Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Minggu Adven Pertama: Menanti Dengan Hati Yang Siap

1 Desember 2024   09:09 Diperbarui: 1 Desember 2024   09:17 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imput gambar: mainstreetumc.org

Bersiap dan berjaga dalam kehidupan rohani merupakan inti dari Minggu Adven pertama, mengingatkan umat untuk hidup dalam kewaspadaan spiritual di tengah hiruk-pikuk dunia. Bersiap bukan hanya soal memenuhi kewajiban religius, tetapi juga melibatkan pembaruan hati melalui doa, pertobatan, dan perbuatan kasih. Berjaga berarti hidup dengan kesadaran penuh bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Dalam Matius 25:1-13, Yesus mengajarkan melalui perumpamaan tentang gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh, bahwa kesiapan rohani harus menjadi bagian dari kehidupan kita. Gadis-gadis bijaksana membawa pelita dan minyak cadangan, melambangkan iman yang hidup dan persiapan yang matang, sedangkan gadis-gadis bodoh menunjukkan kelalaian yang berujung pada penolakan.

Dalam konteks kehidupan modern, berjaga-jaga berarti menahan diri dari segala sesuatu yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan, seperti kecanduan teknologi, materialisme, atau rutinitas yang mengabaikan relasi dengan Sang Pencipta. 

Masa Adven adalah waktu refleksi untuk bertanya pada diri sendiri: apakah pelita iman kita tetap menyala? Apakah hati kita dipenuhi dengan kasih dan pengampunan? Persiapan dan kewaspadaan ini bukan hanya untuk menyambut Natal secara seremonial, tetapi juga untuk menyambut Kristus dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita hidup dengan hati yang selalu siap untuk kehadiran-Nya.

Refleksi Pribadi: Menghidupi Nilai Adven dalam Kehidupan Sehari-hari

Masa Adven memberikan kesempatan untuk merefleksikan bagaimana nilai-nilai iman, harapan, dan kasih dapat dihidupi dalam kehidupan sehari-hari. Adven mengingatkan kita bahwa penantian bukanlah waktu yang kosong, melainkan momen yang dipenuhi dengan tindakan bermakna.

Dalam kehidupan sehari-hari, menghidupi nilai Adven berarti menjadikan diri sebagai saluran kasih Tuhan kepada orang lain. Ini bisa diwujudkan melalui tindakan sederhana, seperti memberikan perhatian kepada anggota keluarga, membantu mereka yang kesulitan, atau bahkan dengan mengampuni seseorang yang telah melukai hati kita. Adven juga menjadi panggilan untuk menciptakan ruang bagi Tuhan dalam hati kita, terutama melalui doa yang mendalam, pembacaan firman, dan kehadiran aktif di komunitas iman.

Di tengah dunia yang sering kali sibuk dan bising, nilai Adven mengajarkan pentingnya keheningan dan refleksi untuk mengenali kehadiran Tuhan yang sering kali datang dalam keheningan dan kesederhanaan. 

Saat kita menantikan Natal, kita juga diajak untuk menyambut Kristus setiap hari dalam kehidupan kita: di dalam senyuman orang yang membutuhkan, dalam damai yang kita ciptakan, dan dalam kehangatan kasih yang kita bagikan. Dengan menghidupi nilai-nilai Adven, kita tidak hanya menanti kedatangan Tuhan, tetapi juga menjadi saksi terang-Nya di dunia, membawa harapan dan sukacita bagi orang-orang di sekitar kita.

Masa Adven adalah kesempatan berharga untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa, refleksi, dan pembaruan hati. Di tengah kesibukan dunia, jadikan Adven sebagai momen untuk memperkuat hubungan dengan-Nya dan menyalakan kembali terang iman dalam hidup kita. 

Mari juga memancarkan kasih kepada sesama dengan tindakan nyata, seperti berbagi, mengampuni, dan menunjukkan perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, kita tidak hanya menanti kelahiran Kristus, tetapi juga menghadirkan kasih-Nya di tengah dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun