Mohon tunggu...
Salsabila Hasibuan
Salsabila Hasibuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran PAI Tidak Memikat Hati

8 Oktober 2024   04:39 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBELAJARAN PAI TIDAK MEMIKAT HATI

 

Salsabila Hasibuan

Mahasiswi semester 1 Pendididkan Agama Islam

Alumni Pondok Pesantren Darul Hadits

Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki tujuan mulia untuk membentuk pribadi yang islami dan berkarakter berdasarkan nilai-nilai ketuhanan. Namun,realistis menunjukkan bahwa PAI sering kali gagal menjadi alat pembentuk karakter siswa/i . hal ini di pengaruhi  oleh faktor, salah satunya adalah metode pengajaran yang cenderung monoton, kurang melibatkan siswa/i secara aktif dan tidak menarik minat mereka. Akibatnya, pembelajaran agama hanya berfokus pada pencapaian nilai akademik,bukan pada penerapan nilai-nilai akhlak dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun nilai di rapor penting, keberhasilan PAI seharusnya diukur dari sejauh mana siswa/i mampu mengaitkan nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka. Saat ini, banyak siswa dan orang tua lebih memandang pada nilai angka dari pada pembentukan karakter yang jujur, bertanggung jawab, saling menghormati, dan berakhlak mulia.

Selain itu, PAI kurang dianggap penting oleh siswa karena tidak termasuk Ujian Nasional, sehingga banyak yang mengabaikannya. Padahal, pembelajaran agama seharusnya membentuk moral bangsa, yang kini mengalami krisis akibat pelaku menyimpang seperti korupsi. Bahkan, nilai-nilai moral sering diabaikan dalam berbagai lapisan masyarakat,termasuk institusi pendidikan.

Untuk memperbaiki pembelajaran PAI, guru harus kreatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Pembelajaran kontekstual dan menggunakan  teknologi modern juga diperlukan agar siswa/i lebih tertarik dan terlibat aktif. Contoh, melakukan tadabbur alam, training spiritual, game, metode tebak kata dan lain sebagainya. Pembelajaran tidak melulu di ruang kelas, bahkan bisa saja peserta didik diajak mengunjungi suatu peristiwa bencana untuk melatih kepekaan sosial pribadi siswa/i yang selaras dengan nilai-nilai agama.                                                                                    

 Dengan demikian, nilai-nilai agama yang tertanam kuat dalam diri siswa/i, menjadikan PAI bukan sekedar hafalan atau ceramah, tetapi sumber moral bagi perilaku atau kehidupan sehari-hari mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun