Thalassophobia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketakutan yang berlebihan terhadap lautan. Ketakutan ini dapat mencakup makhluk laut dalam, ombak besar, arus laut yang kuat, atau bahkan luasnya lautan itu sendiri.
Mereka yang menderita thalassophobia cenderung mengalami ketakutan atau ketakutan yang luar biasa saat berhadapan dengan lautan. Melihat gambar lautan, menonton video ombak besar, atau bahkan mendengar suara deburan ombak bisa memicu reaksi takut. Mereka juga mengalami gejala fisik seperti berkeringat, jantung berdebar, dan sesak napas.
Thalassophobia tidak memiliki penyebab yang diketahui. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa pengalaman traumatis yang terkait dengan lautan, seperti tenggelam, diserang hiu, atau menyaksikan orang lain tenggelam, dapat menjadi sumber fobia ini. Diduga bahwa faktor genetik dan lingkungan juga berperan.
Thalassophobia dapat memiliki dampak yang signifikan pada orang yang mengalaminya. Sangat terbatas bagi penderita untuk melakukan aktivitas rekreasi di pantai atau aktivitas laut lainnya. Selain itu, bepergian dengan kapal laut akan sangat dihindari. Kualitas hidup jelas terganggu oleh keadaan ini.
Terapi untuk thalassophobia termasuk konseling, terapi perilaku kognitif, dan hypnosis. Tujuannya adalah membantu penderita mengendalikan ketakutannya terhadap lautan secara bertahap. Untuk membantu penderita menjalani kehidupan normal, teman dan keluarga harus memberikan dukungan psikologis. Thalassophobia sebenarnya cukup umum, meskipun masih dianggap tabu. Penderita thalassophobia dapat kembali menikmati pemandangan lautan yang indah tanpa takut. Lautan yang luas seharusnya menjadi tempat untuk bersantai, bukan untuk takut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H