Apakah anda pernah mendengar kata Inseminasi buatan? Atau sering juga disebut dengan kawin suntik?. Tentunya kata tersebut sudah tidak asing didengar di kalangan peternak, apalagi peternakan rakyat.
Ya, kawin suntik atau Inseminasi Buatan yang lebih dikenal dengan kata IB adalah salah satu bioteknologi reproduksi yang dimana metode digunakan oleh peternak untuk mengawinkan ternaknya. Tidak seperti kawin alam yang secara langsung menggunakan pejantan untuk mengawini induk sapi, pada IB digunakan alat yang disebut dengan Insemination gun untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang sudah terlebih dahulu dicairkan atau diproses.
Pada IB, semen yang digunakan berasal dari pejantan unggul, dikarenakan tujuan dari IB adalah memperoleh anak-anak sapi unggul. IB dilakukan oleh petugas ahli yang disebut dengan Inseminator. Inseminator akan mengawinkan induk sapi memggunakan semen yang diinginkan oleh peternak pada saat induk sedang mengalami birahi (estrus).
IB sangat memudahkan peternak dalam memilih semen yang diinginkan yang berasal dari pejantan sapi-sapi eksotik. Semen sapi eksotik yang sering digunakan adalah Simental, Limousin, Angus dan Brahman. Selain memudahkan peternak dalam memilih jenis semen, peternak juga bisa menghemat biaya dan waktu, karena tidak perlu membeli pejantan langsung.
IB lebih baik dilakukan pada induk sapi yang minimal pernah melahirkan sekali. Hal tersebut untuk menghindari adanya gangguan reproduksi pada induk, sebab semen eksotik merupakan keturunan sapi besar. Jadi, jika BCS induk tidak sesuai apalagi pada induk sapi lokal akan memgakibatkan gangguan seperti distokia pada saat beranak.
Untuk mendapatkan keberhasilan IB, induk akseptor harus memiliki kelayakan, yaitu:
1. Induk akseptor minimal pernah melahirkan sekali. Pada sapi dara yang berumur 2 tahun (kawin pertama) bisa dilakukan IB akan tetapi menggunakan semen sapi lokal.
2. Induk akseptor mimiliki BCS (Body Condition Score) yang pas untuk keberhasilan IB.
3. Induk akseptor memiliki kesehatan yang baik.
4. Induk akseptor dikawinkan pada saat birahi.