Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi di Minggu Adven III:"Memuliakan Raja yang Memulihkan"

15 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:25 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REFLEKSI DI MINGGU ADVEN III: "MEMULIAKAN RAJA YANG MEMULIHKAN"

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Input gambar: kibrispdr.org
Input gambar: kibrispdr.org
Perayaan Minggu Adven III, yang sering disebut Gaudete Sunday atau Minggu Sukacita, merupakan momen istimewa dalam perjalanan masa Adven. Pada minggu ini, umat diajak untuk beralih dari suasana penantian yang penuh kerinduan menuju sukacita atas janji pemulihan yang segera digenapi. Simbol lilin merah muda pada lingkaran Adven menjadi tanda kegembiraan di tengah masa persiapan yang penuh pengharapan.

Sukacita ini bukan sekadar kegembiraan duniawi, tetapi sukacita mendalam karena Allah yang setia akan mengutus Raja Damai untuk memulihkan umat-Nya. Dalam terang tema "Memuliakan Raja yang Memulihkan," kita diajak untuk merefleksikan kehadiran Kristus sebagai Sang Raja yang tidak hanya membawa keselamatan, tetapi juga memulihkan hubungan kita dengan Allah, sesama, dan seluruh ciptaan. Minggu ini menjadi pengingat bahwa dalam kehadiran-Nya ada kekuatan untuk memulihkan yang rusak dan membangkitkan harapan bagi mereka yang terluka.

Pada perenungan firman terambil dalam Kitab Mikha 5:1-8 menyampaikan nubuat tentang kedatangan seorang pemimpin yang akan lahir di Betlehem, seorang Raja yang akan memimpin umat-Nya dengan keadilan dan damai sejahtera. Nubuat ini menegaskan bahwa pemulihan besar akan datang dari tempat yang sederhana, bukan dari pusat kekuasaan duniawi, melainkan dari kota kecil Betlehem yang rendah hati.

Dalam ayat-ayat ini, Mikha menggambarkan pemimpin tersebut sebagai seorang gembala yang memelihara umat-Nya dengan kekuatan Allah, membawa keamanan dan kedamaian bagi bangsa-bangsa. Firman ini mengajarkan bahwa rencana Allah seringkali melampaui pemahaman manusia, mengubah kelemahan menjadi kekuatan dan kerendahan menjadi kemuliaan.

Pemimpin yang dinubuatkan, yang kita kenal sebagai Yesus Kristus, bukan hanya Raja yang memerintah, tetapi juga Raja yang memulihkan. Ia membawa pengharapan baru bagi umat yang terluka, membebaskan mereka dari belenggu dosa, dan memulihkan relasi yang retak. Pesan Mikha mengundang kita untuk menaruh pengharapan kita pada Raja ini, yang karya pemulihan-Nya terus berlangsung hingga kini dan akan mencapai puncaknya dalam kedatangan-Nya kembali.

Sukacita dalam penantian Raja yang memulihkan tercermin dalam keyakinan umat akan janji Allah yang tidak pernah gagal. Meski dunia penuh dengan tantangan dan penderitaan, kita diundang untuk hidup dalam pengharapan yang penuh sukacita, menantikan kedatangan Raja yang akan membawa pemulihan sejati. Penantian ini bukanlah penantian yang pasif, melainkan sebuah pengharapan aktif yang menggerakkan hati untuk tetap setia dan beriman.

Dalam masa Adven ini, kita diajak untuk membuka hati bagi kedatangan Kristus, Raja Damai yang memulihkan segala yang rusak dalam hidup kita. Sukacita kita terletak pada keyakinan bahwa Kristus datang untuk mengembalikan apa yang hilang, menyembuhkan yang terluka, dan memberikan damai yang tak tergoyahkan. Ini adalah sukacita yang datang bukan karena keadaan duniawi yang sempurna, tetapi karena kita tahu bahwa Sang Raja yang memulihkan selalu hadir dalam setiap langkah kehidupan kita. Penantian ini mengajarkan kita untuk hidup dengan penuh harapan, meyakini bahwa pemulihan yang sejati hanya bisa datang dari Raja yang memiliki kuasa untuk mengubah hati dan hidup kita.

Pemulihan yang dijanjikan dalam Kitab Mikha dan Adven ini terwujud secara penuh dalam kedatangan Kristus ke dunia. Sebagai Raja yang memulihkan, Kristus tidak hanya datang untuk membawa keselamatan dari dosa, tetapi juga untuk menyembuhkan segala luka yang ditanggung umat-Nya. Kehadiran-Nya di tengah dunia yang penuh penderitaan menunjukkan bahwa pemulihan Allah tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga melibatkan aspek-aspek kehidupan manusia secara keseluruhan.

Kristus datang dengan rendah hati, lahir di Betlehem, untuk memberikan kedamaian, kasih, dan harapan bagi semua orang, terutama mereka yang terpinggirkan dan terluka. Dalam hidup-Nya yang penuh pengorbanan, dari kelahiran hingga salib, Yesus menunjukkan bahwa pemulihan sejati datang melalui penderitaan dan pengorbanan. Pemulihan itu tidak hanya terjadi pada saat kedatangan-Nya pertama kali, tetapi juga terus berlanjut melalui karya Roh Kudus dalam hidup setiap orang yang percaya. Dengan demikian, kehadiran Kristus membawa pembaruan dan pemulihan yang berkelanjutan, mengundang setiap umat untuk mengalami transformasi hidup yang sejati dalam kasih dan damai-Nya.

Masa Adven adalah waktu yang penuh harapan, di mana kita diajak untuk hidup dalam sukacita dan iman, menantikan kedatangan Raja yang memulihkan. Meskipun dunia sering menghadirkan tantangan, kita diajak untuk tetap percaya bahwa Allah hadir bersama kita, membawa pemulihan dan kedamaian. Marilah kita menjalani masa Adven ini dengan hati yang penuh sukacita, merayakan kehadiran Kristus dalam hidup kita, dan memperbarui komitmen kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam penantian ini, kita diundang untuk bersyukur, berbagi kasih, dan semakin mendalami iman yang menyelamatkan.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun