UAS RETORIKA
NASKAH KHUTBAH PERSAUDARAAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Retorika
Dosen Pengampu: Muhammad Firdaus, Lc.,MA.,Ph.D
Disusun Oleh:
Salsabilah Putri Nur'aini (11230541000106)
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2024 M / 1445 H
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
لْحَمْدُ للّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلىَ اَشْرَفِ اْللأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِناَ وَمَوْلٰنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْ
Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita bersyukur karna dapat mendengarkan nasihat ini dimanapun kalian berada, dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.
Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia.
berdirinya saya disini ialah sebagai pengingat teman-teman sekalian pentingnya menjaga tali persaudaraan kita sesame umat muslim
Kita semua, umat Islam yang tinggal di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan keberagaman yang sangat kaya di negeri ini, mulai dari bahasa, agama, dan adat istiadat. Maka kita harus bisa menjaga keberagaman tersebut dengan persatuan dan kesatuan. Serta jangan sampai berpecah belah dan bercerai-berai.
Persatuan merupakan salah satu ajaran yang sangat mulia dalam Islam. Sebab, persatuan merupakan ruh kehidupan, dan menjadi pilar kekuatan dalam hidup beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengannya, muncullah kebersamaan. Kemudian lahirlah sikap saling mencintai terhadap sesama makhluk
Allah swt telah memerintahkan manusia untuk memperkuat tali persaudaraan, sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
Artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali hubungan kepada Allah dan tali hubungan dengan manusia.” (Surat Ali Imran ayat 112).
Dalam konteks persaudaraan, ayat tersebut mengindikasikan bahwa manusia tidak akan diliputi kehinaan dalam hidupnya sepanjang menjalin hubungan baik dengan saudaranya, satu dengan lainnya. Karena sikap persaudaraan dan kesatuanlah yang menjadikan manusia bermartabat dan memiliki kekuatan.
Allah swt berfirman dalam quran surat ali imran ayat 103
وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Artinya: “Dan ingatlah nikmat yang Allah berikan kepada kalian, dahulu kalian saling bermusuh-musuhan, maka dengan nikmat Allah jadilah kalian bersaudara.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 103)
Ayat ini turun berkaitan dengan kaum Al-Anshar yang asalnya adalah penduduk kota Madinah. Mereka terdiri atas 2 suku; suku Al-Aus dan suku Al-Khazraj. Kedua suku ini berinduk kepada satu nenek moyang, mereka dikenal dengan Banu Qailah (Arab: بني قيلة).
Mereka satu nenek moyang, tetapi mereka terjadi perang saudara di antara mereka. Sampai disebutkan perang saudara tersebut hingga 120 tahun. Dan puncak peperangan yang paling hebat sekitar 5 tahun sebelum Nabi berhijrah, ada suatu peperangan yang disebut dengan Yaumu Buats (Arab: يوم بعاث).
Intinya mereka bersaudara, tapi bertengkar sampai saling berperang, saling bunuh-bunuhan, dan itu berjalan sekitar 120 tahun.
Datanglah Nabi Muhammad SAW, maka Allah menyatukan hati-hati mereka. Kata Allah SWT:
فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
“Maka Allah satukan hati-hati kalian.”
Allah SWT menyebutkan bahwasanya persaudaraan adalah nikmat. Kata Allah:
وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ
“Ingatlah nikmat yang Allah berikan kepada kalian.” Yaitu kalian menjadi bersaudara.
Makanya Allah mengatkaan:
فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ
“Maka dengan karunia Allah jadilah kalian bersaudara.”
Ini nikmat yang terkadang kita lupakan. Nikmat persaudaraan, nikmat persahabatan, nikmat pertemanan. Kalau Allah tidak berkehendak, maka seseorang tidak akan cocok satu dengan yang lainnya.
Oleh karenanya jika seseorang menjalin persahabatan dengan kawannya, dengan temannya, dengan saudaranya, maka dia jaga, karena itu nikmat Allah SWT.
Segala perkara yang bisa memupuk persahabatan dan persaudaraan, maka dianjurkan. Dan segala perkara yang bisa memutuskan/merenggangkan persaudaraan, maka hendaknya dijauhi. Itu menunjukkan kita menghargai nikmat Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan kita hamba-hambaNya yang saling bersaudara, yang saling memaafkan kalau ada kesalahan dan saling memahami.
Teman-teman, mari kita hayati ajaran Alquran tentang persaudaraan ini dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita menjadi teladan dalam menyebarkan kasih sayang, kebaikan, dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat. Bersama-sama, kita akan memperkuat ikatan persaudaraan kita dan meraih ridha Allah SWT.
Terima kasih atas perhatian dan waktunya.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H