Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguatnya Polarisasi Politik sebagai Ancaman terhadap Integritas Demokrasi

19 Agustus 2024   04:38 Diperbarui: 19 Agustus 2024   04:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENGUATNYA POLARISASI POLITIK SEBAGAI ANCAMAN TERHADAP INTEGRITAS DEMOKRASI

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Dewasa ini, polarisasi politik telah menjadi sebuah fenomena yang dipertontonkan. Tergambar jelas di mana masyarakat sering terbelah menjadi dua atau lebih kelompok dengan pandangan politik yang sangat berbeda, bahkan bertentangan secara ekstrem. 

Polarisasi ini semakin menguat di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan berbagai faktor seperti meningkatnya penggunaan media sosial, politik identitas, dan retorika politik yang sengaja memecah belah telah memperdalam jurang antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Secara khusus di Indonesia, perbedaan pandangan politik yang tajam sering kali diperburuk oleh sentimen keagamaan, etnisitas, dan regionalisme, yang menciptakan ketegangan sosial. Polarisasi ini tidak hanya mempengaruhi dinamika politik, tetapi juga mengancam kohesi sosial dan stabilitas demokrasi, karena masyarakat cenderung memilih untuk berkelompok berdasarkan identitas dan ideologi, mengabaikan dialog dan kompromi yang konstruktif.

Bila kondisi polarisasi politik ini dibiarkan saja, dapat menjadi ancaman serius bagi integritas demokrasi karena merusak dasar-dasar penting dari proses demokratis, seperti dialog, toleransi, dan kompromi. Ketika masyarakat terbelah menjadi kelompok-kelompok dengan pandangan yang saling bertentangan secara ekstrem, ruang untuk diskusi yang rasional dan terbuka sekalipun akan terasa semakin sempit. Dalam kondisi seperti ini, proses demokrasi yang seharusnya berfungsi sebagai sarana untuk mencapai konsensus melalui partisipasi dan keterbukaan berubah menjadi ajang pertarungan yang tidak sehat.

Polarisasi Politik: Definisi dan Faktor Penyebab

Polarisasi politik adalah kondisi di mana masyarakat terbelah menjadi kelompok-kelompok dengan pandangan politik yang berbeda secara tajam dan sulit untuk didamaikan. Dalam keadaan yang sangat terpolarisasi, kelompok-kelompok ini sering kali tidak hanya berbeda dalam pendapat, tetapi juga saling memusuhi, memandang lawan politiknya sebagai ancaman, dan cenderung menolak segala bentuk kompromi.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan polarisasi politik semakin menguat. Pertama, peran media sosial yang secara signifikan telah mengubah cara orang mengakses dan membagikan informasi. Algoritma media sosial sering kali memperkuat pandangan yang sudah ada dengan menampilkan konten yang sejalan dengan preferensi pengguna, yang pada gilirannya menciptakan sekat-sekat (echo chamber) di mana orang hanya mendengar suara-suara yang sependapat dengan mereka.

Kedua, politik identitas juga memainkan peran penting dalam memperkuat polarisasi. Di banyak negara, termasuk Indonesia, politik identitas sering kali digunakan sebagai strategi oleh politisi untuk menggalang dukungan. Ketika identitas kelompok menjadi pusat dari politik, perbedaan pendapat mudah berubah menjadi konflik yang lebih dalam dan personal yang bisa menonjolkan perbedaan antara "kami" dan "mereka," dan mengurangi kemungkinan untuk mencapai konsensus.

Ketiga, manipulasi oleh elit politik. Dalam upaya untuk mempertahankan atau memperluas kekuasaan, beberapa elit politik mungkin secara sengaja memanfaatkan perbedaan dan ketegangan sosial untuk memobilisasi dukungan. Mereka sering kali menggunakan retorika yang memecah belah, menyebarkan disinformasi, atau mempolitisasi isu-isu sensitif untuk membangun basis dukungan yang loyal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun