Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Sejarah yang Merana: Garuda Tergantung Kokoh di Rumah Raja yang Tak Terawat

1 Juni 2024   13:56 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SITUS SEJARAH YANG MERANA : GARUDA TERGANTUNG KOKOH DI RUMAH RAJA YANG TAK TERAWAT

*Oleh Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Dalam semarak memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2024, muncul sebuah berita yang menyedihkan dari negeri terselatan Indonesia, Berita yang diposting oleh salah satu media online, Rolle.id memberi judul " Ini di Rote Ndao, Garuda Kokoh di Tempat Bersejarah yang Tak Terawat, Selamat Hari Pancasila". Dalam ulasannya, sesuai hasil jepretan memperlihatkan kondisi bangunan yang sangat memprihatinkan.

Di salah satu sisi dalam ruangan rumah raja Thie , terlihat lambang Negara Indonesia tergantung utuh dekat sebuah jendela. Bangunan tak terawat tersebut di bangun pada tahun 1930, merupakan situs bersejarah rumah raja Thie, A. W. Messakh yang terletak di Dusun Tuasu'uk, Desa Oebafok Kecamatan Rote Barat Daya. Bangunan tersebut berada di wilayah perbatasan kerajaan Nusak Thie dan Nusak Dengka, dengan tujuan untuk menghentikan perang saudara dan tindakan kriminal lainnya.

Mengenal Simbol Burung Garuda

Burung Garuda sebagai negara yang kaya akan sejarah dan budaya, memiliki banyak situs sejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu. Situs-situs ini tidak hanya mengandung nilai sejarah yang tak ternilai, tetapi juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan bangsa. Salah satu simbol penting dalam budaya Indonesia adalah lambang Garuda, yang menggambarkan kekuatan, keberanian, dan semangat perjuangan.

Burung Garuda sering diabadikan dalam berbagai bentuk seni dan arsitektur, termasuk di rumah-rumah raja, melambangkan keagungan dan kebesaran bangsa Indonesia. Oleh karena itu, menjaga dan merawat situs-situs sejarah yang memuat lambang Garuda bukan hanya tentang melestarikan artefak fisik, tetapi juga tentang merawat warisan budaya dan semangat kebangsaan yang terkandung di dalamnya.

Di tengah gemerlap pembangunan modern, seringkali kita melupakan warisan sejarah yang tersembunyi di balik reruntuhan dan bangunan tua yang tak terawat. Salah satu contohnya adalah situs sejarah rumah raja Thie yang kini terlantar, dibiarkan merana di antara hiruk-pikuk kehidupan kontemporer. Padahal, di balik fisik bangunan yang mulai rapuh dan hiasan yang memudar, tersimpan kisah-kisah kejayaan masa lalu. Setiap sudut rumah raja ini merupakan saksi bisu dari peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi, mengandung nilai sejarah yang tak ternilai harganya.

Hal tersebut amat menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat dan melestarikan situs ini bukan hanya tentang menjaga fisik bangunannya, tetapi juga tentang menghormati dan mempelajari sejarah yang terkandung di dalamnya, sehingga generasi mendatang dapat terus mengenali dan menghargai warisan budaya mereka.

Lambang Garuda memiliki makna yang sangat mendalam dalam budaya Indonesia, mewakili kekuatan, keberanian, dan semangat kemerdekaan. Garuda, burung mitologis yang diambil dari epos Mahabharata, melambangkan kejayaan dan kebesaran, menjadi simbol yang menginspirasi dan membangkitkan semangat nasionalisme. Dalam konteks rumah raja, penggunaan lambang Garuda tidak hanya sebagai hiasan semata, tetapi juga sebagai penegasan akan kekuasaan dan legitimasi kerajaan.

Garuda yang kokoh dan gagah menghiasi berbagai bagian rumah raja, mengingatkan pada nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh para pemimpin pada masa itu. Dengan demikian, keberadaan lambang Garuda di rumah raja adalah simbol dari kekuatan dan keagungan, serta komitmen untuk menjaga kedaulatan dan kehormatan kerajaan, yang sekaligus merefleksikan semangat dan identitas bangsa Indonesia.

Saat ini, situs sejarah rumah raja Thie berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Dinding-dindingnya berbahan papan kini tampak lapuk termakan usia. Ornamen-ornamen indah yang menghiasi bangunan mulai memudar dan rusak, sebagian hilang tanpa jejak. Lantai yang dahulu megah kini tertutup oleh debu dan reruntuhan, mencerminkan ketidakpedulian terhadap warisan berharga ini.

Kurangnya perhatian dan perawatan dari pihak berwenang serta minimnya kesadaran masyarakat telah mempercepat proses kerusakan situs ini. Situs sejarah rumah raja Thie ini perlahan-lahan tenggelam dalam ketidakjelasan, menunggu uluran tangan yang peduli untuk mengembalikan kemilau sejarahnya.

Penting Pelestariaan Situs Sejarah

Di tengah kondisi rumah raja Thie yang memprihatinkan, lambang Garuda tetap berdiri kokoh, menjadi simbol kejayaan yang bertahan dari gempuran waktu. Meski dikelilingi oleh dinding yang retak dan ornamen yang memudar, Garuda memancarkan aura keagungan dan kekuatan yang tak tergoyahkan. Keberadaannya seolah menjadi pengingat akan masa-masa kejayaan kerajaan, di mana keadilan, keberanian, dan kekuasaan dipertahankan dengan penuh kehormatan.

Garuda ini tidak hanya menjadi simbol fisik, tetapi juga metafora bagi ketahanan dan semangat bangsa yang tetap teguh meski dihadapkan pada berbagai tantangan. Kokohnya lambang Garuda di tengah kehancuran sekelilingnya mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga dan menghargai warisan budaya, serta memberikan harapan bahwa kejayaan masa lalu dapat kembali diraih jika kita bersatu untuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Pelestarian situs sejarah memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga identitas dan warisan budaya suatu bangsa. Situs-situs sejarah seperti rumah raja bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi juga merupakan saksi bisu dari perjalanan panjang sebuah peradaban. Di dalamnya terkandung nilai-nilai sejarah, budaya, dan filosofi yang membentuk karakter serta jati diri bangsa.

Melalui pelestarian, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tetap memiliki akses untuk mempelajari dan memahami akar budaya mereka, memperkuat rasa kebanggaan dan kebersamaan. Selain itu, situs sejarah yang terawat juga dapat menjadi daya tarik wisata, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, melestarikan situs sejarah adalah investasi jangka panjang yang penting, tidak hanya untuk menjaga kenangan masa lalu, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih berbudaya dan berwawasan luas.

Upaya pelestarian situs sejarah rumah raja memerlukan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas lokal, hingga para sejarawan dan pecinta budaya. Beberapa inisiatif telah dilakukan, seperti program restorasi yang melibatkan ahli konservasi dan penggalangan dana untuk perawatan situs. Namun, upaya ini sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan lainnya adalah kerusakan alami yang terus berlangsung, yang memerlukan penanganan segera dan berkelanjutan. Meski demikian, dengan kerjasama yang kuat dan komitmen yang konsisten, tantangan-tantangan ini dapat diatasi untuk memastikan situs sejarah rumah raja tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Melihat kondisi memprihatinkan situs sejarah rumah raja yang terlantar, kini saatnya kita semua bertindak untuk melestarikan warisan berharga ini. Setiap individu, komunitas, dan institusi memiliki peran penting dalam upaya ini. Mulailah dengan meningkatkan kesadaran akan nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalam situs ini melalui edukasi dan kampanye publik. Pemerintah, di sisi lain, harus lebih proaktif dalam menyediakan dana dan kebijakan yang mendukung pelestarian, termasuk menyederhanakan birokrasi yang menghambat proses restorasi. Bersama-sama, kita bisa menjaga agar situs sejarah rumah raja Thie tidak hanya menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi dan sumber pengetahuan bagi generasi masa depan.

Warisan sejarah seperti situs sejarah rumah raja adalah harta tak ternilai yang harus dijaga dengan penuh kepedulian dan keberanian. Generasi masa depan tidak hanya berhak untuk mengetahui dan menghargai akar budaya mereka, tetapi juga berhak untuk memiliki akses ke warisan yang telah kita wariskan. Oleh karena itu, mari menjaga, merawat, dan mengembangkan warisan budaya kita.

Melalui langkah-langkah konkret dan kepedulian yang tulus, kita dapat meyakinkan bahwa warisan ini akan tetap ada untuk dinikmati oleh generasi-generasi mendatang, menjadi sumber inspirasi, pengetahuan, dan kebanggaan bagi bangsa kita. Sekaranglah saatnya bertindak, karena keberlanjutan sebuah warisan budaya sangat tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun