Pemimpin yang efektif juga harus menjadi pengambil keputusan yang baik ketika membuat keputusan penting yang mempengaruhi organisasi. Aristoteles mengatakan, “segala sesuatu yang dilakukan dengan alasan ketidaktahuan bukanlah sukarela; hanya yang menghasilkan rasa sakit dan penyesalan yang tidak disengaja” (Aristoteles, Ross, & Brown, 2009, hlm. 39). Seseorang yang membuat keputusan yang tepat harus menerima masukan atau umpan balik dari semua pengemban kepentingan yang diperlukan dari dalam maupun luar organisasi.
Aristoteles juga mengatakan, karakter seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang memiliki kepedulian yang tulus terhadap ketentraman suatu negara secara keseluruhan. Namun, juga yang berpendapat bahwa kepentingan rakyat biasa harus menjadi fokus utama dari seorang pemimpin. Pendapat tersebut diutarakan oleh Niccolo di Bernardo dei Machiavelli, beliau adalah seorang diplomat Italia, politisi, sejarawan, filsuf, penulis, dramawan dan penyair dari periode Renaissance.
Dari pernyataan tersebut, Aristoteles yakin, tidak ada kelompok yang setuju jika berbagai kelas sosial diperlakukan secara tidak setara.
Saya mengakui, bahwa pandangan Aristoteles dapat mengalahkan pemikiran dari Machiavelli tentang Kepemimpinan. Karena jika seorang pemimpin tidak memikirkan melankoli dari semua rakyatnya, maka tidak dapat dipungkiri, masalah tersebut dapat mengakibatkan kerusuhan sosial yang berdampak pada kesejahteraan negara.
Sama hal nya dengan Aristoteles, salah satu tokoh asal Indonesia yang terkenal sebagai bapak Pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara, beliau mengatakan bahwa Kepemimpinan tidak membedakan orang dari tingkatannya, tetapi dari perannya. Beliau adalah tokoh pendidikan nasional RI dan pendiri Perguruan ‘Taman Siswa’ yang biasa dikenal sebagai seorang ‘bapak bangsa dan guru bangsa’ yang menciptakan konsep kepemimpinan yang terkenal sebagai berikiut,
- Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing Ngarsa Sung Tuladha artinya adalah seorang pemimpin harus senantiasa memberikan teladan yang baik kepada anggota atau kelompok yang dipimpinnya. Jika pemimpin itu memberikan contoh yang tidak baik maka hal itu akan berdampak kepada kemajuan organisasi dan bisa saja anggotanya akan mengikuti hal yang serupa dengan apa yang dilakukan oleh pemimpinnya.
- Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa artinya apabila seorang pemimpin berada di antara anggota atau kelompoknya, pemimpin tersebut harus senantiasa memberikan motivasi, gagasan, dan ide-ide agar anggotanya mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
- Tutwuri Handayani
Semboyan yang terakhir ini adalah Tutwuri Handayani, yang artinya seorang guru harus bisa memberikan dorongan atau arahan kepada muridnya, dalam konteks ini, pemimpin adalah guru dan anggota adalah murid, jadi maksudnya adalah, seorang pemimpin harus bisa menuntun, mendorong, membimbing, atau mengarahkan anggotanya agar semangat dalam mencapai keinginan yang akan dituju.
Menjadi sosok pemimpin, tentu seseorang pasti memiliki standar kepemimpinan yang ideal menurut dirinya sendiri. Lalu bagaimana kepemimpinan yang ideal itu?
Pemimpin ideal adalah pemimpin yang memiliki cara pemikiran yang luas, mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Untuk menjadi pemimpin ideal, seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya, karena kelebihan-kelebihan itulah seorang pemimpin menjadi berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya.
Setelah kita mengetahui apa itu kepemimpinan, selanjutnya kita akan membahas Mengapa Kepemimpinan Itu Penting?