Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Keindahan Bunga Sakura dan Etika Berbudaya

20 April 2024   04:40 Diperbarui: 20 April 2024   05:23 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Beberapa waktu lalu mendadak muncul sebuah berita viral terkait sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang berwisata di Jepang. Pasalnya para turis ini merusak pesona bunga sakura yang menjadi ciri khas di negeri 'Matahari Terbit' tersebut. Dalam video viral yang beredar tersebut, terlihat sejumlah turis Indonesia dengan sengaja merontokkan bunga sakura di Jepang hanya demi kepentingan konten mereka.

Ulah para turis Indonesia merusak pohon Sakura di Jepang telah menuai kecaman di dunia maya. Dalam rekaman sebuah video Instagram yang sudah ditonton berjuta kali, terlihat warga Jepang menunduk di bawah ranting pohon bunga sakura agar tidak merusak bunga-bunga tersebut. 

Namun, sebaliknya adegan yang pertontonkan oleh seorang pria tampak menggoyang-goyangkan ranting agar bunga sakura jatuh ke tanah dan seorang perempuan muda memegang kamera tampak menikmati jatuhan bunga-bunga itu.

Bijaklah seperti bunyi peribahasa "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Sepantasnya hal tersebut tidak terjadi, seharusnya perlu menghargai budaya suatu wilayah yang telah menjadi tradisi yang dijunjung turun-temurun. Kejadian yang melibatkan turis Indonesia di luar negeri tersebut bukan persoalan pariwisata semata, melainkan juga persoalan etika WNI ketika berada di "negeri orang".

Bunga Sakura Simbol Budaya Jepang

Bunga Sakura tidak hanya sekadar tanaman berbunga biasa. Mereka telah mengukir posisi istimewa dalam budaya Jepang, menjadi simbol keindahan yang menawan serta metafora akan kehidupan yang singkat namun berharga. 

Setiap tahun, saat bunga-bunga ceri ini mekar, pemandangan di seluruh Jepang berubah menjadi lautan warna pink yang memukau, menandai datangnya musim semi dengan gemerlapnya kehidupan baru.

Keindahan bunga sakura tidak hanya menggugah indra, tetapi juga menyentuh hati orang-orang yang menyaksikannya, mengingatkan akan keindahan dan kerapuhan hidup manusia. 

Dalam kecantikan mereka, bunga sakura mengajarkan kita untuk menghargai momen-momen berharga dalam hidup, sementara semangat mereka yang bersemi dan layu dengan cepat mengingatkan akan pentingnya menghargai setiap detik yang kita miliki.

Dalam menyambut keajaiban alam seperti mekarnya bunga sakura, penting bagi kita untuk mengamalkan etika berbudaya yang sesuai. Etika berbudaya membantu kita menjaga kelestarian lingkungan serta menghormati nilai-nilai tradisional yang telah mengakar dalam masyarakat. Ketika menyambut keindahan alam seperti bunga sakura, etika berbudaya mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan tempat yang kita kunjungi, memperlakukan tanaman dan lingkungan dengan penuh rasa hormat, serta menghargai tradisi dan norma-norma sosial yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun