Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Transisi Kekuasaan dari Hartarto ke Bahlil Lahadalia dalam Menghadapi Fragmentasi Internal dan Eksternal Partai Golkar

22 Agustus 2024   04:32 Diperbarui: 22 Agustus 2024   04:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TRANSISI KEKUASAAN DARI AIRLANGGA HARTARTO KE BAHLIL LAHADALIA DALAM MENGHADAPI FRAGMENTASI INTERNAL DAN EKSTERNAL PARTAI GOLKAR

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Partai Golkar telah menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XI, sejak dari tanggal 20-21 Agustus 2024. Dalam forum internal partai Golkar, menguat nama Bahlil Lahadalia yang digadang untuk menggantikan Airlangga Hartarto.  Pada akhir agenda Munas XI Rabu, 21 Agustus 2024, Bahlil Lahadalia yang secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar). Bahlil Lahadalia mendapatkan dukungan penuh dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan sejumlah elite partai hingga tokoh senior Golkar, yang menyambut positif sang ketua umum baru.

Mengenal Kepemimpinan Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto memulai kepemimpinannya di Partai Golkar pada tahun 2019, menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus hukum. Sebagai seorang teknokrat dengan latar belakang ekonomi, Airlangga menghadapi tantangan besar dalam mengkonsolidasikan partai yang saat itu terpecah oleh berbagai faksi internal. Di bawah kepemimpinannya, Golkar berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia, meskipun harus berjuang keras di tengah persaingan politik yang ketat.

Airlangga juga memainkan peran penting dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, di mana ia dikenal atas upayanya dalam merumuskan kebijakan ekonomi strategis. Namun, selama masa kepemimpinannya, Golkar juga mengalami berbagai dinamika internal yang menantang, termasuk pergeseran loyalitas kader dan tekanan eksternal yang mempengaruhi stabilitas partai.

Pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar terjadi di tengah dinamika politik yang kompleks, baik di internal partai maupun pada tingkat nasional. Salah satu alasan utama pengunduran diri ini adalah tekanan internal dari sejumlah faksi dalam partai yang menginginkan perubahan kepemimpinan menjelang Pemilu 2024. 

Selain itu, kesibukan Airlangga dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dianggap membatasi kemampuannya untuk fokus sepenuhnya pada pengelolaan partai. Dalam situasi ini, Bahlil Lahadalia, seorang tokoh muda dengan pengalaman luas di bidang ekonomi dan pemerintahan, dipilih sebagai penerus untuk menakhodai Golkar. Penunjukan Bahlil mencerminkan harapan partai untuk mendapatkan energi baru dan kepemimpinan yang lebih adaptif dalam menghadapi tantangan politik.

Input sumber gambar: tribun timur
Input sumber gambar: tribun timur

Transisi Kepemimpinan di Partai Golkar

Transisi kepemimpinan di Partai Golkar dari Airlangga Hartarto ke Bahlil Lahadalia menandai babak baru dalam sejarah partai yang telah lama menjadi salah satu kekuatan politik utama di Indonesia. Proses ini tidak hanya mencerminkan perubahan personal di pucuk pimpinan tetapi juga mengindikasikan dinamika internal yang berakar dari kebutuhan partai untuk beradaptasi dengan situasi politik yang terus berkembang.

Peralihan kepemimpinan kepada Bahlil Lahadalia dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mempertimbangkan berbagai faktor mulai dari kemampuan manajerial hingga popularitas dan penerimaan di kalangan kader. Bahlil, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dikenal sebagai sosok yang enerjik dan memiliki visi ekonomi yang jelas, sesuatu yang dianggap penting untuk Golkar di tengah persaingan politik yang semakin kompleks.

Fragmentasi Internal dan eksternal di Partai Golkar

Fragmentasi internal dan eksternal di Partai Golkar merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh kepemimpinan baru di bawah Bahlil Lahadalia. Secara internal, Partai Golkar telah lama dikenal sebagai partai yang terdiri dari berbagai faksi dengan kepentingan dan agenda yang berbeda. Faksi-faksi ini sering kali didorong oleh ambisi individu maupun kelompok yang ingin mempertahankan atau merebut pengaruh dalam partai.

Secara eksternal, Golkar juga menghadapi fragmentasi di luar partai yang tidak kalah kompleks. Sebagai partai yang memiliki sejarah panjang di kancah politik Indonesia, Golkar kini berada dalam persaingan ketat dengan partai-partai lain yang semakin solid dan memiliki daya tarik yang kuat di kalangan pemilih muda serta pemilih yang belum menentukan pilihan.

Selain itu, perubahan dinamika politik nasional, termasuk isu-isu populis yang diusung oleh pesaing politik, menambah tekanan bagi Golkar untuk tetap relevan dan kompetitif. Dalam konteks ini, fragmentasi eksternal juga mencakup tantangan dari media dan opini publik yang semakin kritis terhadap partai-partai lama yang dianggap tidak lagi mampu menghadirkan perubahan signifikan.

Di tengah kondisi ini, ketum baru Bahlil Lahadalia menghadapi tugas berat untuk menyatukan kembali barisan internal partai dan sekaligus merumuskan strategi yang efektif untuk menghadapi tantangan eksternal. Bahlil harus mampu meredam konflik antar faksi di dalam partai dengan menawarkan visi yang dapat diterima oleh semua pihak dan mendorong partai menuju konsolidasi yang lebih kokoh.

Di sisi lain, Bahlil juga harus mengarahkan Golkar untuk lebih responsif terhadap aspirasi rakyat dan lebih adaptif dalam menghadapi perubahan-perubahan di lingkungan eksternal. Ini termasuk kemampuan Golkar untuk bersaing dalam era digital, di mana narasi dan persepsi publik dapat berubah dengan cepat. Fragmentasi internal dan eksternal ini, jika tidak ditangani dengan baik, bisa menjadi hambatan besar bagi Golkar dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu kekuatan politik utama di Indonesia.

Harapan Masa Depan Golkar di Bawah Kepemimpinan Bahlil Lahadalia

Masa depan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia dipenuhi dengan harapan sekaligus tantangan yang kompleks. Sebagai sosok yang relatif muda dan dinamis, Bahlil membawa energi baru yang diharapkan mampu menghidupkan kembali semangat kader dan memperbarui strategi partai di tengah persaingan politik yang semakin ketat. Kepemimpinan Bahlil menawarkan peluang bagi Golkar untuk bertransformasi menjadi partai yang lebih adaptif, khususnya dalam merespons tuntutan generasi muda dan perubahan sosial-politik yang terus berkembang.

Namun, tantangan besar menanti Bahlil dalam menjaga kesatuan dan soliditas partai, terutama dengan adanya berbagai faksi internal yang memiliki kepentingan berbeda. Kemampuannya untuk merangkul semua elemen dalam partai dan menciptakan konsensus akan sangat menentukan keberhasilan Golkar dalam menghadapi Pemilu 2024. Ini termasuk memperkuat peran Golkar sebagai partai yang peduli pada isu-isu rakyat, seperti kesejahteraan ekonomi, pendidikan, dan reformasi birokrasi.

Selain itu, kepemimpinan Bahlil juga diharapkan dapat meningkatkan elektabilitas Golkar di mata publik, terutama di kalangan pemilih yang belum menentukan pilihan. Kemampuannya untuk menarik simpati dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat akan menjadi kunci bagi Golkar untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia.

Implikasi dari transisi ini bagi masa depan Golkar sangat bergantung pada bagaimana sang Ketum mampu mengarahkan partai menuju pembaruan dan inovasi, sambil tetap menjaga warisan dan nilai-nilai yang telah membesarkan Golkar. Jika berhasil, transisi ini bisa menjadi momentum kebangkitan Golkar, mengokohkan kembali posisinya di peta politik nasional. Dengan demikian, transisi kepemimpinan ini adalah pertaruhan besar yang akan sangat menentukan arah perjalanan Golkar di masa depan.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun