Nah untuk bisa disebut sebagai hadits shahih, tentunya harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah sanadnya bersambung, maksudnya, para perawi menjumpai gurunya yang meriwayatkan hadits kepadanya baik berjumpa secara langsung yakni perawi benar-benar bertemu dengan gurunya yang menyampaikan hadits tersebut sehingga ia mendengar hadits langsung dari guru tersebut atau berjumpa secara hukum yakni perawi meriwayatkan hadits dari orang yang sezaman dengannya dan ada kemungkinan perawi tersebut mendengar atau melihat riwayat hadits tersebut. Syarat yang kedua adalah perawinya harus adil. Maksudnya perawi hadits tidak berdosa besar, akhlaknya baik, dan aqidahnya benar. Syarat yang ketiga adalaah perwainya harus dhabith yakni si perawi harus kuat hafalannya, bukan hanya sekedar hafal tapi harus faham. Syarat yang keempat adalah pada haditsnya tidak terdapat syadz yakni hadits tersebut tidak terjadi kontradiksi dengan hadits lain. Dan syarat yang terakhir adalah tidak terdapat cacat atau illat pada hadits. Contoh dari cacat disini adalah isi hadits tidak dibolak-balik. Misalnya yang awalnya ditaruh didepantapi ditaruh dibelakang, ataupun sebaliknya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H