MENJAGA KEPERCAYAAN SUPAYA TIDAK BERUJUNG PADA KETIDAKPEERCAYAAN
*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Kepercayaan dan ketidakpercayaan merupakan dua konsep yang secara fundamental memengaruhi cara dalam berinteraksi dengan dunia sekitar dan orang-orang di lingkungan sekitar. Kepercayaan (Trust) adalah dasar dari hubungan yang sehat, kerja tim yang efektif, dan kerja sama yang sukses. Selain itu, kepercayaan sebagai bentuk keyakinan atau rasa percaya terhadap keandalan, integritas, dan kejujuran seseorang atau sesuatu.
Ketidakpercayaan (Distrust) adalah kurangnya keyakinan atau percaya pada keandalan, integritas, atau kejujuran seseorang atau sesuatu. Ini melibatkan kecurigaan, skeptisisme, atau kewaspadaan terhadap motif atau tindakan orang lain. Ketidakpercayaan dapat muncul dari pengalaman negatif masa lalu, kepentingan yang bertentangan, atau ketidakpastian tentang niat individu atau lembaga. Ini dapat menghambat komunikasi yang efektif, kerjasama, dan pembangunan hubungan.
Kepercayaan bukan hanya sekedar keyakinan atau harapan terhadap seseorang atau sesuatu, tetapi juga merupakan fondasi yang kuat dari hubungan yang saling memahami dan menghargai. Kepercayaan melibatkan aspek-aspek seperti integritas, keandalan, dan konsistensi, serta rasa saling menghormati dan pengertian.
Saat seseorang mempercayai orang lain, mereka membuka hati dan pikiran mereka dengan harapan bahwa hubungan tersebut akan didasarkan pada saling percaya, dukungan, dan kerja sama. Kepercayaan juga merupakan ekspresi dari kesiapan seseorang untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain, meskipun ada risiko dan ketidakpastian yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, memaknai sebuah kepercayaan merupakan proses yang mendalam dan personal bagi setiap individu tentang memahami nilai-nilai, prinsip, dan komitmen yang mendasari hubungan tersebut, serta menjaga dan memperkuat kepercayaan tersebut melalui tindakan dan perilaku yang konsisten. Pertanyaan mendasarnya adalah apa yang menyebabkan terjadinya transisi dari kepercayaan menjadi ketidakpercayaan dalam sebuah hubungan atau situasi?
Tradisi Kepercayaan menjadi Ketidakpercayaan
Transisi dari kepercayaan menjadi ketidakpercayaan seringkali merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor ini, yang memengaruhi dinamika hubungan atau situasi secara keseluruhan. Transisi dari kepercayaan menjadi ketidakpercayaan dalam sebuah hubungan atau situasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks. Salah satunya adalah pengalaman negatif atau pengkhianatan yang dialami oleh salah satu pihak, yang merusak fondasi kepercayaan yang telah dibangun. Ketika seseorang merasa dikhianati atau dikecewakan, maka dapat memicu perasaan keraguan dan kecurigaan terhadap orang lain. Selain itu, ketidakcocokan nilai atau kepentingan antara individu atau kelompok juga bisa menjadi pemicu pergeseran dari kepercayaan menjadi ketidakpercayaan. Misalnya, jika ada ketidaksepakatan tentang cara-cara kerja atau tujuan yang berbeda, hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman atau tidak aman dalam hubungan tersebut.
Selain itu, kurangnya komunikasi yang terbuka dan jujur, serta kesalahpahaman atau interpretasi yang salah, bisa memperburuk situasi dan menyebabkan terjadinya ketidakpercayaan. Dalam beberapa kasus, ketidakpercayaan juga bisa menjadi akibat dari ketidakpastian atau ketidakmengertian terhadap motivasi atau tindakan seseorang, Hal ini membuat individu menjadi waspada atau curiga terhadap suatu niat.
Memahami suatu kepercayaan yang menimbulkan ketidakpercayaan bisa menjadi topik yang kompleks. Ini sering terjadi ketika ada kontradiksi atau ketidaksesuaian antara apa yang dipercayai dengan kenyataan atau bukti yang ada. Kepercayaan merujuk pada keyakinan yang kuat atau keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu atau seseorang. Ini bisa mencakup keyakinan pada diri sendiri, orang lain, atau bahkan pada prinsip-prinsip atau ideologi tertentu. Kepercayaan sering kali menjadi dasar dari hubungan yang sehat dan produktif, serta merupakan fondasi dari kerja sama dan kolaborasi dalam masyarakat.
Robert F. Hurley - Penulis buku "The Decision to Trust: How Leaders Create High-Trust Organizations", Hurley meneliti dinamika di balik kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam konteks organisasi dan kepemimpinan. Berger, J. dan Milkman, K.L. - Peneliti yang mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan dalam konteks perilaku sosial, termasuk dinamika yang mempengaruhi proses pembentukan kepercayaan dan ketidakpercayaan.