Mohon tunggu...
Salsabila Lubis
Salsabila Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Pengejaan Bahasa Indonesia: Dari EYD Hingga PUEBI

18 Oktober 2024   10:28 Diperbarui: 18 Oktober 2024   10:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam hidup masyarakat. Tidak Cuma sebagai alat komunikasi, bahasa juga membantu untuk memusyawarahkan kepentingan bangsa-bangsa, dan merupakan suatu hasil saling meniru adat. Dalam konteks Indonesia, bahasa Indonesia adalah bukan saja bahasa dalam arti seharusnya, melainkan juga lambang kesatuan di tengah keberagaman. Sebagai satu dari lebih dari 270 juta pemakai bahasa, ketepatan dan keseragaman dalam penggunaan bahasa serta pengetikan amat penting. Perjalanan panjang pengejaan Bahasa Indonesia melibatkan beberapa perubahan besar, yang mencerminkan bahkan menciptakan sosial, politik dan pembangunan teknologi di Indonesia. Salah satu perubahan penting ialah transisi dari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ke Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Sejarah Singkat Pengejaan Bahasa Indonesia

Pengembangan ejaan Bahasa Indonesia bermula dari zaman penjajahan dan diperkenalkan ke dalam pertama kali pada tahun 1901 dengan ejaan yang disebut Ejaan Van Ophuijsen, ejaan inilah dasar bahasa modern bahasa Melayu Riau dan Indonesia serta menggunakan huruf Latin termasuk dalam beberapa unsur sifat ejaan Belanda sebagai contoh, huruf "oe" untuk menuliskan suara "u", seperti dalam kata goeroe (guru).

Dengan kemunculan kesadaran nasional dan lambung identitas bangsa, ejaan itu dirubah besar-besaran pada tahun 1947: Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) diperkenalkan untuk mengganti ejaan lama. Dalam ejaan ini, misalnya, "oe" diganti dengan "u" dan beberapa aturan disederhanakan.

Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia memperkenalkan Ortografi Tingkat Lanjut (EYD), yang bertujuan untuk lebih menyederhanakan dan membakukan tata cara penulisan bahasa Indonesia. EYD merupakan langkah besar untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang lebih modern dan efisien.

Perubahan yang terjadi antara lain penggunaan huruf 'c' sebagai pengganti 'tj' (misalnya tjinta menjadi cinta) dan penggunaan huruf 'j' sebagai ganti 'dj' (misalnya tjinta menjadi cinta), dan penggunaan huruf "j" untuk menggantikan "dj" (contohnya: djalan menjadi jalan).

Migrasi dari EYD ke PUEBI

Pada tahun 2015, pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan pedoman baru yang disebut "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia" (PUEBI).

PUEBI diterbitkan sebagai alternatif pengganti EYD dengan tujuan untuk menyesuaikan ortografi Indonesia dengan perkembangan masa kini, khususnya era digital dan globalisasi. PUEBI pada dasarnya mempertahankan banyak aturan EYD, namun dengan beberapa perbaikan dan pembaruan penting.

Diantara perubahan penting yang dilakukan PUEBI yaitu:

1.Pemakaian Huruf Kapital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun