*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, paradigma pendidikan mengalami perubahan signifikan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik masa kini.Â
Salah satu inovasi dalam metode pembelajaran yang semakin populer adalah model Flipped Classroom. Flipped Classroom, atau kelas terbalik, mengubah dinamika tradisional ruang kelas dengan memindahkan instruksi langsung dari ruang kelas ke rumah.
Penerapan model ini, peserta didik mempelajari materi pembelajaran melalui video atau modul online sebelum kelas, sementara waktu di kelas digunakan untuk aktivitas kolaboratif, diskusi mendalam, dan penerapan konsep yang telah dipelajari.Â
Pendekatan ini tidak hanya menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran tetapi juga mendorong mereka untuk lebih mandiri dalam mengatur dan memahami materi pembelajaran.
Kemandirian belajar menjadi salah satu keterampilan kunci yang harus dimiliki peserta didik untuk sukses di dunia yang penuh dengan informasi dan perubahan cepat. Dengan mempromosikan kemandirian belajar, Flipped Classroom memberikan peluang bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan belajar dengan tempo mereka sendiri.Â
Oleh karena itu, penerapan Flipped Classroom sebagai strategi mendorong kemandirian belajar menjadi topik yang sangat relevan dan penting untuk dibahas dalam konteks pendidikan modern.
Flipped Classroom Mendorong Kemandirian Belajar Peserta Didik
Flipped Classroom mendorong kemandirian belajar peserta didik dengan memindahkan fokus dari pengajaran langsung di kelas ke pembelajaran mandiri di rumah. Dalam model ini, peserta didik bertanggung jawab untuk mempelajari materi dasar secara mandiri sebelum sesi kelas melalui video, modul online, atau bahan bacaan.Â
Dengan demikian, peserta didik harus mengatur waktu mereka sendiri, mengambil inisiatif untuk memahami materi, dan mengidentifikasi area di mana mereka memerlukan bantuan lebih lanjut.