Mohon tunggu...
Salmiwati Rumadan
Salmiwati Rumadan Mohon Tunggu... Seniman - Cogito Ergo Sum (Aku berpikir maka aku ada)

Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan baiy namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera ditangan pencuri (Buya Hamka)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membentuk Karakter Anak Tanpa Kekerasan

11 Juni 2024   12:34 Diperbarui: 11 Juni 2024   12:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                MEMBENTUK KARAKTER ANAK TANPA KEKERASAN

Jika kita berbicara anak tentu memiliki pandangan yang snagat luas, bahkan mencakup kembang dan tumbuh anak. Namun jauh dari semua itu hal yang paling penting adalah bagaimana mengetahui psikologi anak, ada yang mengatakan bahwa tumbuh dan kembang anak dipengaruh oleh genetic dan kepribadian anak. Namun jauh dari itu semua hal yang paling penting adalah ada factor-faktor yang mempengaruhi anak :

  • Faktor budaya
  • Factor budaya dipengaruhi oleh pemahaman , nilai , asumsi anak yang snagat mempengaruhi anak tersebut
  • Faktor sosial
  • Factor ini , dipengaruhi oleh lingkungan anak tersebut . dimana anak berinterasi dengan orang besar, dan pendidikan anak
  • Factor sosial ekonomi
  • Factor sosial ekonomi, di pengaruhi selain pendidikan anak tersebut juga dipengaruhi oleh penghasilan anak

Dari beberapa factor diatas hal yang sering kali dilupakan adalah membentuk karakter anak. Hal ini adalah hal yang paling bentik, karna pembentukan karakter anak sangat dipengaruhi dengan kepribadian anak nantinya, apakah dia akan menjadi anak yang sopan, yang senang membantu, atau yang menghargai orang lain atau bahkan sebaliknya, suka melawan, tidak menghargai orang lain dan lain-lain . maka dari pada itu karakter anak menjadi penanti bagaimana kedepan anak tersebut dapat hidup.

                Namun karakter anak sering kali dihiasi dengan hal-hal yang berbaur kekerasan atau penekanan mental anak tersebut. Yang pada akhirnya sangat berakibat terhadap psikologi anak kedepannya, misalnya factor paling internal yang sangat membentuk anak adalah keluarga. Dimana keluarga yang sudah terbiasa mendidik anak-anaknya dengan kekerasan, maka akan membentuk karakter anak tersebut menjadi rusak atau anak kurang menghargai atau mengapresiasikan dirinya, karna ancaman anak tersebut adalah ancaman paling dekat takni keluarganya sendiri . contoh , ketika anak salah maka anak tersebut di bentak atau dimarahi orang tuannya yang akhirnya bukan malah menyelesaikan masalah malah membentuk karakter anak tersebut menjadi pemarah, mudah tersingguh atau malah mudah bersedih karena anak tersebut telah dididik dengan cara yang dianggap keluarganya benar , dengan alasan itulah ajaran yang telah diajarkan orang tuannya di masala lalu . padahal didikan orang tua dahulu dipengaruhi oleh factor lingkungan , seperti jika dulu anak tidak di didik dengan keras maka anak akan mudah melawan karna pengaruh lingkungan yang buruk pada masa itu.

                Namun dengan berkembangnya teknologi, komunikasi dan informasi semakin meluar maka yang tidaklah cara didikan dahulu dan sekarag tidaklah sama . anak bisa di didik dengan cara-cara yang lebih pelan dan hangat, saya katakana lebih pelan bukan berarti anak tersebut semua keinginanya harus dituruti atau semua kemauannya harus di penuhi tidak . tapi bagaimana membentuk karakter anak tersebut lebih kuat atau lebih hebat . karna jika kita salah didikan terhadap anak masa sekarang maka akan menjadi racun-racun peradaban, saya katakana racun karna anak adalah penerus bangsa jika di di didik dengan cara yang salah maka ia juga akan merusak bangsa kedepannya.

                Banyak kasus-kasus  anak  memukul , membunuh atau menganiaya orang tuanya salah satunya karna di didikan orang tua  yang salah . dimana anak mungkin terbiasa di manjakan, di benarkan pandangannya yang salah atau bahkan menuruti keinginan sang anak yang pada akhirnya jika seorang anak tidak dituruti permintaan sang anak maka anak secara tidak segan anak melakukan tindakan-tindakan anarkis terhadap sang ibu alhasil tingkat kekerasan dan kejahatan semakin meningkan karna polah asuh anak yang salah.

                Maka saya mengusulkan atas beberapa penerapan yang seharusnya ada pada orang tua sehingga mampu membentuk karakter anak tanpa kekerasan :

  • Membentuk Mental yang Bertanggung Jawab
  • Mental bertanggung jawab di sini, adalah dimana anak sudah terbiasa untuk melakukan segala pekerjaan dengan penuh tanggung jawab . sehingga ia tidak ceroboh, salah atau membuat kefatalan . triknya adalah ketika anak melakukan pelangaran atau kesalahan maka anak harus di berikan beban yang lebih berat dari pada sebelumnya. Misalnya , ketika anak sebelumnya ditugaskan melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, ketika anak melakukan kesalahan yakni tidak mencuci piring maka kita harus membebankan pekerjaan yang sebelumnya dengan dua kali lipat, yakni menyuruhnya sehari harus melakukan dua pekerjaan sekaligus sehingga anak akan merasa terbebani atas pekerjaan yang ia lakukan yang mana sebelumnya hanya tugas mencuci piring sekarang ditambah dengan mempersihkan rumah atau menyiram tanaman maka akan menumbuhkan sikap tanggung jawab tehadap anak , yang mana hukuman atas pelangaran yang dilakukan tanpa dengan kekerasan tetapi membebankan tambahan pekerjaan anak .
  • Membentuk beban moral
  • Pada tahap ini, di mana anak sudah di tumbuhkan rasa malu pada kesalahan yang ia perbuat , sehingga ketika anak berbuat salah maka ia sudah menjadikannya sebagai beban moral. Seperti ketika seorang anak salah, kita tidak harus membentak atau memarahinya di depan orang banyak . karna hal tersbeut akan membuat anak akan mudah insikyur dan merasa tidak di hargai . maka langkah yang harus di ambil oleh orang tua ketika anak salah adalah dengan cara menasehatinya di saat tidak ada orang atau secara empat mata, bahwa perbuatannya salah dan kedepannyanya ia tidak harus melakukan kesalahan tersebut . jika anak terbiasa di nasehati secara sembunyi-sembunyi dengan menunjukan kesalahannya anak tersebut akan menjadikan kesalahanya sebagai beban moral, jika ia melakukan kesalahan berulang lagi sama dengan mempermalukan dirinya sehindiri.
  • Menghargai Setiap Pencapaian Anak
  • Pada langkah ini , seorang anak harus di apresiasikan setiap pencapaiannya . tidak selamainnya pencapaian itu harus di berikan hadiah bisa dengan menghargai setiap usahanya seperti memberikan pujian . karna hanya dengan sekedar pujian anak, akan membentuk alam sadarnya bahwa ia hebat , berbakat dan memiliki kemampuan. Karna pujian dari orang tua pengaruhnya sangat besar terhadap mental anak tersebut, karna pujian dari orang tuanya . dimana orang tua adalah orang paling terdekat anak, sehingga anak akan mengakui pencapaiannya karna di smapaikan langsung oleh orang tuannya atau orang yang mengurusnya yang tauh tentang tumbuh kembangnya.
  • Tentu untuk mendidik anak tidaklah mudah, banyak tantangan , banyak keluhan dan bahkan banyak rintangan . Namun kita juga sebagai orang tua , haruslah patut berterimaksih kepada Tuhan karna anak adalah anugrah yang di titipkan yang Maha kuasa kepada kita untuk di jaga, di pelihara dan di didik dengan sebaik-baiknya . Karna penentuan bangsa kedepannya sangat di tentukan oleh generasi yang baik dan generasi yang baik diperoleh dari orang tua yang terdidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun