Gangguan reproduksi memang salah satu penyebab rendahnya angka kelahiran pada ternak, hal ini yang akan berdampak pada usaha peternakan rakyat. Dari banyaknya kasus gangguan reproduksi yang menyerang induk sapi, kasus postpartum anestrus merupakan hal yang cukup banyak terjadi di usaha peternakan rakyat.
Gangguan reproduksi pada induk sapi dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti masalah manajemen pemeliharaan yang kurang diperhatikan, manajemen pemberian pakan yang tidak sesuai kualitas dan kuantitas pada seekor induk sapi dan termasuk manajemen penanganan penyakit yang kurang tepat.
Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan reproduksi tersebut, tahukah anda bahwa masalah manajemen pemberian pakan merupakan faktor utama yang mengakibatkan terjadinya kasus postpartum anestrus pada induk sapi di peternakan rakyat.
Sudah tau apa itu anestrus postpartum?
Anestrus postpartum merupakan suatu kondisi induk sapi yang terjadi setelah beranak, dimana induk sapi postpartum tidak menunjukkan estrus ataupun ovulasi dalam jangka waktu tertentu atau cukup lama yang mengakibatkan proses perkawinan kembali setelah beranak cukup lama. Kondisi ini biasanya diakibatkan karena adanya ovarium yang inaktif, dan jika terjadi perkembangan folikel, tidak ada folikel yang cukup matang untuk ovulasi.
Nah, kasus inilah  penyebab utama betina gagal kawin kembali selama musim kawin sehingga hal tersebut penyebab infertilitas yang utama.
Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa induk sapi dalam periode pasca beranak yang memperoleh pakan yang memiliki nutrisi rendah atau kualitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan induk, pasti akan berkaita dengan kandungan protein yang rendah pula sehingga tidak mencukupi kebutuhan minimum untuk mempertahankan kondisi tubuh suatu induk sapi. Hal tersebut secara nyata akan menekan proses sintesis dan pelepasan hormone gonadotropin di kelenjar pituitary , dan berakibat aktivitas ovarium akan terganggu.
Kekurangan nutrisi ini akan kemungkinan dapat mengulang perkembangan folikel sehingga terjadi atresia folikel-folikel dominan. Intraksi antara kondisi tubuh saat beranak dengan level pemberian pakan yang tidak cukup atau berlebihan dalam kurun waktu tertentu dapat berpengaruh terhadap interval estrus pertama setelah beranak. Karena itu, mempertahankan BCS (Body Condition Score) induk sapi dengan pemberian pakan yang bernutrisi tinggi sangat penting.
Hormone reproduksi dapat bekerja dengan baik, jika nutrisi yang diberikan pada induk memiliki kualitas yang bagus  loh.
Turunnya konsentrasi estradiol saat beranak menghilangkan feedback negative pada aksis hypothalamic-pituitary, kemudian menstimulasi sintesa mRNA untuk gonadotropin. Hal inilah yang diikuti oleh peningkatan hormone reproduksi yaitu LH (luteining hormone)Â atau FSH (folicel stimulating hormone) pada pituitary dan peningkatan aktifitas generator pulse GnRH. Pristiwa ini dapat terjadi selama periode kekurangan nutrisi pada ovulasi, dihalangi oleh tidak cukup sekresi GnRH.
Jadi, sudah tahu kan bahwa kekurangan nutrisi pada induk sapi merupakan salah satu faktor yang lebih kritis, dalam arti baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung terhadap fenomena gangguan reproduksi khsusnya kasus anestrus postpartum.
Pada daerah tropis seperti di Indonesia dimana saat musim kemarau akan menimbulkan permasalahan pada kebutuhan pakan seekor ternak. Kekurangan pakan merupakan salah satu penyebab penurunan efisiensi reproduksi karena selalu diikuti oleh adanya gangguan reproduksi yang menyebabkan timbulnya kemajiran pada ternak betina.
Oleh karena itu, pemeliharan postpartum sangat diperlukan agar pengembangan produksi maupun reproduksi sapi tetap berjalan lancar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H