Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Iman: Mendoakan Kehidupan, Menghidupkan Doa

2 Februari 2025   04:59 Diperbarui: 2 Februari 2025   04:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: pos kupang.com

Tantangan dan Pergumulan dalam Menghidupi Doa

Untuk menghidupi doa bukanlah hal yang mudah, karena sering kali seseorang dihadapkan pada berbagai tantangan dan pergumulan. Salah satu tantangan terbesar adalah ketika doa terasa tidak dijawab atau justru kenyataan yang terjadi bertolak belakang dengan harapan. Dalam situasi seperti ini, banyak orang mulai meragukan makna doa dan kehilangan semangat untuk berdoa.

Selain itu, dunia yang penuh dengan kesibukan dan distraksi membuat banyak orang sulit untuk tetap konsisten dalam menghidupi nilai-nilai doa dalam keseharian mereka. Terkadang, menghidupi doa juga berarti berhadapan dengan penolakan atau kesalahpahaman dari lingkungan sekitar, terutama ketika seseorang berusaha menjalankan nilai-nilai iman di tengah dunia yang penuh kompromi. Namun, justru dalam tantangan inilah doa menjadi semakin bermakna, karena membentuk keteguhan hati dan kesabaran dalam berserah kepada Tuhan. Pergumulan dalam menghidupi doa mengajarkan bahwa iman bukan hanya tentang menerima jawaban, tetapi juga tentang mempercayai bahwa Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri.

Oleh karena itu, mendoakan kehidupan dan menghidupi doa adalah wujud iman yang sejati, di mana keyakinan tidak hanya diungkapkan dalam permohonan, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan. Iman yang hidup tercermin dalam sikap berserah kepada Tuhan sekaligus berbuat baik kepada sesama. Dengan menjadikan doa sebagai nafas kehidupan, kita tidak hanya memperkuat hubungan dengan Tuhan, tetapi juga menghadirkan kasih, keadilan, dan damai dalam setiap langkah hidup kita.

Mari menjadikan doa bukan sekadar kata-kata yang diucapkan, tetapi sebagai gaya hidup yang mewarnai setiap tindakan dan keputusan kita. Doa yang dihidupi akan tercermin dalam sikap penuh kasih, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan menjadikan doa sebagai pedoman hidup, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga membawa damai dan berkat bagi orang lain. Sebab, doa yang sejati bukan hanya yang dipanjatkan, tetapi yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun