Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam hidup masyarakat. Tidak Cuma sebagai alat komunikasi, bahasa juga membantu untuk memusyawarahkan kepentingan bangsa-bangsa, dan merupakan suatu hasil saling meniru adat. Dalam konteks Indonesia, bahasa Indonesia adalah bukan saja bahasa dalam arti seharusnya, melainkan juga lambang kesatuan di tengah keberagaman. Sebagai satu dari lebih dari 270 juta pemakai bahasa, ketepatan dan keseragaman dalam penggunaan bahasa serta pengetikan amat penting. Perjalanan panjang pengejaan Bahasa Indonesia melibatkan beberapa perubahan besar, yang mencerminkan bahkan menciptakan sosial, politik dan pembangunan teknologi di Indonesia. Salah satu perubahan penting ialah transisi dari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ke Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Sejarah Singkat Pengejaan Bahasa Indonesia
Pengembangan ejaan Bahasa Indonesia bermula dari zaman penjajahan dan diperkenalkan ke dalam pertama kali pada tahun 1901 dengan ejaan yang disebut Ejaan Van Ophuijsen, ejaan inilah dasar bahasa modern bahasa Melayu Riau dan Indonesia serta menggunakan huruf Latin termasuk dalam beberapa unsur sifat ejaan Belanda sebagai contoh, huruf "oe" untuk menuliskan suara "u", seperti dalam kata goeroe (guru).
Dengan kemunculan kesadaran nasional dan lambung identitas bangsa, ejaan itu dirubah besar-besaran pada tahun 1947: Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) diperkenalkan untuk mengganti ejaan lama. Dalam ejaan ini, misalnya, "oe" diganti dengan "u" dan beberapa aturan disederhanakan.
Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia memperkenalkan Ortografi Tingkat Lanjut (EYD), yang bertujuan untuk lebih menyederhanakan dan membakukan tata cara penulisan bahasa Indonesia. EYD merupakan langkah besar untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang lebih modern dan efisien.
Perubahan yang terjadi antara lain penggunaan huruf 'c' sebagai pengganti 'tj' (misalnya tjinta menjadi cinta) dan penggunaan huruf 'j' sebagai ganti 'dj' (misalnya tjinta menjadi cinta), dan penggunaan huruf "j" untuk menggantikan "dj" (contohnya: djalan menjadi jalan).
Migrasi dari EYD ke PUEBI
Pada tahun 2015, pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan pedoman baru yang disebut "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia" (PUEBI).
PUEBI diterbitkan sebagai alternatif pengganti EYD dengan tujuan untuk menyesuaikan ortografi Indonesia dengan perkembangan masa kini, khususnya era digital dan globalisasi. PUEBI pada dasarnya mempertahankan banyak aturan EYD, namun dengan beberapa perbaikan dan pembaruan penting.
Diantara perubahan penting yang dilakukan PUEBI yaitu:
1.Pemakaian Huruf Kapital