Mohon tunggu...
Salma SyafiraSonawan
Salma SyafiraSonawan Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Padjadjaran

Konten favorit saya mengenai kuliner di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Rendang : Simfoni Rempah Nusantara yang Mendunia dengan Inovasi Era Modern

21 Juni 2024   14:11 Diperbarui: 22 Juni 2024   10:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kegigihan juga diperlukan untuk menjaga api agar tetap stabil, menghasilkan kematangan yang pas tanpa gosong. Di balik kesederhanaan bahan-bahannya, rendang membutuhkan kebijaksanaan dalam memilih dan mengolah daging, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya untuk mencapai cita rasa yang harmonis. 

Filosofi rendang ini sejalan dengan nilai-nilai luhur masyarakat Minang, seperti musyawarah mufakat yang tercermin dalam pemilihan bahan-bahan dan proses memasaknya. Rendang pun menjadi simbol semangat gotong royong dan kekeluargaan yang kuat dalam masyarakat Minang. 

Dilansir dari sumber yang penulis kaji, ada seorang pakar sejarah yang mengatakan tidak ada aturan baku untuk menyantap rendang dalam budaya Minangkabau. Dahulu, rendang diolah sebagai makanan awet dan bekal bagi para perantau dalam perjalanan jauh. Namun, dalam acara adat atau pesta, rendang disajikan bersama hidangan lain seperti gulai, sayur rebung, ikan goreng, sayur nangka, dan lain sebagainya. 

Penyajian ini melambangkan kekayaan dan kebersamaan masyarakat Minangkabau. Namun seiring perkembangan zaman Rendang lebih dari sekadar hidangan sederhana, namun menjadi sangat istimewa, Rendang kerap hadir dalam momen-momen penting kehidupan masyarakat seperti pernikahan, kelahiran, dan hari raya.

Di era modern ini, Rendang tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Minang, tetapi juga telah mendunia dan diakui sebagai salah satu hidangan terlezat di dunia. Berbagai inovasi pun bermunculan untuk menjaga cita rasa Rendang yang autentik sekaligus memperluas jangkauannya kepada masyarakat yang lebih luas. 

Salah satu contoh inovasi adalah Rendang instan. Rendang instan hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati kelezatan Rendang tanpa harus melalui proses memasak yang rumit. Rendang instan ini dikemas dengan bumbu siap pakai dan daging yang telah diolah, sehingga praktis dan mudah dimasak. Kemudian ada inovasi yang menarik yang pernah penulis cicipi sendiri adalah Rendang kebab. 

Sebagai pecinta makanan khas timur tengah tersebut Inovasi ini sangat cemerlang menggabungkan kelezatan Rendang dengan hidangan kebab yang populer di kalangan anak muda. Rendang kebab disajikan dengan daging sapi yang dimasak dengan bumbu Rendang, kemudian dibalut dengan roti pita dan dilengkapi dengan berbagai topping seperti saus, sayuran, dan acar. 

Inovasi seperti Rendang kebab menunjukkan bahwa Rendang dapat diolah menjadi berbagai hidangan modern tanpa kehilangan identitasnya. Hal ini membuka peluang baru untuk memperkenalkan Rendang kepada khalayak yang lebih luas, dan sekaligus menjadi bukti bahwa budaya kuliner Indonesia terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.

Namun, inovasi Rendang juga memunculkan perdebatan tentang keaslian dan nilai budaya Rendang. Bagi sebagian orang, Rendang instan dianggap menghilangkan esensi dari proses memasak dan makna di balik hidangan ini. Menurut penulis, inovasi Rendang instan bukan berarti menghilangkan tradisi dan nilai budaya Rendang. 

Justru, inovasi ini dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan Rendang kepada masyarakat yang lebih luas, terutama generasi muda yang mungkin tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk belajar memasak Rendang secara tradisional. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan antara melestarikan tradisi dan mengikuti perkembangan zaman. Inovasi Rendang harus dilakukan dengan tetap menjaga cita rasa dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Penulis yakin Rendang akan terus berkembang dan menjadi warisan budaya yang mendunia karena Rendang adalah warisan budaya Minang yang tak ternilai harganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun