Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggali Kekuatan Syukur untuk Menemukan Kebahagiaan di Tengah Kesibukan

25 Agustus 2024   07:06 Diperbarui: 25 Agustus 2024   12:39 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep Syukur sebagai Sikap Hidup

Syukur sebagai sikap hidup merupakan fondasi penting dalam membangun kesejahteraan emosional dan mental. Ketika syukur dijadikan sebagai sikap yang konsisten, ia melampaui sekadar ungkapan terima kasih atas hal-hal baik yang kita terima. Syukur menjadi cara pandang yang mengajarkan kita untuk menghargai setiap pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang penuh tantangan.

Dengan mempraktikkan syukur, kita melatih diri untuk fokus pada apa yang kita miliki, daripada terus-menerus merasa kurang atau terjebak dalam keinginan yang tak berujung. Sikap hidup ini membawa kedamaian batin, karena mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak hanya tergantung pada keadaan luar, tetapi juga pada bagaimana kita menilai dan menghargai kehidupan sehari-hari. Seiring waktu, syukur sebagai sikap hidup dapat memperkuat rasa kepuasan, mengurangi stres, dan membuka pintu bagi kebahagiaan yang lebih dalam dan berkelanjutan.

Secara psikologis, syukur memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan individu. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang secara rutin mempraktikkan syukur cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah, suasana hati yang lebih positif, dan kualitas tidur yang lebih baik. Syukur juga diketahui dapat meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

Ketika kita bersyukur, otak kita melepaskan hormon-hormon seperti dopamin dan serotonin, yang terkait dengan perasaan bahagia dan relaksasi. Selain itu, syukur membantu memperkuat hubungan sosial, karena orang yang bersyukur cenderung lebih empatik, mudah memaafkan, dan lebih dihargai dalam interaksi sosial mereka. Dengan demikian, syukur tidak hanya memperbaiki kesehatan emosional tetapi juga memperkuat koneksi sosial, yang semuanya berkontribusi pada kebahagiaan yang lebih holistik.

Kesibukan dan Tantangan Menemukan Kebahagiaan

Kesibukan dalam kehidupan modern sering kali menjadi penghalang utama dalam menemukan kebahagiaan yang sejati. Dengan jadwal yang padat dan tuntutan pekerjaan yang terus meningkat, banyak orang merasa terperangkap dalam rutinitas harian yang membatasi kesempatan untuk merenung atau menikmati momen-momen sederhana yang sebenarnya dapat membawa kebahagiaan. Kesibukan ini sering kali memaksa kita untuk hidup dengan pola yang serba cepat, mengurangi waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan teman-teman. Akibatnya, stres dan kelelahan menjadi hal yang biasa, dan kebahagiaan seolah menjadi tujuan yang semakin sulit dicapai. Tantangan terbesar adalah bagaimana seseorang dapat tetap merasa puas dan bahagia ketika tekanan untuk terus produktif dan mencapai target selalu membayangi.

Di tengah kesibukan, kebahagiaan sering kali diabaikan atau dipandang sebagai sesuatu yang akan diraih nanti, setelah semua tugas selesai. Namun, kenyataannya, ketika kita terus-menerus menunda kebahagiaan, kita dapat terjebak dalam lingkaran setan yang hanya mengakibatkan lebih banyak stres dan ketidakpuasan. Banyak orang mengeluh bahwa waktu terasa berlalu begitu cepat tanpa sempat menikmati hidup, dan mereka akhirnya merasa hampa meskipun secara material mungkin sudah mapan.

Kesulitan untuk menemukan kebahagiaan juga diperparah oleh krisis makna yang sering menyertai kehidupan modern. Ketika kita terlalu sibuk, kita cenderung kehilangan hubungan dengan hal-hal yang sebenarnya bermakna dalam hidup kita, seperti hubungan antarmanusia, spiritualitas, atau bahkan hobi yang pernah kita cintai. Kehidupan yang terjebak dalam rutinitas dan kesibukan ini dapat menyebabkan kita merasa teralienasi, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Dalam kondisi ini, kebahagiaan menjadi semakin sulit diraih, karena kita mungkin tidak lagi tahu apa yang sebenarnya membuat kita bahagia.

Oleh karena itu, di tengah segala kesibukan, penting untuk mengatasi tantangan ini dengan sengaja mencari dan menciptakan momen-momen kebahagiaan. Ini bisa dimulai dengan langkah kecil, seperti meluangkan waktu untuk hal-hal yang kita nikmati, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan yang terpenting, mengadopsi sikap syukur.

Input sumber gambar: gramedia.com
Input sumber gambar: gramedia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun