Mohon tunggu...
Salsabila 22
Salsabila 22 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya suka belajar dan menulis dan saya merupakan mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arakan Pengantin "Garudo'' Tradisi Mersam

6 Juni 2024   14:47 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:38 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naik Garudo merupakan salah satu tradisi masyarakat di Kabupaten Batanghari, Jambi tepatnya dari Kecamatan Mersam .

Tradisi Naik Garudo ini dapat dijumpai saat ada acara perkawinan atau pengantin saat arakan di siang hari.
"Naik Garudo", tradisi yang masih dilestariakan pada setiap belarak (arakan) pengantin. Garudo sendiri merupakan sejenis alat tandu yang tebuat dari kayu maupun bambu dengan bentuk seperti replika burung garuda, yang di gunakan untuk membawa kedua mempelai yang mana kedua mempelai menaiki tandu yang berbentuk replika garuda tersebut, kemudian digotong atau dipikul oleh banyak orang laki-laki.

Kedua mempelai duduk di atas Garudo dan diarak oleh masyarakat setempat dengan diiringi rombongan kompangan, dan topeng mersam.

Belarak pengantin "Naik Garudo" diawali dengan mempelai perempuan beserta perwakilanya  menuju ke tempat si mempelai laki-laki. Setibanya di rumah laki-laki kedua mempelai melakukan sesi photo bersama. Selanjutnya kedua mempelai berangkat menuju ke tempat mempelai perempuan, dan sebelum tibanya kedua mempelai di rumah mempelai perempuan, mereka akan diarak terlebih dahulu dengan teradisi masyarakat Mersam yaitu "Naik Garudo".

Arak-arakan menggunakan Garudo ini, menggunakan kelengkapan layaknya seorang raja. Dan Garudo sendiri berfungsi sebagai "kereta kencana raja sehari" yaitu pasangan pengantin pada hari itu. Dan Garudo sendiri merupakan salah satu atribut dari sekian banyak atribut adat pernikahan yang digunakan dalam tradisi adat pernikahan di Kecamatan Mersam.

Sambil diiringi lantunan Salawat Nabi SAW oleh kerabat dan para undangan, Garudo dipikul beberapa orang menuju rumah pengantin wanita. Sesekali Garudo digoyang-goyang ke kiri atau ke kanan, maju atau mundur, seakan memberi kesan Garudo sedang terbang.

Setelah kedua mempelai sampai ke tempat mempelai perempuan,  lalu kedua mempelai digendong turun dari Garudo. Selama prosesi ini kedua mempelai tak diperkenankan menginjak tanah. Mempelai kembali digendong menuju pelaminan. Kemudian kedua mempelai duduk bersanding.

Tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Kecamatan Mersam, seperti " Naik Garudo" merupakan salah satu tradisi kebudayan yang ada di Provinsi Jambi.

Penting juga bagi kita untuk melestarikan serta memperkenalkanya ke masyarakat luar. Agar budaya tradisi ini tidak punah seiring perkembanganya zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun