Mohon tunggu...
Salsa Sabella Putri
Salsa Sabella Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Hi, aku Salsa. Aku mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris. Hobi aku cooking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan: Masalah Sosial yang Menghantui Masyarakat

7 Juli 2024   14:42 Diperbarui: 7 Juli 2024   14:42 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta, 5 juli 2024 — Kemiskinan tetap menjadi salah satu masalah sosial terbesar yang dihadapi masyarakat Indonesia. Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi kemiskinan, tantangan ini masih terus menghantui jutaan warga negara, terutama di daerah-daerah pedesaan dan wilayah terpencil.

Realitas Kemiskinan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 9,78% dari total populasi Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini setara dengan lebih dari 26 juta orang yang harus berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Kemiskinan di Indonesia bukan hanya masalah kekurangan pendapatan, tetapi juga mencakup akses yang terbatas terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan dasar lainnya. Banyak keluarga miskin yang tidak mampu mengirim anak-anak mereka ke sekolah, sehingga generasi muda terjebak dalam lingkaran kemiskinan.

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

  1. Pengangguran dan Kurangnya Lapangan Kerja: Tingkat pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan anak muda, menjadi salah satu penyebab utama kemiskinan. Banyak penduduk yang bekerja di sektor informal dengan penghasilan yang tidak menentu dan tanpa perlindungan sosial.

  2. Ketimpangan Ekonomi: Distribusi pendapatan yang tidak merata menyebabkan jurang antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Banyak daerah di Indonesia yang masih tertinggal dalam pembangunan ekonomi dibandingkan dengan daerah perkotaan yang lebih maju.

  3. Akses Terbatas ke Pendidikan: Pendidikan yang berkualitas masih sulit diakses oleh banyak anak di daerah terpencil. Biaya pendidikan yang tinggi dan kurangnya fasilitas pendidikan menjadi hambatan utama bagi keluarga miskin.

  4. Kesehatan: Akses yang terbatas ke layanan kesehatan juga berkontribusi terhadap kemiskinan. Banyak keluarga miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan, sehingga kesehatan mereka terabaikan dan produktivitas menurun.

Upaya Pemerintah dan Tantangannya

Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi kemiskinan, termasuk program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Selain itu, pemerintah juga fokus pada pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal dan peningkatan akses pendidikan serta kesehatan.

Namun, upaya ini masih menghadapi berbagai tantangan. Korupsi, birokrasi yang lambat, dan kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah seringkali menghambat efektivitas program-program ini. Selain itu, pandemi COVID-19 yang melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir juga memperburuk kondisi ekonomi dan meningkatkan angka kemiskinan.

Harapan ke Depan

Untuk mengatasi kemiskinan secara efektif, diperlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program sosial, serta memperkuat kerja sama dengan sektor swasta dan masyarakat sipil. Pemberdayaan ekonomi lokal, peningkatan kualitas pendidikan, dan perluasan akses layanan kesehatan juga harus menjadi prioritas utama.

Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam program-program pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa bantuan tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan kemiskinan di Indonesia dapat berkurang secara signifikan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun