Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Implementasi Flipped Classroom sebagai Strategi Mendorong Kemandirian Belajar Peserta Didik

26 Juni 2024   04:49 Diperbarui: 26 Juni 2024   15:47 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Guru didorong untuk belajar mandiri agar mampu menerapkan pembelajaran yang berpusat pada anak. (KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU)

Proses ini mendorong peserta didik untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri. Selama sesi kelas, peserta didik terlibat dalam aktivitas yang lebih interaktif seperti diskusi, kerja kelompok, dan penerapan praktis dari konsep yang telah dipelajari, yang memperkuat pemahaman mereka dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta pemecahan masalah. 

Kemandirian belajar semakin diperkuat karena siswa belajar untuk mencari solusi sendiri, mengajukan pertanyaan, dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar.

Metode Implementasi Flipped Classroom

Implementasi Flipped Classroom memerlukan perencanaan yang matang dan penggunaan teknologi yang tepat untuk mendukung pembelajaran. Pertama, persiapan materi. 

Guru perlu membuat atau memilih materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik di luar kelas, seperti video, modul online, atau bahan bacaan. Materi ini harus mudah diakses dan dipahami dan dapat diakses oleh peserta didik. 

Kedua, pelaksanaan di luar kelas. Peserta didik mempelajari materi tersebut secara mandiri sebelum sesi kelas. Selama tahap ini, peserta didik didorong untuk mencatat pertanyaan atau poin yang tidak mereka pahami. 

Selanjutnya, dalam pelaksanaan di dalam kelas, waktu kelas digunakan untuk aktivitas yang lebih interaktif, seperti diskusi, kerja kelompok, dan proyek praktis, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menerapkan dan memperdalam pemahaman mereka tentang materi.

Guru juga dapat memberikan evaluasi dan umpan balik secara langsung untuk membantu peserta didik mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Evaluasi ini bisa berupa kuis singkat, diskusi kelompok, atau tugas individu yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka. 

Dengan demikian, Flipped Classroom tidak hanya memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran mandiri tetapi juga mengoptimalkan interaksi di dalam kelas untuk pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna.

Implementasi Flipped Classroom telah menunjukkan berbagai hasil positif dan temuan menarik yang mengindikasikan peningkatan kualitas pembelajaran dan kemandirian belajar peserta didik. 

Studi kasus di beberapa sekolah dan institusi pendidikan menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui model Flipped Classroom cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi, karena mereka memiliki kesempatan untuk mempelajari dan merenungkan materi secara mandiri sebelum kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun