Mohon tunggu...
Salsa Amalia
Salsa Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - UMJ

Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Politik dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih

11 Januari 2024   16:15 Diperbarui: 11 Januari 2024   19:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel "Komunikasi Politik dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih" menggunakan metode kualitatif. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri metode kualitatif, yaitu:

  • Data yang dikumpulkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam makalah tersebut, data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara dengan sejumlah pemilih di Indonesia. Data tersebut berupa kata-kata tertulis dari para pemilih yang menceritakan pengalaman mereka dalam mengikuti pemilu.
  • Penelitian dilakukan pada kondisi alamiah. Dalam makalah tersebut, peneliti tidak melakukan eksperimen atau manipulasi terhadap subjek penelitian. Peneliti hanya mengamati dan mencatat apa yang terjadi secara alamiah.
  • Penelitian bersifat penemuan. Dalam makalah tersebut, peneliti tidak memiliki hipotesis awal yang akan diuji. Peneliti hanya mencari informasi dan pemahaman tentang peran komunikasi politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang mendalam tentang suatu unit sosial tertentu, seperti individu, kelompok, organisasi, atau komunitas. Dalam artikel ini, unit sosial yang diteliti adalah pemilih di Indonesia.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam artikel ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi kasus.

  • Wawancara mendalam dilakukan dengan pemilih, penyelenggara pemilu, dan politisi untuk menggali berbagai perspektif dan pengalaman mereka tentang peran komunikasi politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih.
  • Observasi dilakukan untuk mengamati proses komunikasi politik dalam pemilihan umum, seperti kampanye politik, debat kandidat, dan pemberitaan media massa.
  • Studi kasus dilakukan untuk mengkaji secara mendalam peran komunikasi politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih dalam suatu pemilihan umum tertentu.

Timeline penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • Bulan November 2023: Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi.
  • Bulan Desember 2023: Pengolahan data dan analisis data.
  • Bulan Januari 2024: Penulisan artikel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi politik dapat berperan dalam meningkatkan partisipasi pemilih melalui beberapa cara, yaitu:

  • Meningkatkan kesadaran politik
  • Komunikasi politik dapat meningkatkan kesadaran politik masyarakat dengan memberikan informasi tentang pentingnya partisipasi pemilih. Informasi tersebut dapat mencakup pentingnya memilih pemimpin yang berkualitas, cara memilih, dan dampak dari pemilihan umum.
  • Membangun kepercayaan terhadap proses demokrasi
  • Komunikasi politik dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi dengan menunjukkan bahwa pemilu merupakan proses yang demokratis dan transparan. Komunikasi politik dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang pelaksanaan pemilu yang jujur dan adil, serta menjamin hak-hak pemilih.
  • Menumbuhkan rasa memiliki terhadap negara

Komunikasi politik dapat menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap negara dengan menunjukkan bahwa pemilu merupakan sarana untuk membangun masa depan yang lebih baik. Komunikasi politik dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang pentingnya pemilihan umum dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Komunikasi politik merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Komunikasi politik dapat dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, partai politik, dan masyarakat. Komunikasi politik dapat meningkatkan kesadaran politik masyarakat dengan memberikan informasi tentang pentingnya partisipasi pemilih, dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi dengan menunjukkan bahwa pemilu merupakan proses yang demokratis dan transparan. Komunikasi politik dapat menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap negara dengan menunjukkan bahwa pemilu merupakan sarana untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan partisipasi pemilih melalui komunikasi politik:

  • Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi politik secara masif dan berkelanjutan. Sosialisasi politik dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media massa, media sosial, dan kegiatan-kegiatan langsung di masyarakat.
  • Partai politik perlu melakukan kampanye politik yang informatif dan edukatif. Kampanye politik tidak hanya sekadar mempromosikan calon atau partai politik, tetapi juga perlu memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemilih.
  • Masyarakat perlu berperan aktif dalam proses demokrasi, termasuk dalam pemilihan umum. Masyarakat dapat meningkatkan partisipasi pemilih dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosialisasi politik, serta memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat lainnya.

Dengan meningkatkan partisipasi pemilih, demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun