Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketika Hawa Nafsu Kekuasaan Membajak Sistem dan Nilai Demokrasi, Apa yang Dirasakan?

3 September 2024   04:46 Diperbarui: 3 September 2024   04:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KETIKA HAWA NAFSU KEKUASAAN MEMBAJAK SISTEM DAN NILAI DEMOKRASI, APA YANG DIRASAKAN?

Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang fundamental dalam menjunjung tinggi prinsip-prinsip kedaulatan rakyat, kebebasan, dan keadilan. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berasal dari rakyat dan dijalankan untuk kepentingan umum, di mana setiap individu memiliki hak suara dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Prinsip kedaulatan rakyat memastikan bahwa keputusan politik dan kebijakan negara mencerminkan kehendak rakyat, bukan kepentingan sekelompok orang atau elit politik.

Kebebasan, sebagai pilar utama demokrasi, meliputi hak-hak dasar seperti kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkumpul, yang memungkinkan masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan kritik tanpa takut akan pembalasan. Demokrasi berfungsi sebagai penjaga integritas sosial dan politik, menciptakan lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk hidup dengan hak dan kebebasan yang dihormati serta diberdayakan.

Munculnya ancaman dari dalam berupa hawa nafsu kekuasaan dapat merusak nilai-nilai dasar demokrasi secara signifikan. Ketika para pemimpin terjebak dalam ambisi pribadi untuk mempertahankan atau memperluas kekuasaan, mereka sering kali mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi. Hawa nafsu kekuasaan ini dapat mengarah pada praktik-praktik seperti korupsi, manipulasi, dan penyalahgunaan wewenang, yang mengikis integritas sistem demokrasi. Dengan demikian, hawa nafsu kekuasaan bukan hanya mengancam stabilitas politik, tetapi juga merusak fondasi kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi itu sendiri.

Hawa Nafsu Kekuasaan dan Pembajakan Sistem Demokrasi

Hawa nafsu kekuasaan membajak sistem dan nilai demokrasi dengan cara yang merusak dan sistematis. Para penguasa yang terobsesi dengan kekuasaan sering kali mencoba untuk mengendalikan proses demokrasi, baik melalui kecurangan maupun manipulasi hasil pemilu, sehingga menghilangkan esensi dari pemilihan yang adil dan bebas. Selain itu, mereka mungkin memperkuat kekuasaan dengan mengubah undang-undang atau konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan atau mengubah aturan yang menguntungkan posisi mereka.

Dalam aspek lain, hawa nafsu kekuasaan mendorong pemimpin untuk membatasi kebebasan pers dan mengontrol media, dengan tujuan mengurangi kritik publik dan mempersempit ruang bagi opini yang berbeda. Lembaga-lembaga demokrasi seperti parlemen dan pengadilan seringkali dilemahkan atau dipengaruhi secara tidak sah untuk memastikan dukungan bagi kebijakan yang menguntungkan penguasa, bukan rakyat. Dengan cara ini, hawa nafsu kekuasaan tidak hanya merusak integritas sistem demokrasi, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan dan proses politik yang seharusnya mencerminkan kehendak rakyat.

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat akibat hawa nafsu kekuasaan dalam sistem demokrasi sangat mendalam dan merusak. Salah satu dampak utama adalah krisis kepercayaan publik, di mana masyarakat mulai meragukan integritas dan legitimasi pemerintah. Ketidakpuasan ini seringkali disertai dengan ketidakberdayaan, karena warga merasa suara dan pendapat mereka tidak lagi diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan. Pembatasan kebebasan berbicara dan berekspresi juga menjadi masalah besar, di mana media yang dikuasai pemerintah mengabaikan laporan yang kritis dan hanya menyebarkan informasi yang mendukung kepentingan penguasa.

Selain itu, kebijakan yang tidak adil dan keputusan yang mementingkan kepentingan elit politik menyebabkan ketimpangan sosial yang semakin melebar, dengan akses terhadap sumber daya dan peluang menjadi semakin tidak merata. Rasa frustrasi dan kemarahan pun meluas, mendorong berbagai bentuk protes dan perlawanan dari masyarakat yang berusaha menuntut perubahan. Dalam jangka panjang, dampak-dampak ini dapat mengganggu stabilitas sosial dan politik, serta melemahkan struktur demokrasi yang seharusnya melayani kepentingan semua lapisan masyarakat.

Hal tersebut menimbulkan reaksi dan perasaan masyarakat terhadap pembajakan demokrasi akibat hawa nafsu kekuasaan sering kali melibatkan campuran frustrasi, ketidakberdayaan, dan kemarahan. Masyarakat yang menyaksikan pengabaian terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan manipulasi kekuasaan merasa semakin terasing dan tidak terwakili dalam sistem politik. Reaksi ini menggambarkan keinginan masyarakat untuk kembali ke tata kelola yang adil dan transparan, serta untuk memastikan bahwa kekuasaan tidak disalahgunakan.

Ajakan Refleksi dan Harapan ke Depannya

Refleksi tentang pembajakan demokrasi oleh hawa nafsu kekuasaan mengajak kita untuk merenungkan betapa pentingnya menjaga integritas dan prinsip-prinsip demokrasi dari ancaman internal yang mengancam. Ketika hawa nafsu kekuasaan merusak struktur dan nilai-nilai demokrasi, masyarakat tidak hanya kehilangan kepercayaan pada pemerintah, tetapi juga hak-hak dan kebebasan dasar yang seharusnya mereka nikmati.

Melihat ancaman ini, penting bagi setiap individu untuk terlibat dalam proses politik, menyuarakan ketidakpuasan secara konstruktif, dan menuntut transparansi serta akuntabilitas dari para pemimpin. Hanya dengan kesadaran dan tindakan kolektif, kita dapat mencegah penguasaan kekuasaan yang merugikan dan memastikan bahwa demokrasi tetap menjadi sistem yang adil dan representatif, yang benar-benar melayani kepentingan rakyat dan tidak dikuasai oleh ambisi pribadi.

Untuk mengatasi pembajakan demokrasi oleh hawa nafsu kekuasaan, perlu upaya kolektif untuk memperkuat sistem pengawasan dan akuntabilitas. Di tengah tantangan ini, diharapkan muncul pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen terhadap prinsip-prinsip demokrasi, yang mampu membangun kepercayaan publik dengan transparansi dan kebijakan yang adil.

Masyarakat juga diharapkan untuk lebih aktif dalam berpartisipasi dalam proses politik, termasuk dalam pemilihan umum, serta memantau tindakan pemerintah secara kritis. Pendidikan politik dan peningkatan kesadaran publik tentang hak-hak mereka dan cara melindungi demokrasi juga merupakan langkah penting. Selain itu, reformasi institusi-institusi demokrasi, seperti penguatan lembaga legislatif dan yudikatif agar lebih independen dan tidak terpengaruh oleh kekuasaan eksekutif, menjadi solusi strategis untuk mengembalikan keseimbangan kekuasaan.

Dengan kombinasi dari pemimpin yang bertanggung jawab, partisipasi masyarakat yang aktif, dan reformasi institusi, diharapkan sistem demokrasi dapat diperkuat dan terlindungi dari ancaman internal, memastikan bahwa kekuasaan tetap berada dalam kendali rakyat dan bukan di tangan segelintir orang yang terobsesi dengan kekuasaan.

Karena itu, pentingnya kesadaran dan tindakan proaktif untuk melindungi demokrasi dari ancaman hawa nafsu kekuasaan. Penting juga menggarisbawahi bahwa hawa nafsu kekuasaan yang berlebihan dapat merusak prinsip-prinsip demokrasi yang mendasari tata kelola pemerintahan yang adil dan transparan. Dengan adanya kesadaran dan komitmen bersama, kita dapat melindungi dan memperkuat demokrasi, menjaga agar sistem politik tetap berfungsi dengan baik dan benar-benar melayani kepentingan publik.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun