*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H memiliki makna mendalam bagi umat Islam, sebagai momen untuk mengenang kelahiran Rasulullah dan meneladani akhlak mulia yang beliau ajarkan.
Di tengah tantangan dunia modern, Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi kesempatan bagi umat untuk merenungkan nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan toleransi yang dihidupkan oleh Rasulullah.
Perayaan ini tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga memperkokoh persatuan dan harmoni sosial, terutama saat dihadapkan dengan dinamika kehidupan yang kompleks, seperti tahun politik 2024.
Tahun politik 2024 di Indonesia ditandai dengan dinamika dan ketegangan yang tinggi, seiring dengan berlangsungnya pemilihan umum dan berbagai kontestasi politik.
Kompetisi antar kandidat, polarisasi masyarakat, serta maraknya penggunaan media sosial sebagai alat kampanye seringkali memicu ketegangan dan perpecahan. Isu-isu politik kerap diperbesar, mengakibatkan meningkatnya suhu politik dan risiko terganggunya harmoni sosial.
Dalam situasi ini, masyarakat rentan terpecah berdasarkan afiliasi politik, sehingga sangat diperlukan sikap saling menghormati, toleransi, dan perdamaian agar stabilitas bangsa tetap terjaga.
Pesan Perdamaian dalam Ajaran Rasulullah SAW
Pesan perdamaian dan toleransi merupakan inti dari ajaran Rasulullah SAW, yang tercermin dalam seluruh aspek kehidupannya. Rasulullah tidak hanya menyebarkan Islam sebagai agama, tetapi juga sebagai jalan hidup yang membawa kedamaian, keadilan, dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau budaya.
Salah satu contoh paling terkenal dari sikap toleransi Rasulullah adalah perjanjian Madinah, di mana beliau memimpin sebuah komunitas yang terdiri dari berbagai kelompok agama dan etnis dengan prinsip saling menghormati dan hidup berdampingan.
Dalam menghadapi perbedaan, baik di antara umat Islam sendiri maupun dengan komunitas non-Muslim, Rasulullah selalu menekankan pentingnya dialog, pengertian, dan penghargaan terhadap keberagaman.
Pesan perdamaian Rasulullah juga dapat dilihat dari caranya menangani konflik. Ketika menghadapi musuh atau orang-orang yang menganiaya dirinya dan pengikutnya, beliau lebih sering memilih jalur perdamaian dan pengampunan, daripada balas dendam.
Toleransi juga menjadi ajaran kunci dalam interaksi sosial Rasulullah. Beliau mengajarkan untuk menghormati perbedaan keyakinan dan memperlakukan semua orang dengan adil. Dalam ajaran Rasulullah, hidup harmonis di tengah perbedaan adalah fondasi utama bagi terwujudnya perdamaian.
Nilai-nilai ini sangat relevan di zaman modern, terutama dalam konteks masyarakat plural seperti Indonesia, di mana kerukunan antar umat beragama dan kelompok sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial.
Dalam konteks politik dan sosial saat ini, ajaran Rasulullah tentang perdamaian dan toleransi menjadi sangat relevan. Ketika dunia semakin terpolarisasi, baik secara politik, sosial, maupun agama, teladan dari kehidupan Rasulullah memberikan inspirasi tentang bagaimana kita dapat hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki perbedaan.
Pesan-pesan ini juga penting untuk menekankan bahwa agama, khususnya Islam, mengajarkan cinta kasih dan perdamaian, bukan kebencian atau kekerasan.Â
Ajaran Rasulullah tentang perdamaian dan toleransi memberikan landasan bagi umat Islam untuk berperan aktif dalam menjaga harmoni di tengah masyarakat yang beragam, serta menjadi agen perdamaian di dunia yang semakin terpecah belah.
Peran Masyarakat dan Umat Islam dalam Menjaga Perdamaian
Peran masyarakat dan umat Islam dalam menjaga perdamaian sangatlah penting, terutama di tengah situasi sosial dan politik yang sering kali penuh dengan perbedaan. Umat Islam diajarkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan toleransi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Pertama, perlu mengedepankan dialog dalam menghadapi perbedaan pendapat, baik dalam konteks politik, sosial, maupun agama. Menghindari provokasi, fitnah, dan ujaran kebencian, terutama di media sosial, juga menjadi tanggung jawab bersama agar tidak menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Kedua, tokoh agama dan pemimpin masyarakat memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan-pesan perdamaian. Dengan memberikan teladan sikap damai dan bijaksana, mereka dapat mendorong umat untuk bersikap moderat dan menjauhi ekstremisme.
Peringatan Maulid Nabi juga dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya hidup harmonis dan saling menghormati.
Secara keseluruhan, menjaga perdamaian bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban setiap individu dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan damai bagi semua.
Harapannya, momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk memperkuat persatuan dan menjaga harmoni di tengah keberagaman.
Dengan menunjukan sikap kasih sayang, penghargaan terhadap perbedaan, serta menjaga perdamaian, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kebersamaan.
Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. Semoga perayaan ini menjadi momentum bagi semua umat muslim untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah dan menguatkan semangat perdamaian, toleransi, serta persatuan dalam kehidupan sehari-hari, dengan bersama-sama menghidupkan nilai-nilai yang beliau ajarkan untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H