Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menggugat Demokrasi: Ketika Calon Tunggal Menjadi Opsi Tunggal, Siapa yang Diuntungkan?

12 September 2024   04:43 Diperbarui: 12 September 2024   11:55 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini dapat mereduksi makna demokrasi sebagai mekanisme perwakilan rakyat dan melemahkan legitimasi politik calon terpilih.

Dampaknya bagi pemilih adalah munculnya rasa ketidakberdayaan dan apatisme, karena mereka merasa tidak memiliki suara yang berarti dalam menentukan pemimpin mereka.

Secara keseluruhan, proses demokrasi dapat mengalami kemunduran, dengan berkurangnya partisipasi politik, menurunnya kepercayaan publik terhadap sistem, dan meningkatnya potensi manipulasi atau dominasi politik oleh segelintir pihak yang berkepentingan.

Input sumber gambar: bbc.com
Input sumber gambar: bbc.com

Siapa yang Diuntungkan Ketika Calon Tunggal menjadi Satu-satunya Pilihan?

Ketika calon tunggal menjadi satu-satunya pilihan dalam pemilu, pihak yang paling jelas diuntungkan adalah calon tunggal itu sendiri beserta pendukung utamanya, terutama partai politik atau kelompok kekuasaan yang mendukung pencalonan tersebut.

Dengan tidak adanya pesaing nyata, calon tunggal memiliki peluang kemenangan yang hampir pasti, menghilangkan kebutuhan untuk mengeluarkan sumber daya besar dalam kampanye yang kompetitif.

Mereka juga dapat menghindari kritik tajam atau debat yang biasanya menjadi bagian dari kontestasi demokratis, sehingga mengurangi risiko terungkapnya kelemahan atau kontroversi yang dapat merugikan reputasi atau dukungan publik.

Selain itu, kelompok-kelompok politik yang mendukung calon tunggal dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisi mereka dalam struktur kekuasaan, mengonsolidasikan pengaruh, dan memastikan kesinambungan kebijakan atau kepentingan mereka tanpa gangguan dari oposisi.

Bagi para elite politik atau pemegang kekuasaan di daerah tertentu, calon tunggal dapat dianggap sebagai solusi praktis untuk menghindari fragmentasi politik dan menjaga stabilitas kekuasaan, terutama di wilayah yang cenderung mendukung satu partai atau kelompok dominan.

Mereka juga dapat lebih mudah mengendalikan proses politik dan mengurangi kemungkinan perubahan drastis yang dapat mengganggu status quo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun