Penanganan yang dilakukan untuk kasus ini yaitu pengembalian organ ke posisi semula oleh pertolongan tim medis dengan cara mencuci uterus seluruahnya menggunakan air hangat yang dicampur dengan antiseptik agar uterus tetap basah dan tidak mengalami kekeringan.Â
Uterus diangkat perlahan agar tetap sejajar  vulva, hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan pada ligamentum lata dan buluh-buluh darah balik pada uterus serta mengembalikan sirkulasi pada keadaan normal.Â
Kemudian, uterus direposisi dengan cara vulva dikuakkan dan pertama bagian ventral kemudian dorsal uterus dimasukkan, mulai dari pangkalnya dibagian servik yang terdekat pada vulva.Â
Sesudah uterus direposisi dan kembali secara sempurna, ternak disuntikan anastesi untuk mengurangi perejanan dan antibiotik untuk menghindari adanya infeksi setelah penanganan, ternak juga dijahit dengan jahitan vulva flexa. Setelah penanganan dilakukan, sebaiknya ternak ditempatkan pada posisi belakang lebih tinggi dibandingkan bagian depan.
Pencegahan untuk prolapsus dapat dilakukan dengan cara mengatur posisi kandang tempat ternak di pelihara. Kondisi kandang sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan reproduksi ternak. lantai kandang biasanya dibuat dengan kemiringan 5 derajat, dimana lantai kandang bagian belakang lebih tinggi dibandingkan bagian depan, oleh karena itu bentuk kandang harus diatur sedemikian rupa. Pemberian nutrisi yang cukup pada saat ternak bunting juga perlu dilakukan untuk menghindari hypocalcemia (kekurangan calcium) untuk induk sapi perah. Pemilihan semen saat dilakukan inseminasi buatan (IB) juga perlu, jenis semen yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi tubuh induk untuk menghindari terjadinya kasus distokia (kesulitan beranak) yang kemudian dapat memacu terjadinya prolapsus uteri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H