang dipelajari melalui pengalaman yang mengasosiasikan perasaan tertentu dengan kondisi tertentu. Contohnya, merasa takut saat melihat seseorang yang tidak baik-baik saja karena ia pernah merasakan situasi yang sama dengannya.
3. Pengambilan Prespektif KognitifÂ