Sebuah studi oleh World Bank (2023) menyoroti bahwa Indonesia adalah salah satu kontributor terbesar untuk sampah plastik laut di dunia. Peneliti mencatat bahwa kebijakan seperti pelarangan plastik sekali pakai harus diimbangi dengan penguatan infrastruktur daur ulang dan pengembangan pasar untuk bahan alternatif. Di sisi lain, United Nations Environment Programme (UNEP, 2023) mencatat bahwa keterlibatan sektor swasta dalam inovasi kemasan ramah lingkungan masih terbatas, yang menghambat pengurangan penggunaan botol plastik.
Botol plastik memberikan dampak lingkungan yang luas, mulai dari pencemaran laut hingga kerusakan ekosistem darat. Sampah botol plastik yang tidak terkelola dengan baik berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca selama proses produksinya. Di sisi lain, meskipun beberapa kota besar di Indonesia telah melarang penggunaan plastik sekali pakai, implementasi kebijakan ini belum merata di seluruh wilayah.
Selain itu, teknologi daur ulang di Indonesia masih terbatas, sehingga hanya sebagian kecil dari sampah botol plastik yang berhasil didaur ulang. Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya fasilitas daur ulang yang memadai memperburuk situasi. Untuk itu, diperlukan strategi yang lebih terintegrasi untuk mengurangi dampak buruk botol plastik terhadap lingkungan. Dengan adanya permasalahan tersebut banyak studi yang sudah melakukan reserch secara meluas mengenai pengolahan sampah botol plastic. Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan secara mandiri dinulai dari tingkat rumah tangga hingga Tingkat organiasasi dan Lembaga.
- Pemanfaatan botol plastik sebagai media hidroponik
Pemanfaatan botol plastik sebagai media tanaman merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan untuk mengolah limbah sampah plastik sebagai produk layak pakai. Media tanam hidroponik dapat bermanfaat dari sekala kecil seperti rumah tangga dapat memanfaatkan botol plastic sebagai media tanam sayuran konsumsi di rumah. Berdasarkan hasil penelitian (Irfan Khalil et al., 2021) pemanfaatan botol plastic sebagai media tanam hidroponik dapat memiliki manfaat besar dalam pengurangan limbah botol plastic. Selain itu dengan melakukan inovasi ini dapat meningkatkan nilai sampah menjadi benda atau alat layak jual.
- Pemanfaatan botol plastic sebagai ecobrick
Ecobrick berasal dari kata "eco" dan "brick" yang artinya bata ramah lingkungan. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi dengan padat oleh limbah non biologis yang dapat dimanfaatkan untuk membuat blok bangunan atau furniture lain. Ecobrick adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat dalam tanpa biaya sehingga ramah untuk masyarakat dari skala rumah tangga hingga sekolah. Ecobrick merupakan solusi inovatif yang efektif dalam mengelola limbah plastic. Dengan menggunakan botol plastik yang diisi rapat dengan sampah plastik kering, ecobrick membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan dan memberi nilai tambah pada limbah tersebut.(Adrina Takifa dkk., 2024)
KESIMPULAN
Botol plastik merupakan sumber pencemaran yang signifikan di Indonesia, memberikan dampak negatif terhadap lingkungan darat dan laut. Meskipun beberapa langkah telah diambil, peningkatan edukasi masyarakat, pengembangan teknologi, dan kebijakan yang lebih tegas sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Penulis menyarankan agar pemerintah memperluas kebijakan larangan plastik sekali pakai dan meningkatkan investasi dalam fasilitas daur ulang. Selain itu, masyarakat juga perlu didorong untuk mengurangi konsumsi botol plastik dan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI