Dahulu kala, sebelum Indonesia menjadi Indonesia banyak kerajaan yang tersebar di sekitar ribuan pulau ini dan terkenal di seluruh dunia karena rempah-rempahnya yang berharga. Namun jauh sebelum mereka berkuasa, sudah ada penguasa di Nusantara. Siapa mereka?
Mereka adalah Pithecanthropus erectrus dan hidup 1,3 juta tahun lalu. Tulangnya pertama kali ditemukan di kawasan Bengawan Solo pada tahun 1980-an, sehingga mendapat julukan "Manusia Jawa". Awalnya banyak peneliti yang mengira fosil tersebut adalah sejenis kera. Namun ternyata mereka masih berasal dari keluarga manusia purba yang sama dengan fosil yang ditemukan di daratan Cina, keluarga Homo erectus Manusia Jawa dan Manusia Peking.
Bagaimana mereka bisa sampai ke Pulau Jawa? Saat itu Pulau Jawa masih terhubung dengan benua Asia dan Afrika. Para peneliti yakin kemungkinan besar perubahan kondisi lingkungan memaksa mereka untuk bermigrasi. Antara 1,8 hingga 1,3 juta tahun lalu, mereka harus berjalan ratusan kilometer menyusuri pantai sebelum akhirnya sampai di Pulau Jawa.
Kumpulan tulang manusia purba yang digali di Lembah Bengawan Solo antara 1,3 juta hingga 117.000 tahun yang lalu menunjukkan bahwa mereka hidup di Indonesia dalam waktu yang sangat lama, sekitar 1,2 juta tahun yang lalu. Usianya enam kali lebih tua dari spesiesnya Homo sapiens 200.000 tahun. Dan pada masa ini, Manusia Jawa terus mengalami perkembangan melewati masa Arkaik pada 1,2 juta tahun lalu hingga 800.000 tahun lalu ditemukan di Sangiran, kemudian masa Tipik pada 800.000 tahun lalu hingga 500.000 tahun lalu ditemukan di Sangiran, dan terakhir masa Progresif pada 500.000 tahun yang lalu hingga 250.000 tahun yang lalu ditemukan di Ngandong.
Penemuan-penemuan ini menjadikan Lembah Bengawan Solo salah satu situs purbakala terpenting di dunia. Tempat ditemukannya fosil-fosil tersebut sekarang disebut Situs Sangiran dan disebut Dusun Ngampon di Desa Krikilan, Kabupaten Sragen. Selain tulang belulang manusia purba, peralatan batu sederhana yang digunakan nenek moyang kita sehari-hari juga ditemukan di sana.
Sejak tahun 1996, Situs Sangiran telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Selain museum, masih banyak tempat wisata lain yang tak kalah menariknya seperti Pasar Budaya Sangir, Taman Punden Tingkir, dan Wisata Air Asin Pablengan. Dengan mengunjungi Situs Sangiran, Anda tidak hanya bisa memperdalam pemahaman tentang sejarah manusia, tetapi juga memperkaya Indonesia. Dan ternyata bukan hanya Situs Sangiran saja, namun masih banyak desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia seperti Desa Wisata Pujon Kidul, Desa Penglipuran, Desa Kole Sawangan, dan Desa Liang Bua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H