Rasa rendah diri ini dapat mempengaruhi motivasi mereka untuk belajar dan bahkan mengarah pada perilaku menyimpang di sekolah.Â
Selain itu, dalam jangka panjang, pengalaman ini juga bisa mengubah persepsi mereka terhadap nilai pendidikan dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Analisis Kritis terhadap Kebijakan
Analisis kritis terhadap kebijakan yang melarang siswa untuk mengikuti ujian karena tunggakan iuran sekolah mengungkapkan sejumlah pertimbangan yang penting.Â
Pertama, kebijakan semacam ini menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan kesetaraan dalam akses pendidikan. Sementara sekolah mungkin membutuhkan dana tambahan untuk operasional mereka, larangan mengikuti ujian bagi siswa yang tidak mampu membayar iuran sekolah dapat memperburuk kesenjangan pendidikan.Â
Hal ini karena kebijakan tersebut menempatkan para siswa dari latar belakang ekonomi rendah dalam risiko yang lebih tinggi untuk tertinggal dalam pencapaian akademik, memperkuat ketidaksetaraan yang ada.
Kedua, kebijakan ini juga memunculkan pertanyaan etis tentang hukuman kolektif terhadap siswa atas kesalahan atau ketidakmampuan orang dewasa mereka.Â
Menghukum siswa dengan tidak memberi mereka akses ke ujian, suatu elemen penting dalam proses belajar, dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak proporsional dan tidak adil.Â
Kebijakan semacam ini juga mengesampingkan hak pendidikan dasar yang diakui secara internasional, yang mencakup hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi.
Namun, di sisi lain, kebijakan ini mungkin diperlukan untuk memastikan keberlanjutan keuangan sekolah dan mendorong tanggung jawab orang tua atau wali siswa dalam membayar iuran sekolah.Â
Dengan menerapkan konsekuensi langsung atas tunggakan iuran, sekolah mungkin berharap orang tua akan lebih memperhatikan kewajiban keuangan mereka terhadap sekolah.Â