Mohon tunggu...
Salsabila PuteriMarchely
Salsabila PuteriMarchely Mohon Tunggu... Editor - just an ordinary student

Salsabila Puteri Marchely - SMAN 28 Jakarta - XI IPS 2 - 33

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Peper Towns"

8 Maret 2021   20:16 Diperbarui: 8 Maret 2021   20:41 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

John Green memiliki kekhasannya sendiri dalam menulis. Bisa dibilag, John Green ini semacam teenlit-nya Amerika. Jalan cerita dari karya-karya John Green juga bukanlah kisah cinta yang terlalu sentimentil. Justru terkadang ia lebih meninjolkan cerita petualangannya dibandingkan cerita cintanya. Ciri khas tersebut juga ia bawa pada Paper Towns kali ini. 

Sinopsis

Dalam novel ini dikisahkan ada seorang tokoh bernama Quentin Jacobsen. Quentin, atau yang akrab dipanggil Q, adalah seorang remaja sekaligus siswa SMA tingkat akhir di Orlando yang telah menghabiskan banyak waktunya untuk memperhatikan seorang gadis petualang cantik yang sebenarnya adalah tetangga dan teman masa kecilnya. Gadis tersebut bernama Margo Ruth Spiegelman. Sayangnya, Q hanya bisa memperhatikan dari kejauhan karena ia lebih memilih untuk tetap bertahan di zona nyamannya.

Iya, meski mereka pernah berteman sejak kecil, Q dan Margo memiliki karakter yang sangat bertolak belakang. Q adalah anak dari psikolog. Lahir dengan latar belakang berprofesi tersebut, membuatnya menjadi seseorang yang sangat terbuka dan tidak pernah menyembunyikan apapun kehadapan orang tuanya. Q bukanlah anak populer disekolahnya, ia juga merupakan anak yang selalu berada didalam zona nyaman dan enggan mencoba resiko baru. Sedangkan Margo adalah anak yang lahir dari orang tua narsitik, membuatnya terus mencari perhatian dan menjadi gadis terpopuler di sekolah, baik itu karena kecantikan, kecerdasan, maupun misteri yang ia punya. Memang, Margo adalah anak yang penuh dengan teka-teki, memiliki rasa penasaran tinggi, dan sangat misterius bagi Q.

Q bisa dibilang sangat terobsesi dengan Margo, sehingga ketika suatu malam Margo membuka jendela kamar dan memanjat ke dalam hidupnya, berpakaian seperti ninja dan memanggilnya untuk melakukan kegiatan rencana balas dendam yang cerdik, ia mengikutinya. Setelah malam berakhir, dan hari baru datang, Q tiba di sekolah untuk menemukan bahwa Margo, yang selalu menjadi teka-teki, kini telah menjadi misteri. 

Akan tetapi, Q segera mengetahui bahwa ada petunjuk yang ditinggalkan oleh Margo, dan pesan itu untuknya. Dari sinilah Q mulai berani keluar dari zona nyamannya yang selama ini ia tinggaku dan mulai berani mencoba sesuatu yang baru, dan berani berpetualang menjelajah dunia. Semakin ia menghubungkan petunjuk-petunjuk yang terputus itu, semakin dekat ia kepada tujuan, semakin jauh Q melihat Margo sebagai sosok gadis yang ia pikir ia kenal. 

Kelebihan Buku

Hal yang pertama kali terlintas setelah membaca novel ini adalah nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai tersebut yang diambil oleh saya salah satunya adalah sikap Q yang selalu terbuka dan mendengarkan orang tuanya. Ia juga tahu bagaimana harus menetapkan skala prioritasnya. Selain itu, novel ini juga menunjukan kegigihan Q dalam berusaha menemukan Margo, dimana ia tidak menyerah dan tetap konsisten yang akhirnya membuahkan hasil. 

Didalam novel ini juga dicerminkan dinamika-dinamika yang lumrah terjadi dalam persahabtan, mulai dari salah sangka, berbeda pendapat, ketidaksetiakawanan, memiliki kebiasaan aneh, masalah antara sahabat dan kekasih, dan lain-lain. Dalam novel ini ditunjukan bahwa kita semua tidak ada yang sempurna, namun yang terpenting menerima orang lain seutuhnya dan nantinya kita berubah bersama menjadi lebih baik. Novel ini mengajarkan kita untuk menikmati setiap momen dalam hidup kita. Selain nilai-nilai tersebut, masih banyak lagi yang bisa kita ambil dari novel ini, terutama banyak diambil dari ucapan Margo. 

Menurut saya, novel ini juga sukses dalam menggambarkan metafora kehidupan remaja yang sedang mencari jati diri, melampiaskan rasa penasarannya kepada dunia, dan semangat bergelora tanpa rasa takut. Sang penulis berhasil merangkai cerita dengan bahasa yang ringan dan khas anak remaja. Penulis juga berhasil membuat pembaca bisa mengimajinasikan bagaimana budaya atau kehidupan remaja Amerika, yang pastinya berbeda jauh dengan budaya kita di Indonesia. Novel ini berhasil membuat kita, para pembaca, merasa seperti mengikuti jejak Q kemanapun ia pergi mencari Margo. Kita seolah-olah ikut diajak melakukan road trip bersamanya. 

Novel ini juga menghadirkan banyak aksi-aksi yang dapat membuat kita tergelitik, mulai dari kebiasaan aneh tiap tokoh, ataupun aksi jahil yang mereka lakukan sepanjang cerita. Sehingga, kisah novel ini bisa dibilang all in one, ada komedi, drama, romansa, dan misteri sekaligus didalam satu novel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun