Dari perspektif masa depan politik Indonesia, reshuffle ini juga berfungsi sebagai barometer yang mencerminkan dinamika kekuatan politik menjelang pemilu berikutnya. Perubahan di kabinet bisa menjadi sinyal awal dari arah dukungan politik, baik dari partai-partai koalisi maupun dari kelompok-kelompok kepentingan lain yang terlibat dalam pemerintahan.
Keputusan Jokowi dalam reshuffle ini bisa mempengaruhi bagaimana koalisi politik terbentuk untuk pemilu mendatang, serta siapa yang mungkin muncul sebagai penerus potensial. Lebih dari itu, reshuffle di injury time ini juga bisa memberikan preseden bagi presiden di masa depan tentang bagaimana menggunakan reshuffle sebagai alat untuk menjaga stabilitas pemerintahan di saat-saat krusial.
Reshuffle di akhir masa jabatan dapat dimaknai sebagai upaya positif dari presiden untuk memastikan bahwa pemerintahan tetap berjalan dengan baik hingga akhir periode. Meskipun waktu yang tersisa singkat, reshuffle ini menunjukkan komitmen presiden untuk memperbaiki dan memperkuat kinerja kabinet, serta menyelesaikan tugas-tugas penting yang belum tuntas. Ini juga dapat dilihat sebagai tanda bahwa presiden tidak berhenti berupaya hingga detik terakhir, berusaha menjaga stabilitas dan memastikan bahwa pemerintah meninggalkan warisan yang solid. Dengan demikian, reshuffle di injury time mencerminkan tekad untuk mengoptimalkan pemerintahan meski berada di penghujung masa jabatan.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H