Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengurai Paradoks: Mengapa Mudah Menumpahkan Narasi Literasi, Namun Kurang Kesadaran Menumbuhkan Literasi

8 Juni 2024   04:30 Diperbarui: 8 Juni 2024   04:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENGURAI PARADOKS : MENGAPA MUDAH MENUMPAHKAN ORASI LITERASI, NAMUN KURANG KESADARAN MENUMBUHKANNYA?

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Budaya literasi masyarakat Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Dalam konteks ini, literasi merujuk pada kemampuan individu untuk membaca, menulis, dan memahami informasi secara efektif. Selain itu, literasi juga mencakup pemahaman terhadap budaya bangsa dan penguasaan terhadap berbagai bidang ilmu.

Dalam era globalisasi ini, budaya literasi masyarakat menjadi semakin penting. Masyarakat Indonesia perlu memperkuat budaya literasi guna menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Pemerintah, sekolah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dapat berperan aktif dalam membentuk budaya literasi yang kuat di Indonesia.

Ulasan dalam tulisan ini akan mengurai faktor-faktor yang menyebabkan paradoks ini dan mengeksplorasi bagaimana kita dapat memperbaiki kesenjangan antara tumpahan narasi literasi dengan kesadaran akan pentingnya menumbuhkan literasi yang mendalam.

Tantangan Membangun Budaya Literasi

Salah satu tantangan utama dalam membangun budaya literasi di masyarakat Indonesia adalah rendahnya minat baca. Budaya membaca yang kurang berkembang menjadikan masyarakat Indonesia kurang aktif dalam membaca buku, baik itu buku tulis maupun buku elektronik. Banyak warga Indonesia yang lebih memilih menghabiskan waktu luang dengan aktivitas lain seperti menonton televisi, bermain gadget, atau melakukan kegiatan non-literasi lainnya.

Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya berliterasi. Banyak masyarakat yang tidak menyadari manfaat yang bisa didapatkan melalui literasi, seperti peningkatan pengetahuan, pemahaman yang lebih dalam, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Pentingnya budaya literasi masyarakat Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi peningkatan pengetahuan, kreativitas, dan pemahaman terhadap budaya bangsa.

Paradoks yang diamati dalam masyarakat saat ini adalah keberadaan narasi literasi yang melimpah, yang seringkali bertumpu pada informasi yang mudah diakses dan beragam, namun kesadaran akan pentingnya literasi seringkali terkubur, tanpa diikuti dengan menumbuhkan keterampilan berliterasi. 

Di satu sisi, kita hidup dalam zaman di mana akses terhadap informasi lebih mudah dari sebelumnya, dengan jaringan internet yang menghubungkan kita dengan sumber-sumber pengetahuan dari seluruh dunia. 

Paradoks ini menimbulkan pertanyaan tentang mengapa narasi literasi mudah ditumpahkan, sementara kesadaran akan pentingnya literasi terkubur begitu dalam seakan terperangkap dalam kesibukan informasi sehari-hari kita.

Kurangnya Perhatian dan Minat 

Tingkat perhatian dan minat masyarakat merupakan salah satu faktor yang signifikan dalam menjelaskan paradoks antara tumpahan narasi literasi yang melimpah namun kesadaran akan pentingnya literasi yang terkubur. 

Masyarakat cenderung lebih tertarik pada narasi-narasi yang menarik dan menghibur daripada pada kesadaran akan pentingnya literasi. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh dorongan dari media massa, tren sosial, dan budaya konsumsi informasi yang cepat.

Kurangnya pendidikan literasi juga menjadi faktor kunci yang menjelaskan paradoks antara tumpahan narasi literasi yang melimpah namun kesadaran akan pentingnya literasi yang terkubur. 

Sistem pendidikan di banyak negara seringkali gagal memberikan perhatian yang memadai pada pengembangan keterampilan literasi yang diperlukan untuk mengelola informasi dengan bijak.

Pendidikan literasi yang hanya berfokus pada kemampuan membaca dan menulis tanpa mengajarkan keterampilan evaluasi informasi yang kritis tidak cukup untuk menghadapi arus informasi yang terus meningkat di era digital ini. 

Sebagai akibatnya, banyak individu tidak dilengkapi dengan keterampilan literasi yang diperlukan untuk memilah dan menilai informasi dengan bijak, yang pada gilirannya mengakibatkan kesadaran akan pentingnya literasi menjadi terabaikan.

Untuk mengatasi kurangnya pendidikan literasi, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara luas. Reformasi pendidikan yang mengintegrasikan keterampilan literasi yang komprehensif dan relevan dengan kebutuhan zaman, bersama dengan upaya untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan literasi untuk semua, dapat membantu mengurangi kesenjangan antara tumpahan narasi literasi dan kesadaran akan pentingnya literasi yang mendalam.

Kesadaran dan Keterlibatan Mengatasi Tantangan

Kurangnya keterlibatan merupakan faktor yang signifikan dalam menjelaskan paradoks antara tumpahan narasi literasi yang melimpah namun kesadaran akan pentingnya literasi yang terkubur. 

Kurangnya keterlibatan masyarakat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pemahaman akan pentingnya literasi, ketidakpedulian terhadap masalah tersebut, atau kesibukan dengan kegiatan dan tanggung jawab lainnya.

Selain itu, kurangnya akses terhadap sumber daya dan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan literasi juga dapat menghambat keterlibatan masyarakat dalam memperjuangkan literasi.

Di beberapa komunitas, terutama yang terpinggirkan atau kurang terlayani, mungkin sulit untuk mendapatkan akses terhadap program-program literasi atau sumber daya yang memadai.

Untuk mengatasi kurangnya keterlibatan masyarakat dalam memperjuangkan literasi, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi dan mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya-upaya literasi. Ini dapat dilakukan melalui kampanye pendidikan dan advokasi yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyediakan sumber daya dan peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan literasi.

Pentingnya upaya bersama untuk mengatasi tantangan ini dan mendorong kesadaran akan literasi dalam masyarakat adalah kunci untuk mengatasi paradoks antara narasi literasi yang melimpah dan kesadaran akan pentingnya literasi yang terkubur. Meningkatkan literasi dalam masyarakat membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi non-profit, sektor swasta, serta masyarakat umum.

Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung literasi, memastikan bahwa literasi diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan, serta menyediakan sumber daya dan dukungan untuk program-program literasi di tingkat lokal dan nasional. Lembaga pendidikan juga bertanggung jawab untuk menyediakan pendidikan literasi yang berkualitas, mengembangkan keterampilan literasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan informasi modern.

Dengan kerja sama dan kolaborasi yang kokoh antara berbagai pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung literasi dan mendorong kesadaran akan pentingnya literasi dalam masyarakat. Ini bukan hanya masalah individu, tetapi juga tanggung jawab bersama kita untuk memastikan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki keterampilan literasi yang diperlukan untuk berhasil dalam dunia yang didorong oleh informasi. Dengan upaya bersama, kita dapat mengatasi paradoks antara narasi literasi yang melimpah dan kesadaran akan pentingnya literasi yang mendalam dalam masyarakat.

Memberikan saran tentang langkah-langkah yang dapat diambil oleh individu, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan untuk meningkatkan kesadaran akan literasi merupakan langkah penting dalam mengatasi paradoks antara tumpahan narasi literasi yang melimpah dan kesadaran akan pentingnya literasi yang terkubur.

Pertama, sebagai individu, penting untuk mengambil inisiatif untuk meningkatkan keterampilan literasi kita sendiri. Ini termasuk mengembangkan kebiasaan membaca secara teratur, memilih sumber informasi yang kredibel dan diverifikasi, serta mengasah keterampilan kritis untuk mengevaluasi informasi dengan bijak.

Kedua, lembaga pendidikan harus fokus pada pengembangan kurikulum yang memprioritaskan keterampilan literasi dalam berbagai mata pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan pembelajaran literasi ke dalam setiap aspek kurikulum, memastikan bahwa siswa dilengkapi dengan keterampilan membaca, menulis, dan berpikir kritis yang diperlukan untuk berhasil dalam era informasi ini.

Ketiga, masyarakat secara keseluruhan dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran akan literasi dengan mendukung program-program literasi lokal, mempromosikan literasi di tempat kerja dan komunitas, serta memperjuangkan akses yang lebih luas terhadap pendidikan literasi untuk semua orang.

Dengan mengambil langkah-langkah ini secara bersama-sama, kita dapat mengatasi tantangan dalam menghadapi paradoks literasi yang ada dan membangun masyarakat yang lebih berpengetahuan dan sadar akan pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun