Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

63 Tahun Pramuka di Bulan Kemerdekaan, Merajut Semangat Nasionalisme dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila

15 Agustus 2024   10:09 Diperbarui: 15 Agustus 2024   10:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

63 TAHUN PRAMUKA DI BULAN KEMERDEKAAN, MERAJUT SEMANGAT NASIONALISME DALAM MEMPERTAHANKAN NILAI-NILAI PANCASILA

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Tanggal 14 Agustus setiap tahunnya, bangsa Indonesia merayakannya sebagai Hari Pramuka. Suatu momen sejarah yang penting bagi setiap anggota Gerakan Pramuka di Indonesia memperingati untuk mengenang sejarah dan perkembangan Gerakan Pramuka yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade.

Pada tahun 2024, Gerakan Pramuka akan memasuki peringatan yang ke-63 tahun. Adapun setiap perayaannya, Kwarnas Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka mengusung tema dan logo yang berbeda. Merujuk pada Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 104 Tahun 2024 tentang Tema dan Logo 63 Tahun Gerakan Pramuka, ditetapkan bahwa tema Hari Pramuka Nasional ke-63 tahun 2024 adalah "Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI".

sumber gambar: vecteezy.com
sumber gambar: vecteezy.com

Sejarah dan Filosofi Pramuka dalam Konteks Nasionalisme

Gerakan Pramuka di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Bermula pada tahun 1912, ketika sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda) mulai melakukan latihan. Dua tahun kemudian, cabang tersebut resmi berdiri dengan nama Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda. Sebagian besar anggota pandu NIPV merupakan keturunan Belanda.

Kemudian di tahun 1916, berdirilah suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu bumiputera. Gerakan pandu bumiputera ini didirikan oleh Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo, yang diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie. Usai berdirinya Javaansche Padvinders, banyak organisasi kepanduan lain yang juga dibentuk, baik yang berbasis nasionalis maupun keagamaan.

Pada awal Desember 1934, Lord Baden-Powell bersama istri dan anak-anaknya mengunjungi organisasi kepanduan di beberapa kota Indonesia, seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya. Beberapa tahun setelah kunjungan tersebut, di tanggal 27-29 Desember 1945 diadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Dalam kongres tersebut diputuskan bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya gerakan organisasi kepramukaan di Indonesia.

Gerakan Pramuka di Indonesia resmi berdiri pada tahun 1961 melalui Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno. Gerakan ini bertujuan untuk membentuk karakter generasi muda Indonesia melalui kegiatan kepramukaan yang berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa. Sejak awal, Pramuka telah mengemban misi untuk menanamkan jiwa nasionalisme, disiplin, dan gotong royong kepada anggotanya. Keterkaitan antara Pramuka dan Pancasila sangat erat, karena nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, keadilan sosial, dan ketuhanan diajarkan dan diimplementasikan dalam setiap aktivitas kepramukaan. Dengan demikian, Pramuka tidak hanya menjadi sarana pendidikan non-formal, tetapi juga wadah yang strategis dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda, menjaga keberlanjutan semangat nasionalisme di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.

Perayaan ulang tahun Pramuka yang ke-63 di bulan kemerdekaan Indonesia ke-79 memiliki signifikansi yang mendalam, mengingat kedua momen ini sama-sama melambangkan semangat perjuangan dan pembentukan identitas nasional. Bulan Agustus adalah saat di mana bangsa Indonesia mengenang kembali perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan, sebuah semangat yang sejalan dengan misi Pramuka dalam membina generasi muda yang cinta tanah air dan siap berkontribusi bagi bangsa.

Merayakan ulang tahun Pramuka di bulan kemerdekaan juga mempertegas peran strategis Pramuka sebagai penjaga dan penerus nilai-nilai luhur Pancasila, yang menjadi landasan ideologi negara. Perayaan kali ini menjadi ajang refleksi perjalanan panjang gerakan ini, akan pentingnya kita terus menumbuhkan rasa nasionalisme di tengah tantangan globalisasi, sehingga semangat kebangsaan tetap hidup di hati setiap anggota Pramuka dan masyarakat luas.

Pramuka memiliki peran yang krusial dalam memperkuat semangat nasionalisme dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda. Melalui berbagai kegiatan yang bersifat edukatif, Pramuka menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin, dan tanggung jawab sosial kepada anggotanya. Aktivitas seperti upacara bendera, latihan keterampilan, dan pengabdian masyarakat tidak hanya melatih keterampilan praktis, tetapi juga membentuk karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

Dalam setiap kegiatannya, Pramuka mendorong anggotanya untuk menghormati keragaman, bekerja sama dalam kebersamaan, dan menjaga persatuansemua hal yang merupakan inti dari ideologi Pancasila. Dengan demikian, Pramuka berperan sebagai benteng yang melindungi dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan di tengah arus perubahan zaman, memastikan bahwa semangat nasionalisme dan Pancasila tetap menjadi fondasi kokoh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

sumber gambar: gurusiana.id
sumber gambar: gurusiana.id

Peran Pramuka dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila

Pertama, mempertahankan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda Indonesia. Sebagai gerakan pendidikan non-formal yang berfokus pada pembinaan karakter, Pramuka menjadikan Pancasila sebagai landasan utama dalam setiap aktivitas dan kegiatannya. Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, dan ketuhanan yang maha esa, diintegrasikan secara mendalam dalam program pendidikan Pramuka. Misalnya, melalui Dasa Dharma Pramuka, anggota diajarkan untuk hidup sederhana, berbakti kepada bangsa, dan mencintai sesama manusia, yang semuanya merupakan cerminan dari sila-sila dalam Pancasila.

Kedua, memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong, yang merupakan nilai-nilai esensial dalam Pancasila. Melalui berbagai kegiatan seperti kerja bakti, pengabdian masyarakat, dan penanaman pohon, Pramuka mengajarkan anggotanya untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, serta untuk selalu memprioritaskan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membentuk keterampilan praktis, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas dan persatuan, yang merupakan inti dari sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.

Ketiga, mendidik generasi muda untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui program-program yang mengajarkan disiplin, kejujuran, dan kepemimpinan, Pramuka mempersiapkan anggotanya untuk menjadi pemimpin masa depan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan dan keputusan yang mereka ambil. Dengan demikian, Pramuka membantu memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap hidup dan relevan di tengah perubahan sosial dan tantangan global.

Keempat, jembatan dalam menjaga dan merawat keberagaman di Indonesia. Anggota Pramuka berasal dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan budaya, sehingga kegiatan Pramuka sering kali menjadi ajang untuk belajar saling menghormati dan memahami perbedaan. Hal ini sejalan dengan sila pertama dan kedua Pancasila, yang mengajarkan tentang pentingnya menghargai keyakinan orang lain dan memperlakukan semua manusia dengan adil dan bermartabat.

Kelima,menanamkan dan memperkuat pemahaman serta penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pramuka memastikan bahwa generasi muda Indonesia tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang berlandaskan pada Pancasila, dan terus membangun masa depan yang lebih baik dengan tetap berpegang pada nilai-nilai tersebut.

Tantangan dan Peluang Pramuka di Era Modern

Pertama, perkembangan teknologi dan digitalisasi yang mempengaruhi cara generasi muda berinteraksi dan memperoleh informasi. Di tengah maraknya media sosial dan internet, Pramuka harus bersaing dengan berbagai platform digital yang menawarkan hiburan instan, sehingga kegiatan kepramukaan yang bersifat outdoor dan berorientasi pada kebersamaan sering kali dianggap kurang menarik.

Kedua, arus globalisasi membawa pengaruh budaya asing yang dapat mengaburkan identitas nasional dan nilai-nilai lokal, yang merupakan salah satu fokus pendidikan Pramuka. Tantangan lainnya adalah menurunnya minat generasi muda terhadap kegiatan yang mengharuskan mereka berkomitmen dalam jangka panjang, seperti Pramuka, yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan disiplin.

Namun, di balik tantangan tersebut, era modern juga menawarkan peluang besar bagi Pramuka untuk berkembang dan tetap relevan. Pertama, teknologi digital, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan Pramuka melalui platform online yang dapat digunakan untuk pendidikan dan komunikasi antaranggota. Pramuka dapat mengembangkan aplikasi, media sosial, dan konten digital yang menarik dan edukatif, sehingga kegiatan Kedua, globalisasi memberikan kesempatan bagi Pramuka untuk memperkaya programnya dengan menambahkan perspektif internasional, seperti kerjasama dengan gerakan kepramukaan di negara lain atau partisipasi dalam jambore internasional. Dengan demikian, Pramuka dapat membekali anggotanya dengan wawasan global sambil tetap menjaga identitas nasional yang kuat.

Ketiga, menjadi agen perubahan dalam menghadapi isu-isu global, seperti perubahan iklim, keberlanjutan lingkungan, dan ketahanan pangan. Dengan menambahkan program-program yang berfokus pada isu-isu ini, Pramuka dapat menarik minat generasi muda yang semakin sadar akan pentingnya menjaga bumi dan lingkungan. Kegiatan seperti pengelolaan sampah, penghijauan, dan kampanye energi terbarukan dapat menjadi bagian integral dari kegiatan Pramuka yang relevan dengan tantangan zaman.

Dengan memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi tantangan dengan inovasi, Pramuka dapat terus memainkan peran penting dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, berwawasan luas, dan tetap setia pada nilai-nilai Pancasila. Era modern bukanlah penghalang, tetapi justru batu loncatan bagi Pramuka untuk mengembangkan diri dan terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.

Harapan bagi Masa Depan Pramuka Indonesia

Di tengah dinamika global yang terus berkembang, peran Pramuka sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan menguatkan semangat nasionalisme semakin relevan dan penting untuk masa depan Indonesia. Pramuka, dengan filosofi yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya memiliki kompetensi intelektual, tetapi juga komitmen yang kuat terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

Di masa depan, tantangan yang dihadapi bangsa ini, seperti disintegrasi sosial, radikalisme, dan pengaruh budaya asing, menuntut adanya lembaga yang mampu menanamkan dan memperkuat jati diri bangsa di kalangan generasi muda. Pramuka berada di garis depan dalam upaya ini, dengan program-program yang dirancang untuk membangun karakter, memperkuat solidaritas, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Harapan ke depan adalah agar Pramuka terus beradaptasi dan inovatif dalam menghadapi perubahan zaman, tanpa mengorbankan nilai-nilai inti yang menjadi fondasinya. Dengan memanfaatkan teknologi, memperluas jangkauan program, dan merespons isu-isu kontemporer, Pramuka dapat tetap relevan dan menarik bagi generasi muda, sekaligus menjadi benteng pertahanan bagi keutuhan bangsa.

Melalui Pramuka, akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki integritas, loyalitas terhadap bangsa, dan kecintaan yang mendalam pada Indonesia. Di tengah tantangan globalisasi, Pramuka harus tetap menjadi penjaga api nasionalisme, memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila terus tertanam dalam jiwa setiap anak bangsa, dan bahwa semangat kebangsaan tidak pernah padam.

Mari kita merenungkan kembali pentingnya peran Pramuka dalam membentuk karakter generasi muda yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan semangat nasionalisme. Di tengah tantangan yang semakin kompleks, Pramuka terus menjadi benteng yang kokoh dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Dengan semangat yang tak pernah padam, pramuka bangkit dan lanjutkan perjuangan ini, menjadikan Pramuka sebagai pilar utama dalam mencetak generasi penerus yang siap menjaga dan mengembangkan warisan bangsa ini. Salam Pramuka.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun