Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhir Sebuah Perjalanan: Menyongsong Era Baru Pasca Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf

21 Oktober 2024   07:27 Diperbarui: 21 Oktober 2024   07:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: sumeks.disway.id

AKHIR SEBUAH PERJALANAN: MENYONGSONG ERA BARU PASCA KEPEMIMPINAN JOKOWI - MA'RUF

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Masa jabatan Jokowi-Ma'ruf sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia berlangsung dari Oktober 2019 dan telah berakhir 20 Oktober 2024. Jokowi, yang sebelumnya menjabat sebagai presiden sejak 2014, kembali terpilih dalam pemilihan umum 2019 dengan Ma'ruf Amin sebagai pasangannya. Selama periode ini, keduanya menghadapi berbagai tantangan dan kemajuan yang diwarnai kritik dan protes sosial yang mencerminkan dinamika politik dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

Refleksi terhadap perjalanan kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf sangat penting untuk memahami dinamika yang terjadi selama masa jabatan mereka. Dengan menilai pencapaian dan tantangan yang dihadapi, kita dapat mengambil pelajaran berharga yang dapat menjadi panduan bagi pemimpin masa depan. Selain itu, refleksi ini juga memungkinkan masyarakat untuk mengevaluasi apakah kebijakan yang diimplementasikan telah memenuhi harapan dan kebutuhan mereka.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang keberhasilan dan kegagalan, kita dapat merancang strategi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan di era baru, sehingga Indonesia dapat melanjutkan langkahnya menuju kemajuan yang lebih baik. Dengan demikian, refleksi ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai arah dan harapan baru bagi Indonesia setelah berakhirnya era Jokowi-Ma'ruf, serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan perubahan positif.

Input sumber gambar: editor.id
Input sumber gambar: editor.id
Pencapaian Jokowi-Ma'ruf

Selama masa jabatan mereka, Jokowi-Ma'ruf mencapai sejumlah pencapaian signifikan yang berdampak pada berbagai sektor di Indonesia. Di bidang ekonomi, salah satu fokus utama mereka adalah pembangunan infrastruktur yang masif, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara, yang bertujuan untuk mempercepat konektivitas antardaerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Proyek-proyek ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga meningkatkan aksesibilitas, yang penting untuk mendorong investasi dan pengembangan wilayah.

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, Jokowi-Ma'ruf juga menginisiasi program bantuan sosial yang bertujuan mengentaskan kemiskinan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan kartu sembako. Selain itu, kebijakan di sektor kesehatan, termasuk program vaksinasi massal dan peningkatan akses layanan kesehatan, menjadi sangat relevan terutama saat pandemi COVID-19 melanda. Upaya mereka dalam reformasi pendidikan juga patut dicatat, dengan peluncuran Merdeka Belajar yang memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah dan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam diplomasi internasional, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf berperan aktif dalam forum-forum global, memperkuat posisinya sebagai negara demokratis yang berkomitmen terhadap perdamaian dan kerjasama multilateral. Meskipun tidak terlepas dari berbagai tantangan dan kritik, pencapaian-pencapaian ini menunjukkan usaha pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun banyak pencapaian yang diraih selama masa jabatan Jokowi-Ma'ruf, mereka juga menghadapi berbagai tantangan yang signifikan yang mempengaruhi stabilitas dan kemajuan negara.

Pertama, dampak dari pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020. Pandemi ini tidak hanya mengakibatkan krisis kesehatan, tetapi juga memperburuk kondisi ekonomi, menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat, meningkatnya angka pengangguran, dan ketidakpastian di berbagai sektor. Upaya pemerintah dalam menangani pandemi, meskipun signifikan, sering kali dihadapkan pada kritik terkait ketidakmerataan distribusi bantuan sosial dan kesenjangan dalam akses terhadap layanan kesehatan.

Kedua, protes dan ketidakpuasan masyarakat terhadap beberapa kebijakan, seperti omnibus law dan isu lingkungan, mencerminkan adanya ketegangan antara aspirasi rakyat dan keputusan pemerintah. Isu lingkungan, termasuk deforestasi dan polusi, menjadi sorotan karena banyak kebijakan pembangunan yang dianggap mengabaikan aspek keberlanjutan. Ketiga, politik identitas dan polarisasi sosial yang meningkat dalam masyarakat menambah kompleksitas tantangan yang harus dihadapi. Keberadaan kelompok-kelompok radikal dan tantangan terhadap kebebasan sipil juga menguji komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas dan demokrasi. Dengan demikian, tantangan-tantangan ini tidak hanya membutuhkan solusi jangka pendek, tetapi juga memerlukan perencanaan dan strategi yang holistik untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih baik.

Menyongsong Era Baru

Menyongsong era baru setelah masa jabatan Jokowi-Ma'ruf, Indonesia dihadapkan pada peluang dan tantangan yang memerlukan perhatian serius dari pemimpin selanjutnya. Dengan berakhirnya era ini, masyarakat berharap akan ada kebangkitan semangat baru untuk menciptakan perubahan yang lebih progresif dan inklusif. Pemimpin baru diharapkan dapat melanjutkan dan memperbaiki kebijakan yang sudah ada, sambil mengatasi masalah yang belum terselesaikan, seperti ketidakadilan sosial, kesenjangan ekonomi, dan tantangan lingkungan.

Harapan ini mencakup upaya untuk memperkuat demokrasi dan mengedepankan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan, sehingga suara rakyat dapat didengar dan dijadikan pertimbangan dalam kebijakan pemerintah. Selain itu, era baru ini juga menjadi momen penting untuk membangun kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam menghadapi berbagai isu kompleks, seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

Kesadaran akan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam menghadapi tantangan global di era digital juga harus menjadi prioritas. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan keterbukaan, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah, di mana setiap warganya dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Dengan berakhirnya era Jokowi-Ma'ruf, terdapat optimisme yang kuat mengenai masa depan Indonesia. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya keterlibatan mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan, menciptakan ruang untuk inovasi dan partisipasi yang lebih besar. Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi di semua sektor, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera di masa depan.

Kita siap melangkah ke era baru setelah masa jabatan Jokowi-Ma'ruf, mari  bergandeng tangan untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik. Setiap individu, baik sebagai warga negara maupun bagian dari komunitas, memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif. Dengan saling mendukung dan berkolaborasi, kita dapat mengatasi tantangan yang ada dan mewujudkan cita-cita bangsa yang sejahtera, adil, berkelanjutan dan berdaya saing.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun