PEMBELAJARAN PAI TIDAK MEMIKAT HATI
Â
Salsabila Hasibuan
Mahasiswi semester 1 Pendididkan Agama Islam
Alumni Pondok Pesantren Darul Hadits
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki tujuan mulia untuk membentuk pribadi yang islami dan berkarakter berdasarkan nilai-nilai ketuhanan. Namun,realistis menunjukkan bahwa PAI sering kali gagal menjadi alat pembentuk karakter siswa/i . hal ini di pengaruhi  oleh faktor, salah satunya adalah metode pengajaran yang cenderung monoton, kurang melibatkan siswa/i secara aktif dan tidak menarik minat mereka. Akibatnya, pembelajaran agama hanya berfokus pada pencapaian nilai akademik,bukan pada penerapan nilai-nilai akhlak dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun nilai di rapor penting, keberhasilan PAI seharusnya diukur dari sejauh mana siswa/i mampu mengaitkan nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka. Saat ini, banyak siswa dan orang tua lebih memandang pada nilai angka dari pada pembentukan karakter yang jujur, bertanggung jawab, saling menghormati, dan berakhlak mulia.
Selain itu, PAI kurang dianggap penting oleh siswa karena tidak termasuk Ujian Nasional, sehingga banyak yang mengabaikannya. Padahal, pembelajaran agama seharusnya membentuk moral bangsa, yang kini mengalami krisis akibat pelaku menyimpang seperti korupsi. Bahkan, nilai-nilai moral sering diabaikan dalam berbagai lapisan masyarakat,termasuk institusi pendidikan.
Untuk memperbaiki pembelajaran PAI, guru harus kreatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Pembelajaran kontekstual dan menggunakan  teknologi modern juga diperlukan agar siswa/i lebih tertarik dan terlibat aktif. Contoh, melakukan tadabbur alam, training spiritual, game, metode tebak kata dan lain sebagainya. Pembelajaran tidak melulu di ruang kelas, bahkan bisa saja peserta didik diajak mengunjungi suatu peristiwa bencana untuk melatih kepekaan sosial pribadi siswa/i yang selaras dengan nilai-nilai agama.                                          Â
 Dengan demikian, nilai-nilai agama yang tertanam kuat dalam diri siswa/i, menjadikan PAI bukan sekedar hafalan atau ceramah, tetapi sumber moral bagi perilaku atau kehidupan sehari-hari mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H