Gen Z dan Persaingan di Dunia Kerja dengan Teknologi
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang di era digital. Mereka telah terpapar teknologi sejak usia dini, sehingga mereka memiliki keahlian dan ketertarikan yang tinggi terhadap teknologi.
Hal ini tentu menjadi suatu keunggulan bagi generasi Z di dunia kerja. Mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, serta mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja.
Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi juga dapat menjadi tantangan bagi generasi Z di dunia kerja. Kemajuan teknologi dapat menyebabkan disrupsi di berbagai sektor industri, sehingga dapat mengurangi lapangan pekerjaan.
Selain itu, perkembangan teknologi juga dapat menciptakan persaingan yang semakin ketat di dunia kerja. Hal ini dikarenakan teknologi dapat menggantikan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, sehingga tenaga kerja manusia menjadi tidak diperlukan lagi.
Berikut beberapa contoh robot yang sudah mengambil alih peran tenaga kerja manusia:
1. Manufaktur:
* Robot lengan industri: Didesain untuk melakukan tugas repetitif dan presisi tinggi seperti pengelasan, pengecatan, dan perakitan. Contohnya, robot Fanuc CRX-10iA/L bekerja di lini produksi mobil Tesla, melakukan pengelasan bodi mobil dengan akurasi tinggi.Â
* Robot SCARA (Selective Compliance Assembly Robot Arm):Â Cepat dan fleksibel, cocok untuk tugas pengemasan, pengambilan, dan penyortiran barang. Contohnya, robot TX SCARA digunakan di FamilyMart Jepang untuk menyiapkan pesanan makanan dan minuman secara otomatis.Â
2. Pelayanan dan Ritel:
* Robot kasir: Â Melayani pembayaran secara otomatis di supermarket dan toko swalayan, mempercepat antrean dan mengurangi biaya tenaga kerja. Contohnya, robot kasir Briggo digunakan di beberapa gerai ritel di Amerika Serikat.
* Robot barista: Meracik dan menyajikan kopi secara otomatis, menawarkan konsistensi rasa dan kecepatan pelayanan. Contohnya, robot CafeX Technologies telah hadir di beberapa bandara dan stasiun kereta api di Amerika Serikat.
3. Logistik dan Pergudangan:
* Robot AGV (Automated Guided Vehicle): Mengangkut barang secara otomatis dalam gudang dan pusat distribusi, meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan. Contohnya, robot Geek+ Goods to Person diadopsi oleh JD.com, raksasa e-commerce China, untuk mengantarkan barang ke pekerja secara otomatis.
Dampak Persaingan Teknologi di Dunia Kerja
Persaingan teknologi di dunia kerja dapat menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
Dampak positif
- Peningkatan produktivitas dan efektivitas kerja: Teknologi dapat membantu pekerja untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan lebih cepat dan efisien.
- Peningkatan kreativitas dan inovasi: Teknologi dapat mendorong pekerja untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah.
- Peningkatan aksesibilitas informasi dan pengetahuan: Teknologi dapat memudahkan pekerja untuk mengakses informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bekerja.
Dampak negatif
- Pemutusan hubungan kerja: Kemajuan teknologi dapat menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan, sehingga pekerja dapat diberhentikan dari pekerjaannya.
- Penurunan keterampilan dan kompetensi pekerja: Teknologi dapat menggantikan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, sehingga pekerja perlu meningkatkan keterampilan dan kompetensinya agar tidak tergantikan oleh teknologi.
- Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi: Persaingan yang semakin ketat di dunia kerja dapat menyebabkan pekerja merasa stres dan cemas.
Cara Mengatasi Persaingan Teknologi di Dunia Kerja
Untuk mengatasi persaingan teknologi di dunia kerja, generasi Z perlu mempersiapkan diri dengan berbagai cara, baik dari segi keterampilan, kompetensi, maupun mental.
Dari segi keterampilan
Generasi Z perlu meningkatkan keterampilan dan kompetensinya, terutama di bidang teknologi. Mereka perlu mempelajari keterampilan-keterampilan baru yang dibutuhkan di era digital, seperti keterampilan dalam menggunakan teknologi, keterampilan dalam memecahkan masalah, dan keterampilan dalam bekerja sama.
Dari segi kompetensi
Generasi Z juga perlu meningkatkan kompetensi non-teknisnya, seperti soft skills, seperti komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan. Kompetensi non-teknis ini penting untuk membantu mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dan bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Dari segi mental
Generasi Z juga perlu mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di dunia kerja. Mereka perlu memiliki sikap yang positif dan adaptif, serta mampu menghadapi tantangan dan perubahan.
Contoh Upaya yang Dilakukan
Berikut adalah beberapa contoh upaya yang dilakukan oleh generasi Z untuk mengatasi persaingan teknologi di dunia kerja:
- Menempuh pendidikan tinggi: Generasi Z banyak yang menempuh pendidikan tinggi di bidang teknologi, seperti ilmu komputer, teknik informatika, dan desain grafis.
- Mengikuti pelatihan dan kursus: Generasi Z juga banyak yang mengikuti pelatihan dan kursus untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya di bidang teknologi.
- Membentuk komunitas: Generasi Z juga banyak yang membentuk komunitas untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang teknologi.
Dengan mempersiapkan diri dengan baik, generasi Z dapat menghadapi persaingan teknologi di dunia kerja dan meraih kesuksesan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H