Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi yang Sehat Jadi Fondasi Keluarga yang Kuat

28 September 2024   04:05 Diperbarui: 28 September 2024   04:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi yang tidak sehat juga dapat memicu konflik yang lebih besar dalam keluarga. Masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan percakapan terbuka justru dapat berkembang menjadi pertengkaran besar ketika cara berkomunikasi tidak efektif. Contohnya, kesalahpahaman kecil bisa berubah menjadi masalah serius jika dibiarkan tanpa ada usaha untuk klarifikasi. Kurangnya dialog yang saling menghormati juga memperburuk suasana, karena setiap individu cenderung mempertahankan egonya daripada mencari solusi bersama. Konflik yang terus berulang ini, jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan keretakan hubungan yang sulit diperbaiki dan pada akhirnya bisa mengarah pada perpecahan keluarga.

Selain itu, komunikasi yang tidak sehat juga dapat mengakibatkan hilangnya rasa empati dalam keluarga. Ketika komunikasi dilakukan dengan nada yang kasar, sinis, atau penuh dengan kebencian, anggota keluarga tidak lagi saling memahami kebutuhan emosional satu sama lain. Empati, yang seharusnya menjadi perekat dalam hubungan keluarga, terkikis oleh sikap saling menyalahkan dan ketidakpedulian. Ini menciptakan lingkungan yang dingin, di mana tidak ada ruang untuk menunjukkan kasih sayang dan dukungan emosional. Pada akhirnya, hilangnya empati ini membuat hubungan antar anggota keluarga menjadi kaku dan jauh, sehingga keluarga kehilangan esensinya sebagai tempat yang aman dan penuh cinta.

Tantangan dan Langkah Mewujudkan Komunikasi Sehat

Mewujudkan komunikasi sehat dalam keluarga seringkali menghadapi berbagai tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Salah satu tantangan utama adalah kesibukan sehari-hari, di mana anggota keluarga memiliki rutinitas yang padat sehingga sulit meluangkan waktu untuk berkomunikasi secara mendalam. Selain itu, perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial juga menjadi tantangan tersendiri, karena seringkali orang lebih fokus pada perangkat digital daripada interaksi langsung dengan anggota keluarga. Faktor internal seperti perbedaan karakter, emosi yang tidak terkelola dengan baik, serta kesulitan mengekspresikan perasaan juga menghambat komunikasi sehat.

Mewujudkan komunikasi yang sehat dalam keluarga memerlukan langkah-langkah konkret dan konsisten. Pertama, penting untuk membangun keterbukaan, di mana setiap anggota keluarga merasa nyaman mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka tanpa takut dihakimi. Kedua, praktik mendengarkan aktif perlu diterapkan, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai pendapat orang lain, tanpa menyela atau menilai. Ketiga, menggunakan bahasa yang positif dan penuh empati juga sangat penting untuk menjaga suasana komunikasi tetap konstruktif. Keempat, menetapkan waktu khusus untuk berbicara, seperti makan malam bersama atau diskusi keluarga, dapat membantu menciptakan kebiasaan komunikasi yang baik. Kelima, mengatasi konflik dengan cara yang bijak, yaitu mencari solusi bersama daripada saling menyalahkan, akan memperkuat ikatan emosional dan menciptakan lingkungan yang harmonis dalam keluarga.

Mari kita terus berkomitmen untuk membangun komunikasi sehat sebagai pondasi kokoh bagi keluarga yang bahagia. Setiap interaksi, sekecil apa pun, memiliki potensi untuk memperkuat ikatan emosional dan menciptakan lingkungan yang mendukung. Dengan saling mendengarkan, berbagi perasaan, dan menjaga keterbukaan, kita dapat menciptakan suasana di mana setiap anggota keluarga merasa dihargai dan dipahami. Ingatlah, komunikasi yang sehat bukan hanya mencegah konflik, tetapi juga membangun kepercayaan dan cinta yang mendalam. Dengan menjadikan komunikasi sehat sebagai prioritas, kita berkontribusi pada kebahagiaan dan ketahanan keluarga, menjadikan rumah kita tempat yang penuh kasih, aman, dan harmonis.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun