Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Pendidik yang Mendidik dengan Sepenuh Hati, Bukan Setengah Hati

19 Oktober 2024   04:36 Diperbarui: 19 Oktober 2024   04:52 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: sekolahdasar.net

Mendidik dengan sepenuh hati berarti melibatkan seluruh diri pendidik---pikiran, perasaan, dan tindakan dalam setiap interaksi dengan siswa. Ini lebih dari sekadar menyampaikan pengetahuan atau menjalankan kurikulum; mendidik dengan sepenuh hati melibatkan empati, kesabaran, dan kesediaan untuk memahami kebutuhan serta potensi unik setiap peserta didik.

Guru yang mendidik dengan sepenuh hati tidak hanya fokus pada hasil akademis, tetapi juga berusaha membentuk karakter, membangun kepercayaan diri, dan menanamkan nilai-nilai kehidupan yang penting bagi masa depan siswa. 

Mereka melihat setiap siswa sebagai individu yang berharga dan berhak mendapatkan perhatian yang sama, serta memberikan dorongan dan bimbingan untuk menghadapi tantangan belajar dengan cara yang penuh kasih dan inspiratif.

Pendekatan ini memungkinkan terciptanya hubungan yang erat antara guru dan siswa, di mana siswa merasa didengar, dihargai, dan dimotivasi untuk mencapai lebih dari sekadar target akademis. 

Mendidik dengan sepenuh hati juga berarti guru berkomitmen untuk terus belajar dan memperbaiki diri, tidak hanya agar lebih efektif dalam mengajar, tetapi juga untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang mampu menularkan semangat dan kebaikan kepada para murid.

Dampak Positif Pendidik Sepenuh Hati

Pendidik yang mendidik dengan sepenuh hati memberikan dampak positif yang signifikan bagi siswa dan lingkungan pendidikan. Dengan ketulusan dan komitmen penuh, guru mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman, di mana siswa merasa aman, didukung, dan dihargai. 

Hal ini meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri siswa, yang pada akhirnya mendorong mereka mencapai prestasi optimal, baik di bidang akademis maupun non-akademis.

Selain itu, guru yang sepenuh hati dapat membangun hubungan emosional yang kuat dengan siswa, menciptakan rasa saling percaya dan keterbukaan. Ini tidak hanya membantu siswa mengatasi masalah belajar, tetapi juga mengasah kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan pribadi dan sosial. 

Lebih jauh lagi, pendekatan seperti ini menanamkan nilai-nilai positif seperti disiplin, tanggung jawab, dan empati, yang membentuk karakter siswa secara utuh.

Mendidik dengan setengah hati berdampak negatif pada siswa dan proses pendidikan secara keseluruhan. Ketika guru hanya menjalankan tugas sebagai rutinitas tanpa ketulusan dan komitmen, siswa cenderung merasa diabaikan dan kurang termotivasi untuk belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun