Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari PPDB Menjadi SPMB: Apa Yang Membuat Keduanya Berbeda?

31 Januari 2025   04:17 Diperbarui: 31 Januari 2025   04:17 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: harapanrakyat.com

Perubahan sistem penerimaan siswa dari PPDB ke SPMB membawa pesan yang kuat bahwa pemerintah berkomitmen untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan berkualitas bagi seluruh siswa di Indonesia. Pergantian ini bukan hanya tentang mengganti nama, tetapi juga memperbaiki mekanisme penerimaan agar lebih transparan, objektif, dan berorientasi pada potensi siswa. Melalui sistem baru ini, diharapkan tidak ada lagi kesenjangan akses pendidikan akibat faktor zonasi yang terlalu ketat, serta tidak ada praktik manipulasi yang merugikan siswa yang berhak mendapatkan kesempatan lebih baik. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau lokasi tempat tinggalnya, memiliki peluang yang sama untuk mengenyam pendidikan yang layak dan bermutu. Selain itu, SPMB juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berprestasi, karena seleksi yang lebih fleksibel memberikan ruang bagi mereka yang memiliki keunggulan akademik maupun non-akademik untuk diterima di sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Harapan besar dari perubahan ini adalah terciptanya sistem pendidikan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan zaman dan tantangan global. Dengan sistem penerimaan yang lebih adil, sekolah-sekolah di berbagai daerah dapat memiliki komposisi siswa yang lebih beragam dan merata, sehingga tidak ada lagi label "sekolah favorit" dan "sekolah pinggiran" yang selama ini sering menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Selain itu, dengan distribusi siswa yang lebih baik, diharapkan kualitas pendidikan di seluruh daerah dapat meningkat secara merata, tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar. Pemerintah juga berharap agar SPMB menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan antara sekolah-sekolah unggulan dan sekolah yang masih berkembang, dengan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi semua siswa untuk berkembang secara maksimal sesuai potensinya.

Lebih jauh lagi, perubahan ini juga mengirimkan pesan penting kepada semua pihak terkait, termasuk sekolah, orang tua, dan masyarakat luas, bahwa pendidikan harus menjadi hak bagi semua anak tanpa diskriminasi. Orang tua diharapkan lebih memahami bahwa setiap sekolah memiliki peran yang sama pentingnya dalam membentuk masa depan anak-anak mereka, sehingga tidak perlu lagi berlomba-lomba mencari sekolah tertentu yang dianggap "terbaik" tanpa melihat potensi anak itu sendiri.

Sekolah, di sisi lain, juga dituntut untuk terus berupaya meningkatkan kualitasnya agar dapat menjadi pilihan bagi lebih banyak siswa tanpa harus bergantung pada label tertentu. Selain itu, pemerintah diharapkan terus mengawal implementasi sistem baru ini agar dapat berjalan dengan baik tanpa menimbulkan masalah baru di lapangan.

Pada akhirnya, perubahan dari PPDB ke SPMB harus dilihat sebagai langkah maju dalam sistem pendidikan nasional yang lebih dinamis dan berorientasi pada pemerataan serta kualitas. Harapan dukungan dari semua pihak, diharapkan SPMB benar-benar menjadi solusi yang membawa dampak positif bagi sistem pendidikan Indonesia dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh anak bangsa.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun