Mohon tunggu...
Rozani Salma
Rozani Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, travelling, suka dengan tantangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia-Australia dalam Kerja Sama Ekonomi Bilateral, IA-CEPA Akhirnya Diratifikasi

24 Oktober 2023   22:07 Diperbarui: 24 Oktober 2023   22:51 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama beberapa tahun terakhir ini, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia, khususnya di sektor ekonomi telah mengalami peningkatan yang signifikan melalui pertumbuhan perdagangan bebas dan investasi. Hubungan keduanya semakin diperkuat melalui pembentukan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang sudah berlaku pada 5 Juli 2020.

Kementerian PPN/Bappenas dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyelenggarakan pertemuan virtual IA-CEPA Supporting Economic Recovery Through Partnership pada Selasa, (21/9). Diluncurkan sejak 5 Juli 2020, IA-CEPA adalah bentuk kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang menawarkan peluang dua arah dalam perdagangan ekspor impor, ketenagakerjaan, telekomunikasi, investasi, dan perdagangan elektronik, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. IA-CEPA juga mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Untuk mendorong optimalisasi IA-CEPA, dalam forum Pertemuan Menteri Perdagangan dan Investasi Indonesia dan Australia pada 6 Juli 2021 lalu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia meluncurkan Katalis, program yang menghubungkan dunia usaha, akademisi, dan sektor publik dari kedua negara untuk bisa berkolaborasi secara efektif. Katalis berperan sebagai pendorong kolaborasi dan keikutsertaan Indonesia dalam rantai nilai global, searah dengan Visi Indonesia 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045.

Program Katalis ini diharapkan dapat membawa perluasan akses pasar, integrasi pasar yang lebih baik, dan kemampuan yang lebih tinggi terutama di bidang manufaktur pangan dan sektor jasa. Untuk mengusung program ini semua pihak akan dikerahkan, termasuk pemerintah, pihak swasta dan akademisi agar dapat memanfaatkan peluang berharga yang disediakan Katalis berupa nasihat terpercaya, jaringan lokal, wawasan pasar, dan pengembangan kemampuan bagi setiap pemangku kepentingan. Pemerintah Indonesia menyambut baik tonggak pencapaian ini bagi masa depan yang menjanjikan untuk kemitraan ekonomi Indonesia-Australia yang lebih dalam.

IA-CEPA juga dibentuk dengan konsep "economic powerhouse" yaitu kolaborasi kedua negara dengan saling memanfaatkan keunggulan dan produktivitas masing-masing untuk menyasar akses pasar di negara ketiga, misalnya pada industri makanan olahan berbahan dasar gandum seperti mie instan yang dapat memperoleh bahan baku gandum Australia dengan harga yang lebih bersaing sehingga produk mi instan Indonesia lebih kompetitif di pasar global.

Kemudian dari segi iklim investasi, IA-CEPA akan memberikan perlindungan investor yang lebih baik. Terdapat 400 perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia dan dengan IA-CEPA diharapkan investasi Australia akan bertambah, baik secara kuantitas maupun kualitas, khususnya di sektor pendidikan tinggi, kesehatan, industri, konstruksi, energi, pertambangan, pariwisata, dan keterampilan (vokasi). Peningkatan di berbagai sektor tersebut diharapkan mampu menjadi dorongan bagi Indonesia untuk melesat masuk ke top 10 negara tujuan investasi Australia dan dapat mendorong daya saing Indonesia di kancah global.

Keuntungan yang didapat Pemerintah Indonesia dari kerjasama ini antara lain, dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia menjadi nol persen. Hal ini merupakan hasil yang positif, karena seluruh produk  Indonesia yang masuk ke pasar Australia tidak akan dikenakan bea masuk.  Di sektor perdagangan jasa, Indonesia akan mendapatkan akses pasar perdagangan jasa di Australia, antara lain kenaikan kuota visa kerja dan liburan, yaitu dari 1000 visa menjadi 4100 visa di tahun pertama implementasi IA-CEPA dan akan meningkat sebesar 5 persen di tahun-tahun berikutnya. 

Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan berbagai program peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti program magang yang dibuat berdasarkan kebutuhan sektor industri dan ekonomi Indonesia yang berkaitan langsung dengan investasi Australia di sektor pendidikan kejuruan. Program ini menyediakan 200 visa magang untuk sembilan sektor prioritas, yaitu pendidikan, pariwasata, telekomunikasi, pengembangan infrastruktur, kesehatan, energi, pertambangan, jasa keuangan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Selanjutnya, ada juga program pertukaran tenaga kerja antarperusahaan Indonesia-Australia melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) atau Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serta peningkatan standar profesi Indonesia yang akan dimulai dengan adanya kesepakatan terkait pengakuan pada profesi teknisi dan insinyur. 

Keunggulan IA-CEPA dibandingkan perjanjian perdagangan lainnya yaitu adanya kerja early outcomes yang berjalan bersamaan dengan dirundingkannya IA-CEPA. Menurut Mendag, program early outcomes dilaksanakan untuk menumbuhkan saling percaya di antara kedua negara. Program early outcomes IA-CEPA meliputi Indonesia-Australia Business Partnership Agreement (IA-BPG), Red Meat and Cattle Partnership, jasa keuangan, proyek pertukaran pengembangan keterampilan, pendidikan dan pelatihan vokasi, Indonesia Food Innovation Center (IFIC), pengembangan desain pakaian dan perhiasan, produk-produk herbal dan spa, pengawasan standar obat dan makanan, dan proyek pemetaan standar.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun