Mohon tunggu...
Salma Widra Andriani
Salma Widra Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya adalah seorang mahasiswa semester 6 di jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam kehidupan sehari-hari, saya memiliki hobi yang bervariasi, termasuk menari dan berolahraga, seperti bermain basket dan futsal. Selain itu, saya memiliki ketertarikan khusus pada bidang seni dan olahraga, serta minat yang mendalam pada bidang kesehatan, terutama farmasi. Saya sangat tertarik mempelajari tentang obat-obatan, baik yang sintesis maupun herbal. Sebagai pribadi, saya dikenal memiliki karakter yang teguh pendirian dan suka berpikir mendalam. Meskipun demikian, saya menyadari bahwa manajemen waktu adalah salah satu area yang perlu saya perbaiki. Untuk mengatasi hal ini, saya berusaha untuk menulis setiap hal yang akan saya lakukan berdasarkan skala prioritas. Langkah ini membantu saya menjadi lebih terorganisir dan efisien dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Secara keseluruhan, kombinasi antara minat akademis dan hobi saya memberikan keseimbangan yang baik dalam hidup saya, memungkinkan saya untuk terus berkembang baik secara intelektual maupun fisik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Farmasi dan Alam: Apakah Kita sedang Meracuni Bumi dengan Obat-obatan?

10 Juni 2024   15:10 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(BBC News - The pill that texts the doctor - from inside your body) 

Farmasi dan Alam: Apakah Kita Sedang Meracuni Bumi dengan Obat-obatan?

Di balik setiap pil yang kita konsumsi untuk kesehatan, ada cerita yang jarang kita dengar—dampak obat-obatan terhadap lingkungan. Industri farmasi, meski penting bagi kesehatan manusia, menyumbang pencemaran yang mengkhawatirkan terhadap bumi kita. Apakah kita tanpa sadar sedang meracuni bumi kita sendiri dengan obat-obatan? Mari kita telusuri berbagai aspek dari isu ini berdasarkan penelitian dari beberapa jurnal ilmiah di Indonesia.

Dampak Limbah Industri Farmasi Terhadap Kualitas Air Sungai di Indonesia

Sebuah penelitian Rahman, Pratiwi, dan Nugroho pada tahun 2019 di Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan mengungkapkan fakta mencengangkan mengenai limbah industri farmasi yang mencemari sungai-sungai di Indonesia. Limbah ini mengandung berbagai senyawa kimia aktif seperti antibiotik dan hormon yang sulit terurai. Senyawa-senyawa ini masuk ke dalam sistem air tawar, mengancam kehidupan akuatik dan bahkan kualitas air minum bagi penduduk setempat. Jika dibiarkan, dampak ini bisa semakin parah, mengancam kesehatan manusia dan ekosistem sungai yang vital.

Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Sakit

Masalah tidak berhenti di industri farmasi saja. Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Handayani dan Wibowo pada tahun 2020, yang dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, mengeksplorasi bagaimana rumah sakit di Jakarta mengelola limbah farmasi mereka. Praktik pengelolaan limbah farmasi yang kurang efisien dapat menyebabkan pencemaran lingkungan lokal, terutama melalui pembuangan limbah ke dalam sistem air. Rumah sakit yang tidak memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik berisiko tinggi mencemari lingkungan sekitarnya, yang pada gilirannya dapat membahayakan masyarakat sekitar. Meskipun regulasi sudah ada, banyak rumah sakit masih menghadapi tantangan dalam memisahkan dan mengolah limbah farmasi dengan benar. Limbah farmasi sering kali dicampur dengan limbah umum, meningkatkan risiko pencemaran lingkungan. Studi ini menekankan bahwa pelatihan bagi staf rumah sakit dan pengembangan infrastruktur yang lebih baik sangat penting untuk pengelolaan limbah yang aman.


Resistensi Antibiotik dan Lingkungan

Resistensi antibiotik juga menjadi perhatian serius dalam konteks ini. Penelitian oleh Sari dan Setiawan pada tahun 2018, yang terdokumentasikan dalam Jurnal Farmasi Indonesia, menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan di Indonesia tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga berkontribusi pada resistensi antibiotik yang dapat berdampak pada lingkungan secara keseluruhan. Antibiotik yang dibuang ke lingkungan dapat mendorong perkembangan bakteri resisten, yang bisa menyebar dan menginfeksi manusia serta hewan, membuat pengobatan penyakit menjadi semakin sulit. Resistensi antibiotik ini tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem. Penelitian ini menunjukkan bahwa masalah ini memerlukan pendekatan terpadu untuk pencegahan dan pengendalian.

Limbah Farmasi dari Rumah Tangga 

Selain dari industri, rumah tangga juga merupakan sumber penting limbah farmasi. Kartika dan Lestari dalam Jurnal Teknik Lingkungan pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa limbah rumah tangga di kota-kota besar Indonesia mengandung banyak obat-obatan yang tidak terpakai atau kadaluwarsa. Obat-obatan ini sering dibuang begitu saja ke saluran pembuangan atau tempat sampah, tanpa pengelolaan yang benar. Senyawa farmasi ini akhirnya masuk ke sistem pengolahan air limbah yang tidak dirancang untuk menghilangkan zat-zat tersebut, mencemari air tanah dan badan air lainnya. Solusi yang diusulkan termasuk program pengumpulan dan pembuangan limbah farmasi yang aman dan efisien.

Pencemaran Mikroplastik dan Farmasi di Perairan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun